Mereka dipilih dari 20 finalis yang lolos penjurian. ke-20 finalis adalah AsongBag oleh Muhamad Ro'is Abidin, Boxer-Box Seller oleh Mohammad Loansa Putra, Chips-Sets oleh Yadi Sudjana Putra, Cipaot oleh Sastika Puspa, Duang oleh Sakud, Examo oleh Albertus Sagala, Gadar (Gatot Darurat) oleh Gatot Suparmanto, Growboll oleh Ahmad Luqman Hakim, Gundu Stadium oleh Adityo, Kurzikozi oleh Yudhistira Pratama Sutrisna, Linjang (Lingguhan to Keranjang) oleh Okky Fajar Prasetyajati, Me R'Acl oleh Reni indarti, Morphil oleh Bayu Ramadhan, My Turn oleh Lukni Burhanuddin Ahmad, Piikey oleh Tri Andriano Ibrahim, Portang oleh Apris Sugianto Sudrajat, Sigilip oleh Nusrito Zalins Adekory, Stanporti oleh Tiko Prabhata, Stapack oleh Irvan Hermawan, dan Tujiku oleh Lenny.
Pemenang favorit jatuh kepada Lukni Burhanuddin Ahmad dengan inovasinya membuat My Turn yaitu board game yang lebih menarik untuk memainkan permainan lama seperti ular tangga, monopoli, ludo, dan sebagainya. Lukni menang melalui voting yang dilakukan di web www.blackxperience.com. Sedangkan empat orang pemenang BIA 2011 versi dewan juri adalah Gundu Stadium oleh Adityo, Piikey oleh Tri Andriano Ibrahim, Stanporti oleh Tiko Prabhata, dan StaPack oleh Irvan Hermawan.
"Para pemenang ini terpilih karena mereka memiliki dampak postif untuk orang banyak. Produk-produk mereka kemungkinan akan diproduksi massal. Contohnya Stapack, yang menurut ahli HAKI ternyata bisa dipatenkan. Bayangkan jika pengusaha-pengusaha restaurant menggunakan produk ini, tentu akan mengurangi penggunaan plastik untuk kemasan makanan," ujar Yoris Sebastian, salah satu dewan juri saat ditemui Kompas.com usai pengumuman pemenang.
Selain Yoris yang merupakan pendiri Oh My Goodness Creative Consulting, anggota dewan juri adalah Bre Redana (kepala desk Kompas edisi Minggu), Ade Darmawan (direktur serta anggota Dewan Kesenian Jakarta di komite seni rupa), Leonard Theosabrata (penggerak forum desainer produksi dan arsitek muda), Sigi Wimala (model dan pemain film), Zinnia (direktur visual untuk COD dan direktur relasi internasional untuk Asosiasi Desainer Grafis Indonesia), Emir Hakim (direktur, CEO FGD Forum Indonesia, sebuah organisasi non-profit untuk Industri Seni Grafis), Diana Mochdie (Interior design Consultant yang juga pendiri dan pemilik PT Toimoi Indonesia), dan Eko Prawoto (Dosen Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta).
Proses penjurian terdiri dari empat tahap, yakni tahap filter, presentasi, voting di website BIA, dan penjurian akhir. Tahap filter dilakukan oleh panitia BIA 2011, di mana dari 50 gambar desain yang masuk, terpilih 25 gambar desain yang memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan ide desain mereka di hadapan dewan juri.
"Setelah presentasi, kami dewan juri memilih 20 finalis yang idenya akan dikembangkan oleh panitia," tambah Yoris. Dua puluh finalis yang terpilih memang mendapatkan bantuan panitia untuk membangun produk mereka masing-masing, sesuia konsep yang telah dipresentasikan.
Tak sekadar malam penghargaan, acara ini juga dilengkapi dengan pameran produk-produk yang dihasilkan oleh para finalis, juga terdapat 2 booth yang memberi kesempatan pengunjung untuk ikut berpartisipasi. Karya 20 finalis yang telah berbentuk produk dipamerkan di malam penghargaan pemenang BIA 2011. Usai pengumuman para pemenang, pengunjung Citos dihibur oleh penampilan dari RAN dan RAISA.
Dalam activity booth touch screen, pengunjung bisa bebas berkreasi menempatkan foto dengan sentuhan ke sebuah plasma touch screen. Mereka juga bisa mendukung salah satu finalis dan memberikan alasan mengapa pilihan mereka harus menang, melalui alat yang tersedia.
0 comments:
Post a Comment