Jakarta : Musim pancaroba saat ini, hujan akan berlangsung siang hingga malam hari. Namun, harus waspadai awan cumulo nimbus yang berpotensi timbulkan petir dan angin kencang. “Pada masa transisi, hujan dapat diperkirakan waktunya, yaitu sekitar siang atau malam hari. Namun sifatnya tidak kontinyu, sepertihalnya musim penghujan,” ujar Hari Tirto Kasubid Informasi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta, Selasa (25/5).
BMKG memperkirakan musim transisi (pancaroba) akan berlangsung Maret hingga Mei, dan hujan diperkirakan masih akan berlangsung selama periode tersebut. “Ada 7 parameter yang kami pantau, diantaranya suhu, kelembaban, tekanan udara , radiasi matahari, dan kecepatan angin,” ujar Hari Tirto.
Kondisi saat ini, lanjut Hari, terjadi aliran massa udara dari Samudera Hindia menuju Indonesia, serta dari Timur (Samudera Pasifik). Akibatnya, terjadi interaksi massa udara Barat-Timur di sekitar wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah. Selain itu, suhu perairan Indonesia hingga saat ini masih hangat, dan tingkat kelembaban udara masih tinggi. ”Beberapa fenomena tersebut berpotensi terjadinya pembentukan awan tebal,” jelasnya.
Kendati demikian, Hari mengingatkan adanya awan cumulo nimbus yang berpotensi terjadinya kilat, petir serta angin kencang. ”Kilat disusul petir muncul akibat lompatan ion dari partikel di awan. Tingkat kekuatannya tergantung awan serta panas yang optimum. Golakan di awan pada tingkat jenuh, akan melepaskan angin kencang,” paparnya.
Awan jenis ini, dapat terpantau secara kasat mata, dan umumnya terbentuk pada pagi hari (sekitar 09.00-10.00), dan makin tebal pada siang hari. ”Bentuknya mirip bunga kol, dan akan semakin menghitam,” kata dia. (Lea)
• technologyindonesia
0 comments:
Post a Comment