Jakarta- Dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan kerjasama penelitian Pemerintah Indonesia dan Jerman pada September 2007. Pemerintah Jerman bersedia menggelontorkan dana sebesar 8,8 Juta Euro untuk meningkatkan kerjasama dalam pengembangan riset, enjinering, ekplorasi dan pendidikan di bidang geothermal mulai kuartal pertama tahun 2010 ini.
Kerjasama bilatermal bidang riset dan teknologi ini melibatkan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Indonesia dengan Kementerian Pendidikan dan Riset Jerman yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jerman, dan beberapa perusahaan swasta Jerman.
Staf Ahli Menteri Negara Ristek Bidang Energi Alternatif dan Terbarukan, Martin Djamin, mengungkapkan," Dana ini termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berdaya 10 MW menggunakan teknologi Jerman, dilanjutkan dengan peninjauan lokasi panas bumi di Indonesia." pada akhir acara Geothermal Workshop between Indonesia-Germany.(19/1)
Martin melanjutkan,"Kementerian Negara Riset dan Teknologi melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama dengan Pertamina akan menindaklanjuti kerjasama penelitian ini."
Hingga awal tahun 2009, Indonesia memiliki potensi 27 GWe yang tersebar di 203 lokasi yang 80 % diantaranya berasosiasi dengan lingkungan vulkanik dan 54 (20%) berada di lingkungan non vulkanik seperti di sebagian besar P. Sulawesi (kecuali Sulut), Kalimantan Barat, dan di kepala burung Irian Jaya.
Menurut data dari Pertamina, jumlah energi panas bumi yang telah terpasang saat ini baru mencapai 1042 MWe, yang beroperasi di G. Salak (375 MWe), Kamojang (200 MWe), Darajat (255 MWe), Wayang Windu (110 MWe), Dieng (60MWe), Lahendong (40 MWe), dan Sibayak (2 MWe). (ap)
• technologyindonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment