0

LIPI Buat Penyimpanan Air untuk Musim Kemarau

Saat ini, teknologi penyimpanan air buatan tersebut sudah diaplikasikan di sebuah pulau.

Saat ini teknologi penyimpanan air buatan tersebut sudah diaplikasikan di sebuah pulau kecil di Sulawesi Selatan yakni pulau Kapoposan. (Antara/ Akbar Nugroho Gumay)

VIVAnews
- Keterbatasan daya dukung air di kawasan berpenduduk padat dapat menyebabkan kekeringan saat musim kemarau. Belum lagi, masyarakat cenderung hanya ingin mengambil air dari dalam tanah, tanpa melakukan upaya pelestarian sumber air dalam tanah tersebut.

Sebagai langkah antisipasi atas persoalan di atas, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan solusinya dengan menggunakan teknik penyimpanan air buatan dalam tanah untuk digunakan sebagai cadangan, saat musim kemarau tiba.

Teknik ini dinamakan Artificial Storage and Recharge of Groundwater (ASRG), yang dapat disebut juga dengan Simpanan dan Imbuhan Buatan Air Tanah (SIMBAT). Teknik ini merupakan salah satu aplikasi dari cabang ilmu geofisika dalam mengekplorasi sumber daya kebumian.

Prinsip SIMBAT adalah memasukkan air tawar yang berasal dari air hujan ke dalam aquifer (air dalam tanah). Metode tahanan jenis ini sangat berperan dalam menunjukkan penyebaran lensa aquifer buatan yang berisi air tawar.

“Pemicunya adalah kolam air yang kemudian diinjeksikan ke lapisan aquifer,” kata Edi Prasetyo Utomo, penemu teknologi tersebut yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset LIPI di Jakarta, Jumat 11 November 2011.

Dari dalam tanah, Edi menyebutkan, ia kemudian disalurkan ke berbagai arah sesuai radius yang proporsional. “Ini dianggap mampu memberikan kecukupan air yang memadai dalam suatu daerah,” ucapnya. “Untuk kedalaman, injeksi menyesuaikan dengan aquifer".

Untuk injeksi, dibutuhkan air yang besar antara 1.500 hingga 3.500 meter kubik per hari. Setelah diinjeksi, permukaan air dalam tanah dimonitor secara kontinu.

“Nah, nanti air tanah naik, kemudian disalurkan ke dalam radius sesuai sumber daya injeksi,” tutur Edi. “Dengan teknik ini, suatu daerah tidak akan mengalami kekurangan air. Dari sini, akan diketahui, misalnya daerah ini sumber daya airnya melimpah atau tidak”.

Edi menyebutkan, saat ini teknologi itu sudah diaplikasikan di sebuah pulau kecil, yakni Kapoposan, Sulawesi Selatan.

“Daerah pulau kecil sangat tertolong dengan teknik ini, karena hampir sebagian besar pulau-pulau kecil daya dukung airnya sangat sedikit dibandingkan dengan kepadatan penduduk yang tinggi,” kata Edi.

“Pada pulau kecil juga jarang dijumpai sungai permanen atau danau. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sampai di mana posisi penyebaran air tanah, baik vertikal maupun horizontal setelah dilakukan proses imbuhan buatan,” ujarnya.

Edi menyebutkan, metode ini juga cocok diterapkan untuk perumahan, gedung kantor, dan real estate. Metode ini juga sekaligus berfungsi untuk pengetahuan masyarakat agar tidak hanya mengambil air, tapi dibarengi dengan upaya penyimpanan air. “Jangan hanya ambil saja, kita juga mesti menyimpan air,” tuturnya. (art)



VIVAnews
0

Kemristek, google, yahoo, microsoft jalin kerja sama

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi bersama Google, Yahoo, Microsoft, dan komunitas teknologi informasi dan komunikasi dalam negeri berkomitmen untuk bekerja sama meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap TIK.

"Di sini telah berkumpul Google, Yahoo, Microsoft, komunitas TIK, komunitas open source dan pemerintah. Mari bekerja sama meningkatkan akses masyarakat kepada TIK dan internet," kata Asisten Deputi Iptek Industri Strategis Kemristek Kemal Prihatman pada diskusi tentang "Dukungan Komunitas terhadap Pengembangan Inovasi TIK" di Jakarta, Jumat.

Diskusi tersebut juga dihadiri antara lain oleh Country Lead Public Policy and Goverment Affair Southeast Asia Google Mike Orgill, Country Manager Yahoo Indonesia Pontus Sonnersteds, Director of Corporate Affair Microsot Indonesia Chrisma Albanjar, Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Kemenkominfo Aswin Sasongko, pegiat TIK Nasional Onno W Purbo, Ketua Umum Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) Betty Alisjahbana, Ketua ICT Watch Donny BU, dan komunitas lainnya.

Kerja sama tersebut, lanjut Kemal, misalnya pemerintah yang membangun infrastruktur dan memberi insentif kepada pelaku TIK, Yahoo meminjamkan peralatan dan kendaraan untuk bermobilitas, atau Google memberi pelatihan UKM. "Kita perlu sama-sama bergerak dan bersinergi," katanya.

Indonesia, katanya, memang sedang mengembangkan kluster Indonesia Science Technology Park (ISTP) di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong yang luasnya 460 ha di mana sudah berdiri menara untuk uji Broadband Wireless Access (BWA) dan 30 lab iptek yang akan disusul lab TIK.

"Jangan takut mereka menjajah, atau berpandangan mereka sebagai musuh. Tapi bagaimana kita bisa bermitra dan bisa memanfaatkan kelebihan mereka. Sementara mereka juga mendapat pasar. Daripada dilepas nanti mereka main sendiri-sendiri," kata Kemal.

Ia mengatakan, pihaknya sedang menyusun kegiatan TIK nasional ke arah pengembangan konten yang dirasa masih kurang.(D009)


Antaranews
0

Alat Deteksi Katarak Produk Dosen Unsoed Dilirik Konglomerat Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokero, patut berbangga. Hasil temuan salah seorang staf pengajarnya, dilirik banyak konglomerat untuk diproduksi secara massal. Tawaran tak hanya datang dari konglomerat asal Indonesia saja, tapi juga dari konglomerat Jepang dan Cina.

Temuan itu berupa alat deteksi dini penyakit Katarak. Sedangkan orang yang menemukan adalah Dr Eng Retno Supriyanti ST MT, yang kini menjadi staf pengajar di Program Studi Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. ''Saat ini, Bu Retno masih berada di Jepang untuk melakukan riset yang lain. Tapi saya mendapat informasi ini dari email Bu Retno yang dikirim ke saya,'' kata Humas Keluarga Alumni Unsoed, Alief Einstein, Jumat (11/11).

Einstein juga menyebutkan, dalam surat elektroniknya tersebut, Retno dengan mendiskusikan tawaran dari konglomerat Indonesia tersebut, dengan anggota tim penemu lain yang seluruhnya berasal dari Nara Institute of Science and Technology, Jepang. ''Sampai saat ini, Bu Retno memang belum melakukan negoisasi secara langsung dengan konglomerat tersebut, tapi tawaran itu sudah ada,'' katanya.

Menurutnya, meski temuan itu disebutkan sebagai temuan tim dari Nara Institute of Science and Technology (NIST), namun temuan itu sejatinya memang hasil rekayasa teknologi yang dilakukan Retno. Hal ini karena desertasi program doktoral di NIST yang dibuat Retno, menyangkut pembuatan alat deteksi dini katarak, dengan judul desertasi Cataract Screening Techniques under Limited Health Facilities.


Republika

0

Biznet Technovillage, Proyek Data Center Ambisius

INILAH.COM, Jakarta - Proyek seluas dua hektar di Cibubur Jawa Barat menjadi salah satu ambisi dari Biznet Network untuk membangun data center di Indonesia yang diberi nama Biznet Technovillage.

Data Center One itu telah melalui tahapan topping off yang digelar secara resmi di hari istimewa jum'at (11 11 11), dengan tema: Topping Off Ceremony Data Center One di kawasan Riverside, Cibubur, Jawa Barat. Bangunan ini diperuntukan back up system data center perusahaan yang kian hari semakin besar dan penting.

Presiden Direktur Biznet Adi Kusma mengungkapkan, fasilitas terbaru yang diperkirakan rampung pada Februari 2012 itu mampu menampung hingga 2.000 rak. Jauh lebih besar kapasitasnya dibandingkan data center pertama yang hanya mampu menampung 200 rak. Perusahaan menyiapkan investasi untuk bisnis data center di Indonesia ini senilai Rp350 miliar.

Perusahaan perusahaan operator penyelenggara telekomunikasi dan multimedia di bawah bendera PT Supra Primatama Nusantara itu menargetkan pada tahun pertama bisa menggaet 200-300 perusahaan yang menyewa fasilitas data center. Biznet rencananya akan mengenakan tariff US$1.000-1.500 per bulan.

“Fasilitas yang kami bangun sekaligus mengantisipasi kebutuhan perusahaan dalam back up system data center. Terutama di industri keuangan dan perbankan,” paparnya. Apalagi BI mengharuskan bank swasta asing dan nasional memiliki back up system server yang berjarak minimal 40 km dari kantor pusat, apabila kantor pusat berlokasi di Jakarta. Ini untuk menjamin keamanan database perusahaan saat terjadi bencana alam.

Biznet telah menyiapkan jaringan kabel serat optik dengan akses data hingga 10 gigabyte per second (Gbps) untuk mendukung layana data center ini. Rencananya perseroan akan menambah jaringan kabel optiknya menjadi 20 ribu kilometer hingga akhir 2012dari saat ini yang baru mencapai 2.500 km.

Pembangunan kawasan data center ini cukup menggiurkan bagi pendapatan perseroan. Saat ini jumlah pelanggan Biznet mencapai 15.000 pelanggan, baik pelanggan korporasi maupun ritel. Dengan ekspansi ini perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan pelanggan 40%-45% tahun depan.

Tak heran jika Biznet berani menargetkan proyek ini akan mencapai break event point (BEP) pada tahun kelima. Hal ini berdasarkan asumsi, apabila jumlah permintaan terhadap data center terus meningkat setiap tahun,

Tak hanya menggiurkan dari sisi bisnis. Tempat ini diharapkan dapat menjadi sarana penelitian, telekomunikasi, media dan perusahaan outsourcing operasi untuk kantor, pusat penelitian, produksi media, pusat outsourcing, dan fasilitas back up.

Selain itu pusat data ini juga dibangun dengan konsep ramah lingkungan yang unik dipadu dengan teknologi tinggi. Bangunan baru ini merupakan hasil rancangan Andra Matin bersama arsitek lansekap dunia Denise Salinger dari St Legere Desain Internasional. Tak hanya itu, fasilitas ini juga akan disuplai dari pembangkit listrik milik sendiri dengan kapasitas 20 megawatt.

Biznet serius menggarap fasilitas data center ini seiring makin tingginya permintaan komputasi awan di Indonesia. Hal ini menjawab dengan aktivitas perusahaan domestik yang mulai melakukan efisiensi di bidang data center.

Lewat komputasi awan perusahaan dapat memanfaatkan akses yang bisa dilakukan pelanggannya melalui jaringan internet. Sehingga pengguna dalam hal ini perusahaan-perusahaan tidak perlu berinvestasi server.

Saat ini tidak banyak perusahaan yang serius menggarap fasilitas data center ini. Selain Biznet, ada juga bisnis data center milik PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Telkomsigma berencana membangun data center di lahan seluas 12 ribu meter persegi dengan luas server room mencapai 15 ribu meter persegi. [mdr]


Inilah

0

JuraganGadget.com, Portal Jual-Beli Gadget

Kepercayaan masyarakat terhadap transaksi jual beli online sedang tumbuh.

Tren lain tengah terjadi adalah mulai tumbuhnya kepercayaan masyarakat akan transaksi jual beli online di Indonesia. (juragangadget.com)

VIVAnews
- Transaksi online di Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Di sisi lain, permintaan pasar atas gadget mutakhir dengan harga yang terjangkau juga terus meningkat. Peluang ini dimanfaatkan oleh PT Satusolusi Intermedia Utama untuk menghadirkan portal khusus untuk itu.

“Pecinta gadget di Indonesia mulai terbiasa dengan aktivitas jual beli secara online,” kata Abbi Angkasa Perdana, Presiden Direktur PT Satusolusi Intermedia Utama di Jakarta, 11 November 2011. “Kami coba mewujudkan kebiasaan mereka dalam wadah situs www.juragandagdget.com,” ucapnya.

Abbi menyebutkan, pihaknya mendirikan portal tersebut dilandasi oleh terus meroketnya permintaan pasar akan gadget terbaru.

“Saat ini, gadget di bawah Rp5 juta sedang booming dan terus boosting. Sementara gadget mahal seperti iPhone 4S juga terus diburu meskipun harganya masih Rp12 juta. Ini semua karena banyak pecinta gadget yang ingin jadi yang pertama memiliki,” ucap Abbi.

Dari pantauan, kata Abbi, perilaku konsumen di Indonesia juga cukup unik. “Semua segmen dilahap, mulai dari mahal sekali sampai murah sekali. Pasar gadget bisa dibilang pasar yang tak akan pernah surut di Indonesia,” sebutnya.

Mahal Sedikit

Menurut Abbi, satu alasan lain yang membuat pihaknya optimistis menghadirkan portal jual-beli gadget adalah perubahan tren dalam belanja gadget. Ia menilai, masyarakat pecinta gadget mulai berani membelanjakan uang lebih banyak demi mendapatkan purna jual yang lebih bagus.

“Mahal sedikit tak mengapa bagi mereka asalkan di kemudian hari mereka tetap aman,” kata Abbi. “Fenomena ini terjadi sejak 'kasus iPad' yang heboh belakangan ini,” ungkapnya.

Tren lain yang tengah terjadi adalah mulai tumbuhnya kepercayaan masyarakat akan jual beli online di Indonesia. “Saat ini, direct selling untuk online transaction kita naik 170%. Sementara yang walk-in ke pusat perbelanjaan fisik seperti di mal dan toko-toko penjualan alat elektronik cenderung flat, itu sebabnya kita menghadirkan lini khusus untuk belanja online,” jelas Abbi. (ren)



VIVAnews
0

Inilah Pemenang "Qt ITB Programming Contest 2011"


Qt ITB Programming Contest 2011

BANDUNG, KOMPAS.com
- Semakin menjamurnya penggunaan ponsel dan smartphone di Indonesia membuat permintaan akan aplikasi mobile atau apps pun meningkat, terutama untuk aplikasi dengan bahasa dan konten lokal. Untuk meningkatkan kompetensi di bidang pemrograman mobile, Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama Nokia Developer menggelar "Qt ITB Programming Contest 2011".

Qt ITB Programming Contest 2011 adalah kontes tahunan pemrograman yang tahun ini memasuki tahun kedua bertujuan untuk menghadirkan kompetisi pemrograman dengan standar yang tinggi dan dapat meningkatkan level kompetisi pemrograman di Indonesia.

"Kami berharap kompetisi ini dapat memperkuat wakil Indonesia di ajang kompetisi Internasional,", kata Ketua Program Studi Teknik Informatika, Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati, M.Comm.

Qt ITB Programming Contest 2011 juga berusaha mengenalkan tingginya potensi pengembangan aplikasi berbasis mobile. Qt adalah kakas pemrograman yang dapat dimanfaatkan sekaligus untuk mengembangkan aplikasi baik desktop maupun mobile.

"Kami berusaha memberikan dukungan paling maksimal kepada para pengembang lokal muda terbaik agar mereka dapat menyalurkan talentanya melalui kompetisi ini," ujar Narenda Wicaksono, Developer Manager Nokia Indonesia.

Lomba pemrograman ini terbagi dalam dua kategori untuk tingkat SMA dan perguruan tinggi. Lomba pemrograman tingkat SMA mengacu pada kontes International Olympiad in Informatics (IOI) yang mana setiap tahun Indonesia selalu mengirimkan wakilnya. Sedangkan, lomba tingkat perguruan tinggi mengacu pada kontes International Collegiate Programming Contest (ICPC) yang diselenggarakan oleh Association for Computing Machinery (ACM).

Rangkaian kegiatan Qt ITB Programming Contest 2011 dimulai dengan babak penyisihan yang diselenggarakan pada secara online. Untuk tingkat perguruan tinggi dilaksanakan pada tanggal 15 November 2011 dan diikuti oleh 91 tim. Penyisihan untuk tingkat SMA dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2011 dan diikuti oleh 160 peserta.

Babak final dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 November 2011 di Kampus ITB. Para peserta hadir dari berbagai SMA dan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Setelah pertarungan sengit selama 5 jam nonstop dalam Final Qt ITB Programming Contest 2011, akhirnya diperoleh kontestan terbaik yang berhak menyandang gelar Code Champion.

Code Champion tingkat SMA adalah sebagai berikut:

  • Gold Medallist, Jessica Handojo dari SMA Santa Ursula Jakarta
  • Silver Medallist, Jonathan Irvin Gunawan dari SMAK 1 BPK Penabur Bandung
  • Silver Medallist, Muhammad Aji Muharrom dari MAN Insan Cendekia Serpong
  • Silver Medallist, Michael Desmond dari SMAK 5 BPK Penabur Jakarta
  • Bronze Medallist, Cakra Wishnu Wardhana dari SMAN 8 Yogyakarta
  • Bronze Medallist, Muhammad Yafi dari SMAN 1 Yogyakarta

Sedangkan Code Champion tingkat Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:

  • Juara 1, Tim FlyingBee (Reinhart, Hudi, Shenita) dari Bina Nusantara
  • Juara 2, Tim Saklar Lhompat (Ashar, Berty, Aji) dari Universitas Indonesia
  • Juara 3, Tim TC Faster Acquiring (Angga, Fajrin, Teguh) dari ITS Surabaya
  • Juara Harapan 1, Tim cao_cao (Yudhi Umar, Harrison, Budiman) dari STIMIK Mikroskil Medan
  • Juara Harapan 2, Tim Algorythmists (Kemal, Fedric, Febri) dari Universitas Indonesia.


KOMPAS
0

Ilmuwan enam negara teliti pengelolaan Gambut

Pekanbaru (ANTARA News) - Ilmuwan berbagai dispilin ilmu dari enam negara mempelajari dan meneliti pemanfaatan lahan gambut untuk kegiatan ekonomi secara bijaksana dan berkelanjutan tanpa harus merusak lingkungan.

Dalam kegiatan di lapangan, para ilmuwan itu akan mempelajari tata kelola air dalam pengelolaan hutan tanaman industri di lahan gambut yang selama ini diterapkan RAPP, kata Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Mulia Nauli di Pekanbaru, Kamis,

"Kita juga akan perkenalkan kepada mereka bagaimana cara mengukur emisi gas karbon di lahan gambut, serta pengenalan tanaman akasia crassicarpa, mulai dari pembibitan sampai panen dan pengolahannya menjadi pulp dan kertas," kata Mulia.

Menurut dia, RAPP akan menunjukkan kepada ilmuwan lokal, nasional, dan internasional mengenai praktik yang baik (best practices) dalam perencanaan dan pengelolaan hutan tanaman industri di lahan gambut sebagai salah satu bentuk pemanfaatan lahan yang terbukti dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial dan ekologi secara berkelanjutan.

"Yang kita paparkan dalam kegiatan di lapangan ini didasarkan pada pengalaman PT RAPP dalam mengelola hutan tanaman industri di lahan gambut selama lebih dari 3 rotasi tanaman atau hampir 20 tahun."

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Riau, Zulkifli Yusuf, menyebut selama ini ada yang salah dengan persepsi para ahli kehutanan dan lingkungan di luar negeri mengenai sektor kehutanan Indonesia.

Salah persepsi itu terkait kampanye negatif yang menyatakan Indonesia sebagai negara perusak hutan nomor satu di dunia, katanya.

Padahal, menurut dia, pembangunan hutan tanaman Industri (HTI) yang dilakukan Indonesia, termasuk juga pengembangan HTI di Riau, justru mampu memperbaiki kualitas lingkungan dan tutupan lahan.

Dia berharap ilmuwan yang tergabung dalam delegasi Internastional Field Science Summer School (IFES) 2011 dapat membuktikan di lapangan bahwa kampanye negatif itu tidak benar.

"Aktifitas kebun dan hutan tanaman di lahan gambut di Riau ini terkelola baik. Tinjauan lapangan ini akan membuktikan HTI bisa menangkal kampanye isu yang berkembang itu," kata Zulkifli yang menyebut lahan gambut di Riau ada seluas 6,4 juta hektare.

Selain penelitian, delegasi IFES dari Jepang, India, Indonesia, Mongolia, China, dan Malaysia ini juga akan mengikuti seminar dan workshop untuk membahas hasil penelitian dilapangan tentang gambut tropika. Acara ini juga akan diikuti peserta kalangan profesional dan pemerintah.

Penelitian mengenai pengelolaan lahan gambut itu merupakan bagian dari kegiatan summer school 2011 yang diprakarsai IPB bekerja sama dengan PT Riau Andalan Pulp dan Hokkaido University 8-19 November 2011.

Hanna Wijaya dari IPB menyatakan Tinjauan lapangan ini merupakan kesempatan terbaik untuk membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemampuan mengelola gambut tanpa mengabaikan prinsip-prinsip kelestarian.

"Ini pertama kali tiga pilar yakni akademisi, dunia usaha, dan pemerintah memberikan persepsi yang sama kepada pihak luar tentang pengelolaan gambut tanpa mengabaikan kelestarian dan kesejahteraan masyarakat sekitar," kata Hanna.

Ia menjamin delegasi IFES yang berasal dari beberapa regional di dunia ini akan mendapat lebih memahami soal pengelolaan gambut di Indonesia. Sebelumnya IFES juga sudah melakukan penelitian di padang rumput yang luas di Mongolia dan hutan tundra di Siberia.

"Dengan tinjauan dan telitian di lapangan akan ada pengetahuan tambahan yang selama ini tidak diketahui termasuk pendapat minimnya pengelolaan gambut oleh Indonesia," jelas dia.

Ryusuke Hatano dari Hokkaido Unversity, menyebut keterlibatan RAPP dan IPB akan memaksimalkan pengetahuan soal pengelolaan lahan gambut dengan model teknologi yang sudah diadaptasi.

Menurut Hatano, lahan dengan karakteristik berbeda juga harus ditangani dengan pengelolaan yang berbeda juga. Ia menilai tak mungkin pengelolaan gambut di Indonesia sama dengan pengelolaan wetland (lahan basah) di Jepang terutama terkait dengan isu perubahan iklim.

Menurut Mulia Nauli program kerja sama dengan universitas ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk senantiasa mendiseminasikan mengenai pengelolaan lahan gambut secara bijak dengan menerapkan teknologi yang tepat guna.

Perseroan membuka diri untuk berbagi pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan lahan gambut untuk tujuan pengelolaan hutan tanaman lestari, baik dengan pemangku kepentingan yang ada di Riau, nasional, dan internasional, katanya. (A027/R010)


Antaranews
0

IPB dominasi karya inovatif sepanjang 2008-2011

Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto (Foto ANTARA)

Bogor (ANTARA News) - Rektor Institut Pertanian Bogor Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc Kamis mengatakan, dalam empat tahun terakhir, perguruan tinggi yang dipimpinnya tampil sebagai penghasil terbanyak karya-karya inovatif unggulan se-Indonesia.

"Selama empat tahun terakhir, IPB merupakan perguruan tinggi yang paling banyak menghasilkan karya-karya inovatif di Indonesia," papar Prof Herry Suhardiyanto.

Oleh karena itu, untuk merefleksikan peran besar IPB dalam menghasilkan karya-karya inovatif, perayaan Dies Natalis ke-48 2011 mengangkat tema besar "Inovasi IPB menuju Era Baru Pertanian Indonesia".

Untuk mendongkrak peningkatan jumlah penelitian dan pengembangan kualitas karya-karya imovatif yang dihasilkan, pada Rabu, IPB menggelar Sidang Terbuka Dies Natalis ke-48 di GWW, Darmaga, Bogor, menghadirkan Menteri Riset dan Teknologi Prof Dr Gusti Muhammad Hatta.

Menurut Prof Herry Suhardiyanto, pada beberapa tahun terakhir, karya-karya inovatif yang dihasilkan IPB selalu mendominasi. Hal ini mencerminkan kualitas penelitian yang dilakukan IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Tanah Air.

"Kompetisi ini sangat ketat karena diikuti oleh banyak karya inovatif dari berbagai instansi dari seluruh Indonesia serta juri independen dari kalangan bisnis dan praktisi," imbuhnya.

Pada seleksi "Karya Inovatif Paling Prospektif" yang digagas Kementerian Riset dan Teknologi RI bekerja sama dengan Bussiness Inovation Center selama empat tahun berturut-turut, yaitu antara 2008 hingga 2011 hasil inovasi IPB selalu mendominasi.

Prof Herry Suhardiyanto menuturkan, pada seleksi 103 Karya Inovatif Paling Prospektif 2011, tercatat 35 inovasi alias hampir 34 persen adalah karya-karya dosen dan peneliti IPB.

Prestasi lebih fenomenal ditunjukkan IPB pada 2010. "2010 adalah tahun fenomenal bagi IPB. Pasalnya, dari 102 karya inovasi paling prospektif, sebanyak 51 alias 50 persennya adalah karya dosen dan peneliti IPB," tegas Prof Herry.

Pada 2009, dari 101 karya inovatif paling prospektif, tercatat sebanyak 24 karya inovatif hasil penelitian dosen dan peneliti IPB.

Sedangkan pada 2008, dari 100 karya inovatif paling prospektif, dosen dan peneliti IPB berhasil mencatatkan 24 karyanya.(ANT-053/B013)



Antaranews
0

Tender Radar Bandara

TRIBUNNNEWS.COM JAKARTA - Pemerintah segera melakukan tender pengadaan radar bandara untuk memperbarui radar yang ada saat ini. Investasi radar baru diperkirakan memakan daana Rp 700 miliar.

Radar yang terdiri dari perangkat sistem jaringan pengatur lalu lintas udara Jakarta Automated Air Traffic Control System (JAATS) akan dipasang di Bandara Soekarno-Hatta dan fungsinya menggantikan JAATS lama yang masih beroperasi.

Menteri Perhubungan, EE Mangindaan mengatakan, JAATS yang sekarang ini digunakan bandara paling sibuk di Indonesia itu usianya sudah cukup tua atau 15 tahun.

Padahal, Berdasarkan ketentuan International Civil Air Organization (ICAO), perangkat sistem Air Traffic Control (ATC) hanya bisa dioperasikan maksimal 10-15 tahun.

"Karenanya saya minta agar dilakukan penggantian perangkat radar segera dilakukan karena perangkat itu penting untuk keselamatan, kelancaran dan kenyamanan penerbangan," kata Mangindaan di Jakarta, Rabu (9/11/201).

Dengan JAATS baru, jelasnya, jangkauan radar akan semakin luas yaitu hingga di Papua, Australia dan Pulau Natuna. Padahal Indonesia masih memiliki radar di timur Indonesia yang di pasang di bandara Hasanuddin, Makassar.

Deputi Senior Manager PT Angkasa Pura II cabang Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Mulya Abdi mengatakan, sebenarnya sistem radar di wilayah barat telah dilakukan berlapis-lapis.

Selain JAATS, diback up dengan Jakarta Automatic Aircraft Control System (JASS), Emergency Jakarta Air Traffic System (e-JATS) dan sistem manual.

"Jadi sebenarnya untuk sistem radar di barat Indonesia sudah prima. Kami juga terus melakukan pembaruan dan modernisasi," jelasnya.

Saat melihat perangkat ATC yang dioperasikan Angkasa Pura (AP) II tersebut, Menhub langsung meminta agar perangkatnya segera diganti. Perangkat cadangan baru ini nantinya akan langsung menggantikan posisi perangkat JAATS yang ada sekarang.

Menurut Menhub, selama pengadaan JAATS yang baru untuk pengganti yang ada saat ini belum selesai, AP II sudah harus menyiapkan perangkat untuk back up atau cadangan. Perangkat cadangan JAATS ini harus sudah siap operasi paling lambat Desember tahun ini atau Januari 2012.

Penyiapan perangkat jaringan sistem radar yang baru itu, kata Mangindaan, harus diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Khusus di Bandara Soekarno-Hatta ini, masih dibutuhkan 100 personil ATC untuk menambah pelayanan.

Bagi Menhub posisi tenaga ATC itu sangat penting, dengan demikian AP-2 diminta agar memperhatikan kesejahteraanya. Tenaga ATC ini memiliki tanggung jawab pekerjaan yang tinggi dengan konsentrasi penuh demi keselamatan penerbangan.

"Kesejahteraan kepada tenaga ATC itu sangat perlu agar mereka benar-benar bisa kerja tanpa harus memikirkan masalah keuangan. Mereka ini beda, karena itu saya minta ini diperhatikan," kata Menhub.

Hasil peninjauan di lapangan, Menhub menyimpulkan, program yang sedang dijalankan AP II dan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub tentang pembangunan gedung dan jaringan radar baru di Soekarno-Hatta nantinya akan jauh lebih baik. "Jangkauannya tentu lebih luas dari yang ada saat ini," kata Menhub.


Tribunnews

0

Indonesia Produksi 'Hummer' di Pindad

Jakarta - Indonesia sedang mengembangkan produksi kendaraan taktis (Rantis) dalam negeri di PT Pindad Bandung. Diharapkan Rantis lokal ini bisa sejajar dengan Hummer produksi Amerika Serikat (AS).

"Kita akan mengembangkan industri kendaraan taktis, ya kayak Hummer. Ini sudah dikerjakan oleh Pindad. Kita harapkan dalam waktu beberapa bulan ini selesai. Itu joint production," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro usai rapat soal alutsista di Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).

Menurut Purnomo, Rantis ini nantinya akan digunakan oleh pasukan khusus Indonesia maupun brigade-brigade tempur TNI. Pemerintah saat ini terus berusaha mengembangkan BUMN strategis untuk mencukupi kebutuhan alutsista TNI dan Polri. Berbagai cara dilakukan, mulai dari penyertaan modal negara hingga mengembangkan pasar untuk menjual alutsista buatan Indonesia.

"Bagaimana kita mendorong agar terjadi pergeseran yang tadinya impor kemudian produksi bersama kemudian juga bisa jadi produksi dalam negeri," jelas Purnomo.(rdf/gah)


detikNews
0

BATIC Diharapkan Jadi Acuan Operator Telekomunikasi Dunia

Bali Annual Telkom International Conference

JIMBARAN, KOMPAS.com - Operator-operator telekomunikasi dari berbagai negara berpartisipasi dalam BATIC (Bali Annual Telkom International Conference), di Avaya Spa and Resort, Jimbaran, Bali, 8-11 November 2011.

Pada pertemuan kali ini dibahas mengenai tantangan baru bagi operator untuk mencari sumber pendapatan baru di tengah persaingan yang semakin ketat dan ARPU (average revenue per user) yang terus menurun. BATIC pertama kali digelar tahun 2010 dan tahun ini adalah yang kedua kali.

Penyelenggara konferensi ini adalah Telin (Telkom International), yakni anak perusahaan Telkom Indonesia yang bergerak dalam bisnis dan investasi di luar negeri.

Telin berharap kegiatan BATIC bisa menjadi agenda tahunan yang mjadi acuan operator telekomunikasi di dunia. "Nantinya, kita ingin BATIC ini menjadi kalender rutin operator telekomunikasi di dunia," kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telin dalam konferensi pers, Rabu (9/11/2011).

Ia mengatakan, nama BATIC sengaja dipilih karena berasosiasi dengan kata batik yg khas Indonesia sehingg acara ini sekaligus menjadi promosi bagi Indonesia. Apalagi, saat ini belum ada konferensi internasional khususnya di bidang telekomunikasi yang rutin dilakukan di Indonesia.

BATIC baru digelar mulai 2010 dan ke depan akan menjadi agenda tahunan. Kalau saat ini digelar November, pada 2012 akan digelar pada Juli. Selanjutnya, Telin berharap dapat menggelar setiap April.

Ririek mengatakan saat ini ada tiga agenda rutin yang selalu dihadiri para operator di dunia. Masing-masing PTC di Hawaii setiap Januari, ITW di Washington DC yang mulai tahun depan dipindah ke Chicago setiap Mei, serta ACC di Cebu, Filipina setiap September. BATIC diupayakan menjadi agenda rutin keempat.

Pertemuan-pertemuan semacam itu bukan hanya untuk berbagi informasi. Sejumlah operator memanfaatkannya untuk menjalin hubungan bisnis termasuk melanjutkan kerja sama yang sudah berlangsung. Telin, misalnya akan memanfaatkan ajang ini untuk memperpanjang sejumlah perjanjian kerja sama dengan beberapa operator dan menandatangani kemitraan antara lain dengan PCCW Hong Kong.

Pada BATIC 2011 tak kurang dari 150 eksekutif dari 62 operator telekomunikasi berbagai negara hadir termasuk dari perusahaan lokal termasuk sejumlah perusahaan ternama. Antara lain Accenture dan McKinsey yang berbagi tren perkembangan teknologi dan layanan telekomunikasi, Google, BlackBerry, Microsoft, Tata, Level 3 USA, China Telecom, Deutsche Telecom, Singtel, dan Hutchison.


KOMPAS

0

Tiga Kota Siap Nikmati Internet 42Mbps

“Namun, dengan catatan kami mendapatkan blok frekuensi kedua di spektrum 3G.”

Layanan tersebut dapat digelar segera, dengan catatan, pemerintah memberikan blok frekuensi 3G kedua pada Axis. (speedtest.net)

VIVAnews
- Axis Telekom Indonesia, anak perusahaan Saudi Telecom Company di Indonesia, yang Mei 2011 lalu mendapatkan investasi sebesar US$1,6 miliar tengah fokus mengembangkan layanan internet dan melakukan ekspansi serta peningkatan kapasitas jaringan.

Dalam waktu dekat, operator tersebut malah sudah siap menghadirkan infrastruktur HSPA+ yang mendukung transmisi data hingga kecepatan 42Mbps di 3 kota besar di Indonesia. Ketiga kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

“Layanan internet kecepatan tinggi tersebut bisa kami gelar dalam waktu singkat, yakni pada Januari 2012 mendatang,” kata Eric Aas, Chief Executive Officer Axis, di Jakarta, 10 November 2011. “Namun, dengan catatan kami mendapatkan blok frekuensi kedua di spektrum 3G,” ucapnya.

Eric menyebutkan, peningkatan kapasitas bandwidth di ketiga kota tersebut dapat langsung dilakukan sesegera mungkin. “Dari sisi infrastruktur dan perlengkapan, kami sudah siap. Semua sudah dipasang, tinggal diaktifkan lalu layanannya diluncurkan,” ucapnya.

Namun, meski Axis belum mendapatkan tambahan blok frekuensi dari pemerintah, mereka terus menggelar layanan berbasis data bagi masyarakat, seperti layanan paket data unlimited hemat Axus Pro yang digelar per hari ini.

Paket data unlimited dengan fair usage policy (FUP) mulai dari 250MB per minggu atau 500MB, 1GB, dan 2GB per bulan tersedia mulai dari harga Rp24.900, Rp49.000, Rp 79.000, dan Rp149.000. Pengguna bisa mendapatkan akses hingga 14,4Mbps tergantung lokasi dan perangkat.

Akan tetapi, setelah mencapai kuota, kecepatan akses Internet akan diturunkan menjadi hingga 128Kbps saja. Jika pengguna ingin kecepatan akses Internetnya kembali, mereka bisa memanfaatkan fitur Speed Booster yang dapat diaktifkan lewat Axisnet. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna kartu Axis Pro ataupun pengguna kartu Axis saat ini.



VIVAnews
0

Telkom Dorong Direksi Telkomsel Kembali Berunding

Demo karyawan Telkomsel (ash/inet)

Jakarta - Telkomsel masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar Telkom. Itu sebabnya, Telkom khawatir aksi mogok kerja ribuan karyawan anak usaha selulernya itu dapat mengganggu pelayanan publik, dan berimbas pada kinerja perusahaan.

"Direksi Telkom (yang juga Komisaris Telkomsel) yang diwakili Rinaldi Firmansyah dan Ermady Dahlan sudah menemui perwakilan dari Sepakat," kata Eddy Kurnia, Head of Corporate Communication & Affair Telkom, di Gedung Telkom Jakarta, Kamis (10/11/2011).

Dalam pertemuan itu, lanjut Eddy, direksi Telkom meminta kepada perwakilan Sepakat untuk berunding kembali.

"Mereka sudah diminta menghentikan demo dan balik lagi ke meja perundingan untuk berbicara dengan direksi Telkomsel. Sebab, yang terkait PKB (Perjanjian Kerja Bersama), areanya ada di direksi Telkomsel sepenuhnya," kata dia.

Wajar saja jika Telkom ikut terusik dengan aksi mogok massal ribuan karyawan di anak usahanya. Sebab, Telkomsel yang memiliki 105 juta pelanggan, masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Telkom, 60%-70%.

Kepemilikan Telkomsel sendiri masih dikuasai sebesar 65% oleh Telkom. Sementara 35% sisanya masih punya SingTel.

"Ini tentu tidak diharapkan. Jangan sampai semua kegiatan itu mengganggu ke pelayanan," harap Eddy.( rou / ash )


detikInet
0

Manajemen Telkomsel menjamin sepenuhnya pelayanan kepada publik, tidak akan terganggu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Telkomsel memastikan layanan kepada pelanggan tidak terganggu akibat aksi pemogokan yang dilakukan oleh Serikat Karyawan Telkomsel (Sepakat) Hari ini.

''Manajemen Telkomsel menjamin sepenuhnya pelayanan kepada publik, tidak akan terganggu dengan adanya aksi mogok kerja nasional ini,'' kata GM Corporate Communication Telkomsel, Ricardo Indra di Jakarta, Kamis (10//11).

Indra menyatakan bahwa persoalan ini ( mogok,red) merupakan bagian dari proses hubungan industrial internal di Telkomsel dan para pihak terkait telah menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan baik dan cepat.

Secara prinsip, Manajemen Telkomsel senantiasa membuka ruang dialog dengan Serikat untuk membahas dan merundingkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, sebab hal seperti ini dapat terjadi di setiap perusahaan dan merupakan bagian dari sebuah proses membangun hubungan industrial yang harmonis dan kondusif.


Republika
0

Paten LIPI melonjak saat pusat inovasi didirikan

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Bambang Subiyanto mengatakan, sejak didirikannya Pusat Inovasi LIPI pada 2001, jumlah paten para peneliti LIPI meningkat tajam.

"Tahun 1963 sampai 2001 paten LIPI cuma enam buah, tapi tahun 2001 hingga 2011 ini paten LIPI meningkat pesat menjadi lebih dari 200 paten," katanya di Jakarta, Kamis, di sela Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) X 2011 yang berlangsung pada 8-10 November.

Pusat Inovasi LIPI, urainya, telah mempermudah para peneliti LIPI mengurus patennya. Dari mulai identifikasi penelitian yang dilakukan para periset, membantu membuat dokumen paten, hingga mendaftarkan paten sekaligus membiayai patennya.

"Jadi peneliti hanya cukup memberi data hasil penelitiannya dan mendiskusikannya dengan kami, misalnya, apa keunggulan inovasinya tersebut, lalu kami akan melengkapinya dengan kajian ekonomi," katanya sambil menambahkan bahwa selama ini peneliti LIPI sulit mendapat paten karena tak mengerti caranya.

Ia mengakui dari 200-an paten tersebut, hanya empat yang sudah diproduksi dan dipasarkan oleh industri, yakni bambu komposit, penghancur jarum suntik, radar pantai dan alat penghancur material menjadi nano. Sisanya baru proses dan masih sekedar prototipe. (D009)




Antaranews
0

Peneliti LIPI yang "kebanjiran" pesanan material nano

Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Nurul Taufiqu Rochman sedang "kebanjiran" pesanan dari kalangan industri untuk membuatkan kosmetik, pupuk, bahan polimer, suplemen makanan hingga ramuan herbal berteknologi nano.

"Sekarang ini banyak permintaan nanoherbal dari kalangan industri, misalnya nanokopi dengan ramuan penambah stamina dari tanaman purwaceng dan pasak bumi," kata Dr Nurul Taufiqu Rochman di sela Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke-10 di Jakarta, yang digelar selama tiga hari mulai tanggal 8-10 November.

Bahan herbal yang diolah menjadi seukuran nano (10 pangkat minus sembilan) jauh lebih mudah terserap ke dalam tubuh sehingga efeknya lebih baik dibanding tanpa teknologi nano, ujar Nurul yang juga memamerkan produknya di salah satu gerai LIPI Expo yang digelar bersama KIPNAS.

Peralatan pembuat bahan herbal seukuran nano ini, lanjut dia, merupakan pengembangan dari peralatan penghancur material yang ia temukan sebelumnya kemudian ditingkatkan kemampuannya dengan putaran mesin yang sangat tinggi serta tekanan dan suhu yang terkontrol.

Sebelumnya Nurul telah menciptakan sejumlah peralatan penghancur material menjadi seukuran nano dimana material yang dihancurkan antara lain mineral berupa Zinc Oksida (ZnO), Magnesium Oksida (MnO), Besi Oksida (Fe2O3), hingga Silikon Oksida (SiO2).

"Mineral-mineral ini digunakan untuk sejumlah keperluan pasar, contohnya kosmetik (krim pelembab dan krim tabir surya -red) yang sudah diproduksi secara massal oleh suatu perusahaan kosmetik," ujarnya sambil menambahkan bahwa selama ini bahan nanoteknologi selalu diimpor.

Zinc Oksida nanonya, ujar Nurul, juga telah diuji di Fakultas Kedokteran Unair untuk membuat semen tambal gigi yang hasilnya memuaskan, demikian pula pupuk berbahan MgO nano sudah diuji penyerapannya di tanaman. Ada pula bahan polimer untuk peralatan dapur antibakteri yang masih diuji.

Lulusan S1, S2 maupun S3 dari Kagoshima University Jepang ini memang gigih mencoba-coba dan mencari-cari cara membuat peralatan penghancur materi ke bentuk nano yang mampu "menanokan" materi hanya dalam waktu singkat dan sesuai kebutuhan riset.

"Kalau pakai alat penghancur dari luar negeri untuk membuat partikel nano seberat 500 gram butuh waktu hingga 500 jam, tapi dengan teknologi ini dalam waktu 18-20 jam sudah tercipta partikel nano, misalnya besi oksida 20 gram," katanya ketika diminta menjelaskan temuan sebelumnya.

Selain membuat alatnya, Nurul juga membuatkan materinya, antara lain material besi menjadi serbuk nano yang kemudian dibentuk menjadi nanowire (kawat nano), nanotube (pipa nano) dan nanorod (batang nano) yang berpotensi 300 kali kekuatan besi dan cukup banyak diperlukan di dunia industri.

"Harga partikel yang sudah berbentuk nano ini berlipat-lipat dibanding material aslinya," tambah Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI) itu.

Ia menjelaskan, nanoteknologi saat ini merupakan teknologi yang menjadi perhatian dunia dan terus diriset. Bentuk pipa partikel nano dari bismut mangaan misalnya biasa dipakai untuk "memory chip" dengan kapasitas selevel terrabyte.

Selama ini, lanjut dia, jika memerlukan partikel nano untuk penelitian, lembaga riset di Indonesia harus ke luar negeri karena ketiadaan alat pemroses partikel nano.

"Untuk membuat bentuk partikel nano yang fungsional kita harus mencoba berkali-kali, saya sendiri ketika mencari bentuk pipa, sampai 200 kali bereksperimen dengan alat ini," kata pemilik banyak paten di bidang nanoteknologi ini.

Pembuatan alat yang telah dimulainya sejak 2005 ini juga ditemukannya secara tidak sengaja setelah berkali-kali mencoba dengan modal sekitar Rp30 juta, ujar peneliti yang beberapa kali mendapat hibah Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) itu.

"Saya punya alat yang besar hingga kecil. Saya sendiri kaget, alat saya yang sederhana ini saja sudah bisa membuat partikel nanowire, nanotube atau nanorod. Di negara maju alat pembuat partikel nano semacam ini berteknologi canggih dan harganya ratusan juta rupiah," katanya.

Alat penghancur materinya itu juga sudah dilirik lembaga riset negara-negara lain seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan lainnya. Namun sayangnya ia belum berminat mematenkan lagi beberapa peralatan terbarunya itu.

Nurul telah banyak memperoleh penghargaan antara lain sebagai Peneliti Muda Terbaik pada 2004 dari LIPI, Adhidarma Profesi Award (2005) dari Persatuan Insinyur Indonesia, The Best Idea and Innovation Award (2005) dari Majalah Swa dan penghargaan lainnya. (D009)


Antaranews
0

Robot penjinak bom kini lebih lincah

Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan merilis robot penjinak bom hasil penyempurnaan Mobil Robot LIPI sebelumnya sehingga menjadi lebih mungil, dinamis, dan lincah.

"Robot yang sekarang ini dimensinya sudah diperkecil sehingga lebih mudah melewati pintu dan selasar yang sempit," kata Peneliti Puslit Telimek LIPI Roni Permana di Jakarta, Kamis.

Roni Permana menjaga gerai di LIPI Expo yang digelar pada 7-10 November bersamaan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke-10.

Motor Robot (Moro) LIPI yang dirilis pada 2005 berdimensi 2,5x1,5 meter dengan berat 190 kg, sementara robot hasil penyempurnaan bernama Rev 2011 ini hanya berdimensi 0,45x0,7 meter dengan berat hanya 90 kg.

Selain lebih ringan dan lincah, Robot Rev 2011 memiliki sistem "flipper" yang dinamis dengan sudut yang bisa diatur hingga 360 derajat sehingga mampu melewati hambatan berupa tanggul setinggi 50 cm.

Sebelumnya sistem flipper Moro LIPI bersifat statis dan sulit bergerak serta hanya mampu mengatasi hambatan tanggul 10 cm.

Robot Rev 2011 rancangan tim elektronika Telimek yang diketuai Dr Estiko Rijanto itu juga mampu menaiki tangga dengan kemiringan lebih dari 32 derajat, sementara Moro LIPI hanya bisa naik tangga dengan kemiringan 16 derajat.

Seperti sebelumnya prototipe robot ini juga dilengkapi lengan sepanjang satu meter untuk mengambil dan menjinakkan bom dan dihidupkan dengan baterai lithium yang mampu beroperasi selama empat jam, ujarnya.

Robot ini digerakkan oleh tombol pengendali yang menggunakan frekuensi radio ntuk mengendalikannya dalam jarak 1 km di lapangan terbuka. Namun untuk operasi di dalam suatu gedung sinyal akan berkurang.

Rev 2011 juga dilengkapi video pemantau agar penggunanya, Kementerian Pertahanan atau polisi bisa memantau proses penjinakan bom yang dilakukan robot.(*)D009/Z002


Antaranews
0

Menristek dorong IPB bangkitkan inovasi pertanian

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (FOTO ANTARA/Untung Setiawan )

Bogor (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Prof Dr Gusti Muhammad Hatta di Bogor, Rabu, mengatakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) perlu meningkatkan perannya dalam melahirkan karya-karya inovatif, terutama di bidang pertanian.

"IPB perlu meningkatkan karya-karya inovatif pada bidang pertanian untuk membangkitkan kesejahteraan rakyat," kata Prof Gusti Muhammad Hatta.

Gusti Muhammad Hatta pada Rabu pagi menyampaikan orasi ilmiah di Graha Widya Wisuda (GWW), kampus IPB Darmaga, Bogor, mengangkat tema "Inovasi Pertanian untuk Kesejahteraan Rakyat".

Orasi ilmiah tentang inovasi pertanian oleh Menristek Gusti Muhammad Hatta terkait peringatan Dies ke-48 IPB 2011, dan diikuti ribuan peserta yang memadati GWW Darmaga.

Menurut Gusti, pengembangan bidang pertanian membutuhkan inovasi. Pasalnya, kegiatan riset yang menghasilkan karya inovatif dapat meningkatkan daya saing sektor pertanian dan membangkitkan kesejahteraan petani.

Ia mengemukakan, inovasi adalah kata kunci yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pertanian. Istilah inovasi sering disepadankan dengan invensi, padahal kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda.

"Inovasi bermakna sebagai sesuatu yang bukan hanya baru atau telah mengalami perbaikan signifikan dari sesuatu yang telah ada, tetapi juga telah dimanfaatkan untuk menghasilkan produk barang atau jasa yang bermanfaat," papar Gusti yang juga alumnus Fakultas Kehutanan IPB.

Menristek mengatakan, manfaat inovasi tersebut selain dalam dimensi ekonomi, dapat pula dalam bentuk-bentuk non-ekonomi, peningkatan mutu pelayanan publik, dan kedaulatan suatu negara.

Khusus untuk bidang pertanian, sambung Gusti, hasil kegiatan riset baru dapat dikategorikan sebagai karya inovatif jika menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi barang atau jasa pertanian.

Manfaat karya inovatif harus bisa dirasakan oleh semua pengguna teknologi pertanian, yaitu petani, peternak, atau pembudidaya dan penangkapan ikan serta pelaku agroindustri pangan maupun non-pangan yang berbasis pada hasil-hasil pertanian.
(ANT-053/I007)


Antaranews

0

Ke Depan, Telepon dan Akses internet Gratis

TRI-Ilustrasi

JIMBARAN, KOMPAS.com - Di masa depan, melakukan hubungan telepon atau mengakses internet mungkin akan benar-benar gratis. Pelanggan tidak perlu harus membayar kepada operator telekomunikasi untuk dapat menikmati layanan dasar tersebut.

Hal ini karena akses ke jaringan telekomunikasi bukan lagi menjadi sumber pendapatan utama para operator telekomunikasi. Tren ke depan, operator akan menangguk untung dari layanan dan konten yang berjalan di atas jaringan tersebut.

"Lantas dari mana mereka mendapatkan penghasilan? Bisa dari transaksi yang dilakukan pelanggan atau iklan. Sumber pendapatan diperoleh dari layanan hasil kerja sama dengan pihak ketiga," kata Luc Grimond, Senior Manager Communication Strategy Accenture dalam BATIC 2011 di Avaya Spa and Resort, Jimbaran, Bali, Rabu (9/11/2011).

Ia mengatakan, operator telekomunikasi di seluruh dunia saat ini memang menghadapi tantangan berat untuk mencari sumber pendapatan baru. Hal ini karena ARPU (average revenue per user) atau pendapatan rata-rata yang ditangguk per pelanggan terus mengalami penurunan.

Menurutnya, untuk dapat melipatgandakan pendapatan, konten menjadi salah satu faktor penting. Bahkan, operator harus dapat menyediakan layanan dan konten yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan.

"Misalnya ritel, bisa jadi sumber pendapatan baru bagi operator," katanya. Untuk mengakses layanan, pelanggan mungkin tidak dikenakan biaya, namun saat mereka melakukan transaksi, baru dikenakan biaya.

Apa yang disampaikan Luc dibenarkan Indra Utoyo, Chief Information Officer PT Telkom Indonesia. Ia mengatakan, ke depan, tren layanan telekomunikasi memang tidak lagi mengandalkan akses semata. Telkom saat ini juga sudah melakukan ekspansi tidak hanya di bisnis telkomunikasi tapi juga teknologi informasi, media, dan edutainment.

"Layanan dan konten harus di-bundling. Pelanggan cukup bayar flat, tapi bisa bebas mengakses," katanya. Ia mencontohkan layanan musik online Melon dari Telkom. Pelanggan membayar biaya langganan dengan jumlah tertentu untuk bisa mengakses seluruh konten yang ada tanpa dikenakan lagi biaya akses data. Namun, untuk mengunduh konten dikenakan biaya tambahan per transaksi.

Ia mengakui, saat ini biaya akses belum benar-benar gratis bagi pelanggan. Hal ini karena operator masih membutuhkan biaya untuk operasional. Namun, bukan tidak mungkin saat biaya tersebut dikompensasi, misalnya dengan iklan, bukan tidak mungkin biaya akses benar-benar gratis.


KOMPAS

0

Ahli Burung dan Sosiolog Raih Habibie Award 2011

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anugerah Habibie Award 2011diberikan kepada dua ilmuwan senior Indonesia, Soekarja Somadikarta dan Sajogyo. Masing-masing ilmuwan ini bergelut di bidang ornitologi dan sosiologi.

Menurut Yayasan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selaku panitia penjurian Habibie Award, anugerah tahun ini diberikan karena kedua ilmuwan memenuhi beberapa kriteria mencakup inovasi, manfaat bagi masyarakat, promosi keilmuan, prestasi, dan konsistensi. Dari 19 orang yang diusulkan sebagai peraih penghargaan, hanya dua orang yang dinilai memenuhi keseluruhan kriteria. Kebetulan, kedua ilmuwan ini sudah memasuki masa sepuh.

"Seleksi pemenang dilakukan ketat oleh 21 juri yang berpredikat guru besar," ujar Ketua Yayasan SDM-Iptek Wardiman Djojonegoro saat jumpa pers di Gedung Habibie Center, Jakarta, Selasa, 8 November 2011.

Soekarja Somadikarta, kelahiran Bandung 21 April 1930, merupakan guru besar biologi di Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Ia memperoleh gelar doktor dari Freie University Berlin, Jerman. Selama hampir setengah abad, ia mengabdikan diri untuk mempelajari dan memperkenalkan ilmu burung (ornitologi) di Indonesia. Berbagai karya ilmiahnya terbit di berbagai jurnal internasional.

Kegiatan penelitian juga ia lakukan di luar negeri. Beberapa institusi prestisius seperti Harvard University, The British Natural History Museum, Nationaal Natuurhistorisch Museum Leiden, dan Museum National d'Histoire Naturelle Paris, pernah mengundangnya sebagai peneliti tamu.

Pengabdiannya terhadap ilmu burung juga membuat dia memperoleh berbagai pengakuan internasional. Soekarja saat ini menjadi anggota kehormatan di The British Ornithologist Union dan pernah menjadi Presiden Kehormatan pada kongres internasional lembaga ini.

Peraih anugerah berikutnya, Sajogyo, merupakan ahli sosiologi yang mengkhususkan diri pada ekonomi pertanian. Pria kelahiran Karanganyar, 21 Mei 1926 ini merupakan pencetus Garis Kemiskinan Sajogyo.

Meski gelar sarjana diraihnya dari Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, Sajogyo aktif di bidang sosiologi. Doktor dari UI ini punya posisi unik dalam dunia sosiologi, karena giat mempelajari sosiologi pertanian pedesaan. Ia mampu mendobrak perdebatan mengenai definisi kemiskinan dengan menawarkan definisi yang diterima luas.

Kelompok miskin menurut dia adalah rumah tangga yang mengkonsumsi pangan kurang dari nilai tukar 240 kilogram beras setiap tahun per kepala di pedesaan atau 369 kilogram setiap tahun per kepala di perkotaan. Dari sini, sosiologi mengenal istilah Garis Kemiskinan Sajogyo.

Sajogyo juga bergabung sebagai akademisi yang mengkritik program revolusi hijau yang merugikan petani gurem. Melalui naskah berjudul "Modernization Without Development in Rural Java" yang ditampilkan di seminar Food and Agriculture Organization (FAO) di Bangkok pada tahun 1973, ia menyinggung ketimpangan penguasaan tanah oleh petani kakap yang menyebabkan petani miskin kekurangan lahan.

Kritik atas modernisasi yang tidak memakmurkan ini, dia meminta pemerintah menyediakan program khusus yang memberikan kesempatan lebih besar kepada petani gurem. Sajogyo kemudian dikenal sebagai orang yang mengembangkan sosiologi masyarakat terpinggirkan.

Habibie Award rencananya akan diserahkan pada tanggal 10 November 2011 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Menurut rencana, acara ini juga akan diisi oleh orasi ilmiah oleh Frans Magnis Suseno, peraih anugerah khusus Habibie Award tahun sebelumnya.(ANTON WILLIAM)
0

LIPI Buat Marka Jalan Berbahan Karet

TEMPO Interaktif, Jakarta - Untuk memberi nilai tambah bagi produksi karet lokal, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan karet alam sebagai komponen penyusun marka jalan. Bahan baru ini lebih awet dan ramah lingkungan ketimbang material yang saat ini digunakan.

Indonesia adalah negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia. Namun sebagian besar ekspor material ini diimpor ke luar negeri sebagai bahan baku. Peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI, Athanasia Amanda Septevani, mengembangkan inovasi itu dengan memanfaatkan bahan baku karet alam dari petani.

Di laboratorium, ia memecahkan ikatan rangkap yang ada pada karet dan mencangkokkannya dengan molekul lain untuk mencegah pembentukan ikatan rangkap. Material ini dicampur dengan zat lain, termasuk pewarna, seperti putih, merah, dan kuning, sesuai dengan keperluan.

"Marka jalan buatan kami mengandung 20 persen karet alam," ujar Athanasia kepada Tempo di Gedung Bidakara, Jakarta, Senin lalu.

Pada saat ini marka jalan umumnya terbuat dari resin kimia yang disebut methyl methacrylat (MMA). Bahan ini merupakan olahan dari minyak bumi yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Penggunaan MMA sendiri mulai dikurangi di dunia internasional.

Dibandingkan dengan MMA, marka jalan berbahan karet bersifat ramah lingkungan. Marka dari karet ini juga dapat mencengkeram aspal lebih kuat lantaran sifat alamiah karet. Pengujian tekanan menunjukkan material asli Indonesia ini lebih tahan terhadap keretakan. "Marka jalan berbahan kimia sangat mudah patah atau retak," ucapnya.

Selama dua tahun penelitian, Athanasia mampu menghasilkan material berkualitas menengah, jauh lebih baik daripada sebagian besar marka jalan di Indonesia, yang masih berkualitas rendah.

Dari segi harga, marka jalan buatan LIPI sangat kompetitif. Jika dilepas ke pasar, material ini dibanderol seharga Rp 28 ribu per kilogram. Harga ini jauh lebih hemat dibanding marka jalan kimia yang umumnya berharga setidaknya Rp 30 ribu per kilogram.

Selain kebutuhan pasar yang amat menjanjikan, pasokan bahan baku tak akan kekurangan. Produksi tahunan karet alam Indonesia mencapai 2,7 juta ton. Dari jumlah ini, 15 persen diolah menjadi produk bernilai tinggi, seperti ban, lateks, dan produk alas kaki. Sedangkan 85 persennya diekspor ke luar negeri sebagai bahan mentah yang belum diolah. Karet tak bernilai tambah inilah yang dibidik LIPI sebagai bahan baku pembuatan marka jalan.

Tahun depan, LIPI masih berupaya meningkatkan kualitas material ini agar bisa menyamai marka jalan berbahan MMA berkualitas nomor wahid. Beberapa perusahaan sudah berkomitmen memproduksi material yang sedang dalam proses pengurusan hak paten.

Jika produksi massal sudah dilakukan, LIPI berharap produk ini segera dipakai perusahaan pembangunan jalan raya untuk membuat separator jalan raya, area parkir, zebra cross, dan penunjuk arah.(ANTON WILLIAM)



TEMPOInteraktif
0

BRTI Investigasi 9 CP Paling Bandel

Jakarta - Badan Regulasi dan Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sedang menginvestigasi sebagian Content Provider (CP) nakal. Fokus pada saat ini adalah pada sembilan CP yang tercatat paling banyak diadukan oleh masyarakat.

"Investigasi pada sembilan CP ini berdasarkan data pengaduan terbanyak. Kami akan mengklarifikasi apakah benar mereka merugikan konsumen," ucap Danrivanto, anggota BRTI di Jakarta, Rabu (9/11/2011).

Investigasi difokuskan pada apakah CP tersebut sudah mendapatkan izin beroperasi atau tidak dan bagaimana praktek bisnis mereka. Danrivanto menolak menyebut kesembilan CP yang dimaksud.

Untuk mengantisipasi agar kasus SMS premium yang meresahkan masyarakat tidak terulang kembali, nantinya akan ada regulasi yang diperbaiki. Di antaranya Permen 1/2009.

"Harus dipastikan industri kreatif tetap sehat namun tidak merugikan konsumen," imbuh dia.
( fyk / rns )


detikInet
0

Batan hasilkan benih puluhan varietas unggul

Yogyakarta (ANTARA News) - Para peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional menghasilkan benih puluhan varietas unggul untuk tanaman pangan, kacang-kacangan, dan tanaman industri yang penyebarannya telah mencapai 23 daerah di seluruh Indonesia.

"Puluhan varietas unggul itu terdiri atas 17 varietas padi, enam kedelai, satu kacang hijau, dan satu kapas," kata Kepala Pusat Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Totti Tjiptosumirat di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia di sela pembukaan lokakarya Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) 2011 bertema "Meraih Keunggulan Melalui Iptek Nuklir", produksi masing-masing varietas unggul khususnya tanaman pangan dan kacang-kacangan itu di atas rata-rata jenis biasa.

Misalnya, produksi varietas unggul padi Bestari dan varietas unggul kedelai Rajabasa yang dihasilkan Batan lebih banyak sekitar 2-3 ton per hektare dibandingkan dengan jenis padi biasa. Hal itu tentunya dapat menguntungkan para petani, karena hasil panen yang diperoleh lebih banyak.

"Saat ini varietas unggul untuk tanaman pangan dan kacang-kacangan itu penanamannya telah mencapai 2,3 juta hektare di seluruh Indonesia. Sebelum ditanam varietas unggul itu telah melalui pengujian berupa kegenjahan (umur), ketahanan terhadap hama, produksi, dan rasa," katanya.

Ia mengatakan hingga kini produk hasil litbang Batan terutama di bidang pertanian telah diterapkan di daerah. Wilayah penyebarannya telah mencapai 23 daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Masyarakat menerima hasil litbang Batan tersebut, terbukti dengan terbentuknya sentra-sentra penghasil benih varietas unggul padi dan kedelai seperti di Subang, Lampung, Jambi, Banda Aceh, Gorontalo, Jepara, Blitar, dan Banyuwangi," katanya.

Dengan hasil pencapaian program PHLIN itu, menurut dia petani menjadi lebih mudah untuk memperoleh benih varietas unggul padi dan kedelai yang dihasilkan Batan yang bersertifikasi. Program pemanfaatan teknologi Batan itu dapat dilanjutkan secara mandiri.

Ketua Panitia Lokakarya Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) 2011 Ruslan mengatakan penelitian di bidang iptek nuklir tentu akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Produk hasil penelitian harus terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

"Masukan dari mitra dan pengguna sangat diperluka untuk litbang selanjutnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu komunikasi dalam bentuk pertemuan antara penghasil teknologi dengan penggunanya," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Batan menyelenggarakan lokakarya PHLIN untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan serta mengevaluasi keberhasilan dan hambatan dalam pelaksanaannya.

"Kegiatan yang berlangsung hingga 9 November 2011 itu diikuti sekitar 100 peserta dari seluruh mitra daerah dan pengguna yang sudah menerapkan produk litbang Batan, calon pengguna baru, pakar, penentu kebijakan, dan wirausahawan," katanya.(L.B015*H010)


Antaranews
0

Telkom fasilitasi Jaringan Telekomunikasi KTT ASEAN 2011

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mendapat kepercayaan dari pemerintah Indonesia untuk menyediakan jaringan telekomunikasi dalam penyelenggaraan KTT ASEAN 2011 yang belangsung di Nusa Dua Bali 9-19 November 2011.

"Telkom sebagai "telecommunication partner" bertanggungjawab mempersiapkan seluruh fasilitas telekomunikasi, berupa penyediaan layanan komunikasi suara (voice) serta data/internet sesuai kebutuhan panitia penyelenggara, para peserta maupun media," kata Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Eddy Kurnia dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.

Menurut Eddy kemitraan penyelenggara dengan Telkom dilatarbelakangi layanan yang lengkap, jaringan luas serta terbukti sukses dalam berbagai penyelenggaraan konferensi bertaraf internasional.

Didukung teknologi serat optik, Telkom menyediakan berbagai layanan dan solusi telekomunikasi secara terintegrasi meliputi koneksi dari media center dan ruang konferensi di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) untuk siaran TV broadcasting ke dalam dan luar negeri (Telecast) melalui jaringan satelit Telkom.

Selain dukungan solusi teknologi informasi di BNDCC, dukungan teknologi informasi yang difasilitasi Telkom juga tersebar di berbagai lokasi lain seperti di Bandara Ngurah Rai, Paspampres, kepolisian dan hotel tempat para delegasi menginap.

Eddy menjelaskan penunjukan Telkom tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan masyarakat internasional terhadap Telkom yang selalu sukses menangani berbagai kegiatan berskala internasional.

Dalam kegiatan ini Telkom juga mendapat kepercayaan memberikan dukungan layanan dan solusi telekomunikasi di Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Kedutaan Besar India.

"Kami memandang penting kepercayaan yang diberikan negara kepada Telkom untuk memberikan dukungan dan solusi teknologi informasi dalam perhelatan yang penting ini, apalagi selain para kepala negara ASEAN hadir juga para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama," jelas Eddy Kurnia.

Berbagai solusi komunikasi tersebut didukung infrastruktur dan cakupan jaringan (network coverage) Telkom yang memadai dan telah tersedia di BNDCC.

Untuk mengantisipasi dan mendukung semua kegiatan yang diselenggarakan sehingga penyelenggara, partisipan maupun pelanggan Telkom dapat memanfaatkan layanan dan mendapatkan kemudahan serta kenyamanan selama konferensi berlangsung.

Khusus keperluan media, Telkom menempatkan menempatkan 2 Satelite News Gathering (SNG), masing-masing di Bandara Internasional Ngurah Rai dan di Hotel Westin.


Republika
0

Singapura dan Thailand Beli 9 Juta Munisi dari PT Pindad

[MALANG] Singapura dan Thailand setiap tahun membeli munisi (peluru dan bom) di PT Pindad (Persero) yang berada di Turen, Malang, Jawa Timur. Masing-masing dua negara itu membeli sembilan juta butir peluru setiap tahun.

Demikian dikatakan Direktur Sistem Senjata PT Pindad di Turen, Irianto, kepada wartawan, di Turen, Malang, Kamis (3/11).

Menurut Irianto, dua negara tersebut di atas sebenarnya meminta munisi dalam jumlah besar setiap tahun namun karena PT Pindad mengutamakan kebutuhan dalam negeri sehingga permintaan dua negera itu dibatasi. "Kita utamakan kebutuhan TNI, Polri dan lembaga lain seperti Kementerian Kehakiman," kata dia.

Irianto mengatakan, kebutuhan munisi TNI seharusnya 120 juta butir peluru setiap tahun namun PT Pindad hanya memenuhi 70 juta butir peluru saja setiap tahun. Sedangkan Polri, kata dia, membutuhkan sekitar 40 juta butir peluru setiap tahun.

Mesin Sudah Tua
Menurut Irianto, beberapa permasalahan di PT Pindad antara lain mesin-mesin sudah tua, jadi perlu regenerasi mesin. Dengan mesin-mesin yang sudah tua ini, PT Pindad memproduksi peluru sebanyak 400.000 butir peluru per hari selain berbagai jenis bom. "Ukuran peluru antara lain 5,9 mm sampai 20 mm," kata dia.

Permasalahan selanjutnya, kata dia, bahan baku untuk munisi, sebesar 80 persen diimpor dari berbagai negara seperti Belgia, India, Thaiwan. "Kita belum bisa menghasilkan bahan baku yang berkualitas," kata dia.

Permasalahan lain, kata dia, jumlah sumber daya manusia yang kurang. "Namun sejak tahun lalu, kita sudah rekrut karyawan baru lagi," kata dia.

Irianto berharap, pemerintah dan semua rakyat Indonesia mendukung keberadaan dan keberlanjutan industri pertahanan. "Industri pertahanan merupakan pertahanan itu sendiri," kata dia.

Salah satu bentuk dukungan yang dibutuhkan, kata dia, adalah semua kebutuhan dalam negeri harus beli di PT Pindad. Selain itu, segera mengganti mesin-mesin PT Pindad yang sudah tua. "Mesin-mesin di sini ada yang dibuat tahun 1957, jadi perlu diganti," kata dia, seraya menambahkan satu buah mesin seharga Rp 150 miliar.

Ia menambahkan, semua mesin di PT Pindad diimpor dari Jerman. "Mesin-mesin dari Jerman, kuat dan tahan lama," kata dia. [E-8]


SuaraPembaruan

0

Peneliti LIPI Temukan Alat Deteksi Longsor

Alat itu berupa sensor yang berfungsi mendeteksi tanah longsor dan akuisisinya.

Alat deteksi longsor (VIVAnews/Amal Nur Ngazis)

VIVAnews -
Bencana tanah longsor dapat dihindari. Salah satunya dengan mengetahui perubahan fisis kondisi tanah. Dengan memprediksi perubahan fisis tanah, setidaknya dapat mengurangi korban jiwa.

Perubahan fisis antara lain curah hujan, pergeseran tanah, strain tanah dan kemiringan tanah.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menemukan sebuah alat untuk mengetahui perubahan fisis tanah berupa sensor-sensor. Sensor-sensor ini berfungsi untuk mendeteksi tanah longsor beserta sistem data akuisisinya. Sensor tersebut yakni, ekstensometer, strain sensor, dan inclinometer.

Sensor ekstensometer merupakan perangkat elektronika yang berfungsi mengukur parameter pergeseran tanah. Sensor ini menggunakan potensiometer multiturn sebagai komponen utama disertai dengan rangakaian penguat dan pengkondisi sinyal.

Sensor ekstensometer juga memiliki bentuk optik yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Sensor ini juga bisa digunakan di tempat yang tidak ada listriknya. Sensor ini dipasang dipermukaan tanah yang stabil.

Sedangkan sensor strain dipasang di dalam tanah untuk mendeteksi pergerakan dalam tanah. Sensor strain berbasis fiber bragg grating (FBG).

“Deteksi dalam tanah perlu mengingat tanah longsor banyak variannya,” jelas Suryadi, salah satu dari 11 peneliti Fisika LIPI Cibinong yang menemukan alat tersebut, dalam Pameran LIPI di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, 7 November 2011.

Sedangkan untuk mengukur kemiringan dan pergeseran tanah, menggunakan parameter inklinometer. Parameter ini dapat mengetahui penyebab, tipe, kejadian arah dan kecepatan longsor. Alat ini berbasis mikro electro mechanical system (MEMS).

Sensor ekstensometer regular dan ekstensometer optic dipasang dengan dihubungkan tali kawat di tanah yang labil dengan muara sebuah pasak bumi.
Jika terjadi sebuah longsoran, tanah bergerak yang kemudian dapat terdeteksi dalam kawat. Kawat tersebut mengirimkan data akusisi. Alat untuk mengakuisisi yakni, Data Logger.

Alat data ini menggunakan mikrokontroler Atmega32 dengan dilengkapi SD card 2 GB sebagai media penyimpan data dan sistem telemetri berbasis SMS gateway yang menggunakan modem GSM.

Sistem akuisisi ini mampu mendeteksi perubahan tegangan keluaran sensor sebesar 1MV dan menyimpan data selam 20 bulan. Perangkat deteksi ini sudah diujicobakan di Kebumen dan akan diterapkan di Brebes yang rawan longsor.

“Ke depan akan kami kembangkan pada sisi data logger agar lebih efisien, tidak memakan daya listrik yang besar,” sambungnya.

Sensor ekstensometer cocok digunakan di tanah dekat pemukiman. Sedangkan sensor strain cocok untuk di tanah yang berdiri seperti jalan tol dan gedung besar.


VIVAnews
0

Swasta Digandeng Untuk Tingkatkan Penelitian

Pemerintah sedang mengkaji insentif khusus bagi swasta yang membantu penelitian.

Peneliti riset dengan mikroskop (sefora.org)

VIVAnews
- Kementerian Riset dan Teknologi akan fokus dalam publikasi hasil riset untuk meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia. Untuk publikasi riset, Kementerian merencanakan menggandeng kerjasama dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah maupun dengan kalangan swasta.

“Stateginya kita kolaborasikan ABG, akademisi, bussinessman dan government (pemerintah),” kata Menristek, Gusti Muhammad Hatta, di sela-sela meninjau karya peneliti LIPI Expo di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, 7 November 2011.

Untuk itu, pihaknya akan terus mengajak kalangan industri untuk menerapkan berbagai hasil riset dari peneliti Indonesia. Selain itu, yang juga perlu dikembangkan menurutnya adalah penambahan infrastruktur.

Sementara itu, Ketua LIPI Lukman Hakim juga sependapat dengan pernyataan Menristek. Untuk memproduksi massal teknologi penelitian, menurutnya perlu menggandeng swasta. ”Dengan ada pameran ini, kami berharap ada pihak yang berminat,” ujarnya saat mendampingi Menristek mengunjungi pameran.

Dari sisi pemerintah, Gusti menyampaikan akan mendorong insentif khusus bagi kalangan industri atau swasta yang mengaplikasikan hasil riset dari peneliti. “Kami masih mendorong termasuk soal insentif tadi,” kata Gusti Hatta.

Namun demikian, Gusti juga tetap mengupayakan tambahan dana untuk penelitian. Untuk hal ini, ia mengaku akan mengawal bersama dengan LIPI.

Saat ini, lanjutnya, hanya tinggal menunggu tindaklanjut dari Sekretaris Kabinet yang akan mengkoordinasikan dengan kementerian terkait. “Tinggal Seskab dan nanti ke Menpan,” sebutnya.

Nantinya, tindak lanjut mengenai insentif akan disahkan melalui Peraturan Presiden. (eh)



VIVAnews
0

Haisobat.com, Situs Khusus Belajar Matematika

Di situs ini pengunjung bisa melakukan online try out, serta download soal matematika.

Di situs www.haisobat.com, pengunjung bisa melihat video, blog, berinteraksi di forum, melakukan online try out, serta mendownload materi dan pembahasan soal matematika. (Corbis)

VIVAnews
- Matematika selama ini dianggap sebagai mata pelajaran yang menjadi momok menakutkan. Akibatnya, banyak pelajar yang tidak respek atau tidak memperhatikan mata pelajaran ini di sekolah.

Melihat kenyataan tersebut, Telkomsel, salah satu operator telekomunikasi di Tanah Air coba menawarkan cara untuk belajar matematika dengan mudah, melalui aplikasi teknologi. Aplikasi tersebut berbasis web, dan membahas berbagai hal tentang matematika.

“Saat ini dunia pendidikan telah memasuki era pemanfaatan teknologi. Untuk itu kami coba kembangkan matematika dengan teknologi informasi,” kata Nirwan Lesmana, GM Sales dan Customer Service Outer Jabodetabek Telkomsel, di Karawang, 8 November 2011.

Aplikasi tersebut, kata Nirwan, terakomodasi dalam web khusus yakni www.haisobat.com. Web ini berisi video, forum, blog, online try out, dan pengunjung juga bisa mendownload materi serta pembahasan soal.

“Harapannya, aplikasi ini dapat mendukung siswa dalam menghadapi UAN,” kata Nirwan. “Apalagi pengelola materi di web tersebut juga salah satu perumus soal UAN,” ucapnya.

Situs ini sendiri dikelola olah admin yang tiap saat memberikan layanan kepada pengguna. “Siswa bisa update kapan pun, dan materinya disesuaikan dengan tipikal soal-soal UAN,” kata Nirwan. “Guru dan siswa cukup mengakses web itu untuk mendapatkan materi matematika,” ucapnya.

Dari sisi materi, konten yang tersedia di web itu merupakan materi SLTP sampai SLTA. Di dalamnya juga dipaparkan metode yang menarik dan mudah untuk mempalajari matematika sehingga siswa tidak takut dengan matematika.

Aplikasi ini juga akan dikembangkan untuk membantu manajemen sekolah, di antaranya absensi siswa sampai manajeman keuangan sekolah dengan aplikasi teknologi. Pengguna tidak perlu khawatir untuk menghadapi kendala akses karena Karawang saat ini sudah termasuk broadband city.



VIVAnews