Thursday, 2 June 2011

Kopral Lamiadi, Anggota Koramil Penggagas Pembangkit Listrik Tenaga Air di Dusun Terpencil

Dusun Sekonang, Desa Suko, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, akhirnya bebas dari kegelapan. Itu terjadi berkat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang kemarin (1/6) diresmikan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo. Yang menarik, sumber energi terbarukan tersebut digagas Kopral Kepala (Kopka) Lamiadi, anggota Koramil Temayang. M. NASARUDDIN I.- TONNY ADE, Bojonegoro

GEMERICIK air Sungai Sekonang terdengar di tengah hutan Desa Soko kemarin. Di kali yang kanan kirinya dipenuhi batu besar itu berdiri sebuah bangunan yang mulai hancur dimakan usia. Fungsinya membendung air sungai tersebut. Di sisi kiri bendungan yang posisinya lebih tinggi itulah air dialirkan menuju kincir di bagian bawah, di sebuah gubuk sederhana yang letaknya menjorok. Air itu digunakan untuk menggerakkan turbin.

PLTA tersebut boleh dibilang rintisan Kopka Lamiadi, Babinsa di Koramil Temayang. Itu bermula dari keprihatinan Lamiadi kala menjumpai bocah-bocah cilik terpaksa belajar di bawah temaram lampu teplok (lampu minyak). ’’Saya trenyuh melihat anak-anak itu begitu bersemangat meski tidak ada listrik,’’ kenang komandan pos koramil di Desa Suko tersebut. Ya, Desa Suko memang belum mendapat aliran listrik PLN. Lokasi wilayah yang memiliki tiga dusun –Sekonang, Klingsem, dan Kalimati– itu sangat terpencil. Untuk menuju ke Dusun Sekonang, misalnya, harus menyeberangi tiga sungai.

Jalannya menanjak dan licin. Jika hujan, jalanan penuh lumpur. Dengan kondisi medan yang berat, hanya motor dan mobil jenis tertentu yang bisa melintas di jalur tersebut. ’’Karena belum ada listrik, ketika suatu malam saya melintas di tiga dusun itu, sepanjang jalan terlihat gelap sekali,’’ kenang kopka yang sudah 12 tahun mengabdi sebagai babinsa itu. Melihat kondisi tersebut, Lamiadi tidak tinggal diam. Ayah dua anak itu berpikir keras cara mengatasi penerangan yang minim tersebut. Akhirnya dia melihat air sungai yang berlimpah di dekat dusun itulah yang bisa menjadi jawabnya. Lamiadi kemudian menceritakan gagasan membuat pembangkit listrik tenaga air kepada Komandan Pos Koramil Peltu Probo. Lantas, perwira pertama itu meneruskan ide tersebut kepada Camat Temayang Subiyono.

Ide tersebut ternyata direspons muspika dengan menyampaikan kepada Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Inf Taufik Risnendar dan Danrem 082/CPYJ Kol Inf Cucu Sumantri. Para pejabat itulah yang meneruskan ide tersebut kepada jajaran Kodam V/ Brawijaya. Hasilnya, pembangkit kecil itu sekarang telah berfungsi menerangi 150 rumah di tiga dusun terpencil tersebut. ’’Kepada yang bersangkutan, kami berikan penghargaan berupa pendidikan kilat bintara,’’ kata Letkol Inf Taufik Risnendar. Setelah men-jalani pendidikan bintara kilat selama sebulan, Lamiadi bakal naik pangkat menjadi sersan. PLTA yang sudah didirikan itu nanti disempurnakan.

Rencananya, baling-baling yang ada ditambah menjadi dua agar listrik bisa menyala selama 24 jam. Jika satu baling-baling istirahat, satunya lagi bisa berputar. ’’Sementara kami optimalkan yang sudah ada dulu,’’ tuturnya. Camat Subiyono juga senang dengan gagasan Lamiadi. ’’Ide itu memang luar biasa. Kami sangat berterima kasih dan akan terus mendukungnya,’’ ujarnya. Apa yang dilakukan Lamiadi, kata Subiyono, menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berkreasi. ’’Termasuk untuk kemajuan suatu wilayah seperti Sekonang,’’ tuturnya. (yan/jpnn/c4/ami)


Indopos

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...