Jakarta : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) akan mengoperasikan kapal survei jenis Katamaran Tanjung Perak. Peresmian peluncuran akan dilaksanakan Kamis (25/3) dan direncanakan dihadiri Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata.
Kepala Bakosurtanal RW Matindas mengatakan pengoperasian kapal Tanjung Perak beserta peralalatannya untuk survei kelautan direncanakan pada April mendatang. ”Kapal ini difungsikan guna mempercepat dan meningkatkan kualitas pengadaan data hidrografi terutama data batimetri,” ujarnya, seperti dikutip dalam siaran pers Rabu (23/3)
Seperti diketahui, luas laut Indonesia meliputi 6.279 juta km persegi, terdiri dari laut Nusantara seluas 3.09 juta km2 dan luas laut ZEE (Zona Ekonomik Eksclusif) seluas 2.9 juta km2. “Penataan ruang wilayah pantai dan laut harus mendapat dukungan pengadaan data batimetri atau hidrografi yang sesuai standard IHO dalam pengadaan peta-peta navigasi laut untuk keamanan pelayaran nasional,” ujar Matindas.
Sementara itu, menurut Agus Santoso, Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Kedirgantaraan Bakosurtanal membangun kapal survey higrografi yang cocok untuk wilayah pesisir dan pantai hingga kedalaman 300 m.
Kapal jenis katamaran dengan bahan fiberglass ini, lanjut Agus, cocok untuk wilayah laut yang dekat pantai dengan ketingggian draft sekitar 1 -1.5 meter dengan ukuran tidak besar dengan panjang 22.2 meter dan lebar 7.5 meter . “ Kapal survey ini bertenaga mesin 300 pk sebanyak dua buah di kiri dan kanan dari kaki katamarannya serta dilengkapi navigasi berupa peralatan GPS,radio komunikasi, radar dan peta,” ujarnya.
Rancang bangun dan konstruksi kapal ini dikerjakan Bakosurtanal dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya serta perusahaan nasional PT Maruline Maju Utama di Pantai Kenjeran Surabaya.
Kapal ini dilengkapi dengan peralatan survey hidrografi atau batimetri multibeam dengan kapasitas untuk kedalaman sampai 60 meter. “Pada tahun 2010 ini direncanakan untuk meningkatkan peralatan survei hidrografnya menjadi sampai kedalaman 300 meter,” ujarnya.
Kapal ini juga dilengkapi peralatan pengolah data komputer berikut system jejaring lokal dan intarnet. “Idealnya, 6 atau lebih kapal survey jenis ini untuk meliput seluruh wilayah pantai Indonesia yang panjangnya lebih dari 100 kilometer dan mengenai penempatannya sesuai rencana Kementerian Riset dan Teknologi dalam membangun pelabuhan-pelabuhan riset kelautan di Indonesia, seperti di Bungus di Indonesia bagian barat dan Ambon untuk Indonesia bagian Timur,” ujar Agus.
Sementara, untuk pengumpulan data batimetri di laut yang lebih dalam, lanjut Agus, Bakosurtanal akan tetap memanfaatkan kapal-kapal riset Baruna Jaya II , III dan VIII milik Kementerian Riset dan Teknologi serta kapal Geomarine III milik Kementerian ESDM yang mempunyai daya jelajah jauh lebih luas dan peralatan echosounder multibeam berkemampuan lebih tinggi. (Lea)
0 comments:
Post a Comment