Friday, 2 July 2010

Pembangunan MRT 2016, Jakarta Bebas Dari Macet

SIAGA-SATU: Apabila berjalan lancar, maka proyek Mass Rapid Transit (MRT) tahap 1 rute Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia bisa dioperasikan akhir 2016. MRT inilah yang nantinya dianggap mampu mengatasi keruwetan Jakarta akibat padatnya lalu lintas. Karena MRT dapat mengangkut banyak orang sekaligus.

Proyek MRT ini sebelumnya hanya direncanakan dari Lebak Bulus sampai Dukuh Atas (14,5 kilometer), kini Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (15,5 kilometer).

MRT Jakarta yang akan dibangun Pemerintah Jakarta membentang dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Bundaran HI di Jakarta Pusat. Sebagian rute dibangun di bawah tanah dan sisanya dibangun di atas jalan.

Proyek itu adalah tahap 1 dari rencananya 3 tahap pembangunan MRT di Jakarta. Tahap 2 adalah dari Dukuh Atas ke Kota dan tahap 3 adalah jalur Timur - Barat.

Seluruh pembangunan dan pengoperasian sistem MRT Jakarta dilakukan oleh PT MRT Jakarta yang dimiliki Pemerintah Jakarta.

Soal penambahan panjang jalan, kata Direktur PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo, telah disetujui oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA ialah lembaga bantuan dana dari Jepang. JICA setuju perpanjangan rute karena tidak akan menambah beban biaya.

"Jadi ini bentuknya pengalihan saja, seharusnya biaya untuk pembangunan fisik tembus HI yang masuk rute Dukuh Atas-Kampung Bandan, akan dialihkan ke dalam pembiayaan Lebak Bulus - Bundaran HI ini," katanya.

Nantinya, di sepanjang jalur itu akan dibangun 13 terminal. Tujuh terminal antara Lebak Bulus dan Blok M berada di permukaan tanah. Enam lainnya, mulai dari Al Azhar hingga Bundaran HI, dan semuanya berada di bawah tanah.

MRT sendiri adalah alat transportasi yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Modalnya adalah kereta, layaknya kereta api listrik.

Transportasi ini, kata Kepala Bidang Informasi Publik, Pemerintah Provinsi Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, merupakan salah satu jawaban atas persoalan lalu lintas di Jakarta.

"Coba kalau ke kantor pakai mobil, satu mobil isinya dua orang. Kalau 2 ribu orang pakai mobil dan bergerak bersama. Bayangkan banyaknya kendaraan di jalan," kata Cucu. "Tapi kalau dengan MRT, bisa mengangkut banyak orang sekaligus. Lebih efektif."

Hasil penelitian Dinas Perhubungan Jakarta 2009 menyebutkan, akibat kemacetan lalu lintas yang terjadi setiap hari di Ibukota Jakarta, diperkirakan kerugian yang diderita oleh semua warga Jakarta mencapai Rp 17,2 triliun setiap tahun. Sementara total kerugian yang ditanggung warga terbagi atas tiga sektor. Yakni, bahan bakar, waktu yang tidak produktif, dan kerugian kesehatan. [na]

SiagaIndonesia

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...