JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Facebook berharap apa yang terjadi di India tak akan terjadi di Indonesia. Hal itu disampaikan Nick Gibbons, Asia Pacifik Facebook Director, di sela-sela So Me Playground yang digelar di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2011).
Di India, Facebook dan tiga perusahaan lainnya dipanggil oleh Pemerintah India untuk memblokir konten tertentu yang memicu kritik terhadap Pemerintah India. "Facebook sudah melakukan pembicaraan intensif dengan Pemerintah India dan menyatakan bahwa Facebook tidak berbahaya bagi pemerintah," ungkapnya.
Facebook, Twitter, dan Google, kata Nick, telah menjelaskan kepada Pemerintah India bahwa ketiga perusahaan tidak bisa membatasi pengguna untuk melakukan apa pun dari semua layanan yang dibangun.
"Itu adalah hak pengguna untuk melakukan apa pun. Kami memberikan layanan yang memudahkan orang terhubung dan berbagi banyak hal, di luar itu, bukan tanggung jawab kami," kata Nick.
Baginya, Facebook tidak akan ikut campur terhadap kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah di tiap-tiap negara. Ia menyebut China yang memblokir Facebook dan Twitter bagi warganya. Baginya itu sebuah keputusan yang tak bisa lagi digugat oleh Facebook karena itu hak pemerintah.
Tapi, jika Facebook yang harus melakukan pemblokiran, rasanya tidak akan mungkin bisa. "Saya berharap hal ini tidak akan terjadi di Indonesia," tutupnya.
Nick Gibbon menyatakan sangat senang bisa menghadiri pesta jejaring sosial di Jakarta dan bertemu dengan pengguna media sosial di Indonesia. Baginya, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi Facebook sehingga Facebook harus mengembangkan teknologi yang membantu pengguna di Indonesia mengeksplorasi Facebook dengan lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Nick sempat mempresentasikan soal kemampuan geotagging di fitur Timeline Facebook. "Dengan geotagging ini, pengguna bisa check in dan bisa menambahkan foto serta video di peta," kata Nick.
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment