Jakarta- Saat ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih mengkaji kelayakan pembangunan energi nuklir di Indonesia. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Suharna Suryapranata mengungkapkan," Pembahasannya masih di DPR, dan merupakan bagian program ristek 5 tahun ke depan." demikian pemaparannya di sela-sela Seminar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Majeis Ilmuwan Muslimah Internasional-Indonesia (MAAI), yang bertema :"Peranan Iptek dalam Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan".
Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Zainal Abidin menambahkan," Pemanfaatan Nuklir telah banyak dirasakan masyarakat terutama dalam bidang tanaman padi, kedelai, kacang hijau dan sorghum." ungkapnya. "Jadi sudah saatnya pemerintah mengimplementasikan nuklir, namun harus untuk tujuan kesejahteraan masyarakat." jelasnya.
Saat ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan Oligo Khitosan yang merupakan hasil iradiasi Khitosan yang bermanfaat sebagai bahan pengatur tumbuh pada tanaman. Khitosan berasal dari kulit udang dan cangkang kepiting yang mengandung Khitin, Poli-B-(1,4)-2-Amino-2-Deoksi-D-Glukosa yang merupakan polimer multifungsional karena memiliki gugus-gugus fungsional seperti Amino, gugus hidroksil primer serta sekunder pada struktur glukosamin. Khitosan iradiasi oleh negara-negara Asia seperti Jepang, China, Vietnam, dan Korea telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengatur tumbuh (growth promotors) untuk tanaman.
Hasil penelitian skala lab dan uji coba lapangan menunjukkan bahwa Oligo Khitosan dapat menguatkan akar tanaman, berfungsi sebagai akibat anti bakteri, mempercepat panen, dan meningkatkan produksi tanaman.(ap)
• technologyindonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment