Ilustrasi |
Gusti menuturkan, uji coba penggunaan teknologi itu memang bertepatan dengan musibah banjir di Jakarta. "Tapi sejatinya, daerah-daerah lain juga bisa memanfaatkannya," tutur dia di kampus Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Sabtu (9/2).
Mantan Menteri Lingkungan Hidup itu memastikan jika pihaknya hanya menyiapkan sumber daya teknologi dan manusianya saja. "Untuk anggaran, silahkan pemda meminta ke BNPB," tutur Gusti.
Dari hasil uji coba lalu, Gusti mengaku puas dengan penggunaan teknologi itu. Dia mengatakan tim TMC bisa merekayasa hujan ketika gumpalan awan masih di atas laut. Jadi, dengan cara ini resiko hujan lebat di daratan dan berpotensi banjir tidak terjadi.
Sementara itu, pihak BNPB menyatakan tidak bermasalah dengan usulan Menristek terkait pengadaan TMC di seluruh daerah di Indonesia. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, BNPB masih memiliki alokasi dana siap pakai untuk darurat bencana. "Jadi sebenarnya anggaran BNPB tidak ada masalah," jelas Sutopo kepada Jawa Pos.
Meski begitu Sutopo menekankan, tidak semua daerah yang mengajukan bantuan TMC, akan segera dikabulkan. Pihaknya akan memfokuskan pada sejumlah daerah yang terkena bencana. Di samping itu, ada persoalan lain yang juga perlu segera ditangani. Sutopo memaparkan, hingga saat ini, SDM dan sarana pendukung di BPPT masih terbatas.
"Yang jadi masalah itu ya SDM dan sarana pendukungnya. Jadi TMC juga memiliki keterbatasan dalam hal pelaksanaannya. Apalagi di Indonesia yang menguasai TMC hanya ada di BPPT. Itu pun personilnya kurang dari 50 orang,"tegasnya.
Karena itu, hampir tidak mungkin jika TMC dilakukan di dua hingga tiga tempat sekaligus. Terbatasnya jumlah personil yang menguasai TMC di BPPT, membuat pelaksanaan TMC di tiga lokasi tidak mungkin dilakukan.
"Apalagi intensitas pengerahan SDM sama seperti di Jakarta. Sulit dilakukan di tiga lokasi atau lebih bersamaan," imbuh dia. (wan/ken)
● JPNN
0 comments:
Post a Comment