PT Medco E&P Indonesia dan Balitbang Energi dan Sumber Daya Mineral menyepakati kerja sama penelitian, pengembangan, pelayanan jasa teknologi CBM untuk peningkatan kinerja produksi lima sumur CBM di Lapangan Rambutan, Blok South & Central (S&C) Sumatra.
Senior Manager of Relations Aditya Mandala mengatakan pengembangan gas metana batu bara atau CBM merupakan salah satu jalan keluar atas menurunnya jumlah produksi migas nasional. Dalam kaitan upaya mendukung program tersebut, katanya, Medco E&P menjadi salah satu perusahaan migas nasional yang sejak awal bekera sama dengan pemerintah untuk pengembangan CBM.
"Salah satu bentuk dukungan kami melalui penandatanganan nota kesepahaman untuk menyelesaikan aktivitas pengeboran dan meningkatkan kinerja produksi lima (5) sumur CBM di Wilayah Kerja Rambutan," katanya.
Menurut dia, studi bersama akan meliputi berbagai aktivitas di antaranya evaluasi dan penentuan parameter teknis serta potensi cadangan CBM di Rambutan, menentukan model keekonomian pengoperasian konsesi CBM di Indonesia, dan juga kerja sama penelitian serta jasa teknologi dalam pengembangan CBM.
"CBM mempunyai dapat dijual langsung sebagai gas alam, dijadikan energi dan sebagai bahan baku industri. Eksploitasi CBM tidak akan mengubah kualitas matrik batubara, tetapi malah menguntungkan para penambang batubara, karena gas metananya telah dimanfaatkan sehingga lapisan batubara menjadi aman untuk ditambang."
Berdasarkan pengujian yang dilakukan Lemigas pada 5 sumur uji, potensi cadangan dan produksi CBM lapangan Rambutan diperkirakan cukup besar. Lapangan Rambutan merupakan salah satu lapangan CBM yang berada di South Sumatera Basin, yang diperkirakan mempunyai potensi CBM sebesar 183 tcf.
Berdasarkan hasil analisa laboratorium, diketahui bahwa gas yang terproduksi memiliki kandungan gas metana berkisar antara 93% – 97%. Saat ini kelima sumur pilot project CBM telah mulai mengeluarkan gas metana batubara.
Dalam perkembangan lain, Kangean Energy Indonesia akan melakukan pemboran lima sumur pengembangan di Lapangan Terang Sirasun Batur yang berlokasi di Blok Kangean PSC, Jawa Timur, mulai Oktober 2010.
Vice President (VP) Human Resource & Administration, Kangean Is Nugroho mengatakan rencana pemboran dapat dilakukan seiring telah diperolehnya fasilitas Floating Production Unit (FPU) untuk memproduksi gas di lapangan tersebut. Dengan pengembangan itu, katanya, produksi gas Kangean yang saat ini sekitar 25 MMscfd bisa ditingkatkan menjadi 300 MMScfd pada awal 2012.
"Ditargetkan produksi tersebut bisa tercapai awal tahun 2012," katanya.
Saat ini, tuturnya, Kangean juga membangun pipa sepanjang 28 kilometer dari FPU ke jaringan pipa gas East Java. "Pembangunan direncanakan memakan waktu dua bulan."
Gas dari TSB, katanya, akan didistribusikan ke beberapa pembeli gas di Jawa Timur, seperti PT PLN, PT Petrokimia Gresik, PT Petrogas, dan PT Pertagas.
• tender-indonesia.com
Senior Manager of Relations Aditya Mandala mengatakan pengembangan gas metana batu bara atau CBM merupakan salah satu jalan keluar atas menurunnya jumlah produksi migas nasional. Dalam kaitan upaya mendukung program tersebut, katanya, Medco E&P menjadi salah satu perusahaan migas nasional yang sejak awal bekera sama dengan pemerintah untuk pengembangan CBM.
"Salah satu bentuk dukungan kami melalui penandatanganan nota kesepahaman untuk menyelesaikan aktivitas pengeboran dan meningkatkan kinerja produksi lima (5) sumur CBM di Wilayah Kerja Rambutan," katanya.
Menurut dia, studi bersama akan meliputi berbagai aktivitas di antaranya evaluasi dan penentuan parameter teknis serta potensi cadangan CBM di Rambutan, menentukan model keekonomian pengoperasian konsesi CBM di Indonesia, dan juga kerja sama penelitian serta jasa teknologi dalam pengembangan CBM.
"CBM mempunyai dapat dijual langsung sebagai gas alam, dijadikan energi dan sebagai bahan baku industri. Eksploitasi CBM tidak akan mengubah kualitas matrik batubara, tetapi malah menguntungkan para penambang batubara, karena gas metananya telah dimanfaatkan sehingga lapisan batubara menjadi aman untuk ditambang."
Berdasarkan pengujian yang dilakukan Lemigas pada 5 sumur uji, potensi cadangan dan produksi CBM lapangan Rambutan diperkirakan cukup besar. Lapangan Rambutan merupakan salah satu lapangan CBM yang berada di South Sumatera Basin, yang diperkirakan mempunyai potensi CBM sebesar 183 tcf.
Berdasarkan hasil analisa laboratorium, diketahui bahwa gas yang terproduksi memiliki kandungan gas metana berkisar antara 93% – 97%. Saat ini kelima sumur pilot project CBM telah mulai mengeluarkan gas metana batubara.
Dalam perkembangan lain, Kangean Energy Indonesia akan melakukan pemboran lima sumur pengembangan di Lapangan Terang Sirasun Batur yang berlokasi di Blok Kangean PSC, Jawa Timur, mulai Oktober 2010.
Vice President (VP) Human Resource & Administration, Kangean Is Nugroho mengatakan rencana pemboran dapat dilakukan seiring telah diperolehnya fasilitas Floating Production Unit (FPU) untuk memproduksi gas di lapangan tersebut. Dengan pengembangan itu, katanya, produksi gas Kangean yang saat ini sekitar 25 MMscfd bisa ditingkatkan menjadi 300 MMScfd pada awal 2012.
"Ditargetkan produksi tersebut bisa tercapai awal tahun 2012," katanya.
Saat ini, tuturnya, Kangean juga membangun pipa sepanjang 28 kilometer dari FPU ke jaringan pipa gas East Java. "Pembangunan direncanakan memakan waktu dua bulan."
Gas dari TSB, katanya, akan didistribusikan ke beberapa pembeli gas di Jawa Timur, seperti PT PLN, PT Petrokimia Gresik, PT Petrogas, dan PT Pertagas.
• tender-indonesia.com
0 comments:
Post a Comment