Showing posts with label Ilmu Pengetahuan. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Pengetahuan. Show all posts
0

Asteroid bukan penyebab punahnya dinosaurus?


Asteroid bukan penyebab punahnya dinosaurus?

Teori yang selama ini digunakan dan dipercaya adalah dinosaurus dan makhluk hidup di eranya musnah karena hantaman asteroid, namun analisis terbaru katakan komet-lah yang membunuh hewan-hewan itu semua.

Sebuah penelitian yang mengambil tempat analisis di kawah Chicxulub, Meksiko, mengemukakan suatu hipotesa baru akan musnahnya dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mencoba menganalisis kawah yang berdiameter sejauh 112 mil tersebut bukanlah disebabkan oleh tumbukan asteroid atau meteroit pada zaman dahulu, melainkan sebuah komet.

Clevelandleader (24/03) melansir bahwa dalam teori sebelumnya, sebuah asteroid besarlah yang menabrak bumi dan mengakibatkan terbentuknya kawah tersebut.

Hal tersebut dibuktikan dengan terdapatnya sendimen di kawah tersebut yang memiliki tingkat elemen iridium tinggi.

Elemen iridium ini biasa disebut juga dengan nama Cretaceous-Paleogene (K-Pg) yang diperkirakan ada bersamaan dengan awal pembentukan bumi.

Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata tingkat iridium tersebut masih ambigu dan patut dipertanyakan. Terlebih lagi, para peneliti tidak begitu yakin apabila sebuah asteroid dapat menciptakan kawah dengan seluas itu.

Menurut kalkulasi mereka, hanya obyek luar angkasa dengan kecepatan luar biasalah yang dapat menciptakan cetakan kawah seperti itu, walaupun ukurannya tidak sebesar asteroid.

Jason Moore, seorang Paleoecologist dari Dartmouth College, New Hampshire, mengungkapkan, "Kawah tersebut tercipta karena tumbukan benda luar angkasa yang memiliki energi luar biasa namun ukurannya lebih kecil dari batuan angkasa. Kita memprediksikan benda tersebut adalah komet."

Komet adalah suatu bola yang di dalamnya terkandung unsur es, debu dan partikel bebatuan. Benda langit satu ini lebih kecil dibandingkan dengan asteroid.

Komet juga memiliki garis edar sendiri dan selalu meninggalkan jejak ekor dalam setiap lintasannya. Perbedaan yang paling mendasar adalah komet memiliki kecepatan lintas yang lebih dibandingkan dengan asteroid.

Walaupun hipotesa tersebut masih diperdebatkan dan masih banyak yang mengatakan bahwa asteroid-lah yang membunuh dinosaurus, namun komet juga masuk sebagai 'tersangka' utamanya.

Secara logika, cekungan alami akan terbentuk apabila ada suatu benturan dari luar dengan energi dan kecepatan yang luar biasa. Sebuah benda yang besar tidak selalu dapat menghasilkan cekungan apabila membentur suatu permukaan.



source: merdeka:
0

Minggu, komet Pan-STARRS dapat dilihat dari Indonesia

Komet Pan-STARRS
Orang-orang yang hidup di belahan bumi utara akan mendapatkan sajian menarik di angkasa hari ini (08/03). Ada kemungkinan, masyarakat Indonesia juga dapat melihatnya pada hari Minggu (10/03) besok.

Sejak ditemukan pada bulan Juni 2011 lalu, akhirnya komet yang dinamakan Pan-STARRS atau C/2011 L4 dapat dilihat dengan mata telanjang di belahan bumi utara.

Seperti dilansir National Geographic (07/03), 2 tahun lalu, Pan-STARRS masih terlihat di lintasan orbit antara Jupiter dan Saturnus, namun beberapa minggu kemarin, arah laju komet satu ini semakin mendekati bumi.

Para peneliti mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti, karena Pan-STARRS tidak akan menabrak bumi walaupun jaraknya hanya sekitar 147 juta kilometer dari planet ini.

Sayangnya, Indonesia bukanlah negara yang tepat untuk melihat melintasnya komet yang memiliki cahaya terang ini ketika benda langit itu berada di titik ekuator.

Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara kemungkinan baru dapat menikmati pemandangannya ketika Pan-STARRS mencapai titik perihelion atau garis lintas yang menuju matahari sekitar tanggal 10 Maret nanti.


Merdeka
0

80% Pakaian BerMerek Kelas Dunia Di Produksi Di Indonesia


Pakaian Bermerek
Jakarta | Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengklaim 80% produk pakaian bermerek global telah dibuat di dalam negeri. Hal ini sejatinya menunjukan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia diakui dunia.$Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum APi Ade Sudrajat kepada detikFinance, Jumat (8/3/2013).

"Mark and Spencer, Mango, Zara, itu sebagian besar dibuat di Indonesia, bahkan sekitar 80% merek dunia dibuat di Indonesia. Merek China ada, merek Korea ada," ungkap Ade.

Ia mencontohkan, produsen pakaian di Indonesia tersebut banyak menerima pesanan dari para pemegang merek terkenal di dunia. Misalnya produk Zara pun memproduksi pakaiannya di Kamboja, China, dan negara lainnya selain Indonesia.

"Pemegang merek-nya asalnya dari Spanyol, jadi dia sistem-nya OEM (original equipment manufacturer) kalau di kita," ujar Ade.

Saat ini, lanjut Ade, ada 3.000 perusahaan tekstil dan pakaian jadi di Indonesia. Sebanyak 50% diantaranya berorientasi pada ekspor, sebagian besar dari perusahaan tersebut memproduksi merek-merek ternama.

"Banyak pusat produksi di kita, di Bandung, Bekasi, Bogor, banyak di kita. Ekspor kita tahun lalu sampai US$ 13 miliar," pungkasnya.

Seperti diketahui, produk pakaian Zara sebagian dibuat di pabrik tekstil yang berlokasi di Desa Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pakaian Zara dibuat oleh PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) yang dimiliki oleh HM. Lukminto.


  ● Detik   
0

Orang Kaya RI Bertambah, Pajak Juga Harus Bertambah


Hatta Rajasa Pidato Pajak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyambut baik masuknya pengusaha-pengusaha Indonesia dalam daftar orang -orang terkaya dunia. Tapi hal itu seharusnya diimbangi dengan makin banyaknya orang kaya yang bayar pajak.

"Iya, kami bersyukur banyak orang kaya. Kami harapkan juga orang kaya itu membayar pajak yang benar sehingga ada kontribusi untuk pembangunan bangsa," kata Hatta di kantornya, Jakarta, Selasa 5 Maret 2013.

Hatta mengegaskan, pemerintah terus memfasilitasi para pengusaha nasional untuk terus berkembang sehingga akhirnya menjadi orang-orang kaya. untuk itu dia mengingatkan, kewajiban pajak menjadi hal utama.

"Kalau orang kaya bertambah, harusnya pajaknya juga bertambah dong," katanya.

Pemerintah menurut Hatta juga terus menjaga gap atau jarak antara masyarakat kaya dan yang miskin agar tidak semakin lebar. dengan segala upaya yang dilakukan, dia mengklaim saat ini di antara negara-negara berkembang bahkan negara maju jurang perbedaan itu makin mendekat.

"Ada studi yang baru terkait masalah kesenjangan, kita lebih baik dibandingkan India, China, dan Meksiko," katanya. (sj)
0

Pembatasan Impor Biar Pengusaha Bangun Pabrik di Indonesia


Pemerintah menegaskan pengetatan impor bisa menjaga defisit neraca perdagangan tidak semakin melebar. Bukan membuat investor enggan berinvestasi di Indonesia. Besarnya pasar Indonesia lebih memberikan daya tarik pada investor untuk datang.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tujuan pembatasan impor akan membuat investor membangun pabriknya di Tanah Air. "Ini cara dia terbebas dari pembatasan impor," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/3).

Menurutnya meski sudah dilakukan pembatasan namun tidak langsung membuat pengusaha berhenti melakukan importasi. Pasalnya, keuntungan yang didapat pasar Indonesia lebih besar daripada biaya impor itu sendiri.

Tingginya permintaan pasar pada barang impor, apabila tidak dijaga atau bahkan melakukan pembatasan ketat, akan memberi tekanan pada inflasi. Pembatasan akan menyebabkan kelangkaan yang bermuara pada kenaikan harga.

"Maka dari itu masalah impor bukan masalah investasi tapi masalah inflasi," katanya.(mdk/arr)

source: merdeka
0

Waskita Karya Ditawari JOB di TIMOR LESTE

makam pahlawan seroja

PT Waskita Karya Tbk, berencana mulai ekspansi ke Timor Leste dengan mengeerjakan beberapa proyek tahun ini. Pemerintah Timor Leste telah menawarkan kepada perusahaan konstruksi plat merah ini beberapa proyek unggulan.

Kepala Cabang Timor Leste Waskita Karya Tbk, Agus Prihatmono, mengatakan saat ini Waskita Karya baru saja dipercaya menggarap proyek pembangunan jalan Dili-Luquisa sepanjang 60 kilometer dengan nilai proyek mencapai Rp 200 miliar.

“Proyek ini dibiayai oleh Bank Dunia sehingga penjamin proyek dan jaminan pendanaannya jelas,” ujarnya ketika ditemui di acara bedah buku di kantor Waskita Karya, Jakarta, Selasa 5 Maret 2013.

Waskita, katanya, banyak mendapatkan tawaran proyek dari pemerintah Timor Leste. Namun, perseroan tidak mau begitu saja mengerjakan proyek Timor Leste. Waskita memilah proyek yang mempunyai tingkat penjaminan tinggi.

Alasannya, negara bekas provinsi Indonesia ini mau seluruh proyek yang mereka tawarkan tidak menggunakan kontrak. Hal ini membuat urusan legalitas para kontraktor menjadi tidak aman. "Kita tidak berani karena tidak ada jaminan,” katanya.

Ia menjelaskan hingga saat ini negara Timor Leste belum mempunyai aturan yang jelas mengenai kontrak proyek, pengadaan barang dan jasa, otoritas jasa keuangan dan kepastian pembayaran.

Salah satu proyek prestisius yang ditawarkan Timor Leste kepada Waskita Karya adalah pembangunan bandara internasional di Suai. Namun, Waskita Karya belum berani mengingat belum adanya kejelasan penjaminan pembiayaan proyek tersebut.

Menurutnya, Waskita Karya sudah menjadi kontraktor kepercayaan pemerintah Timor Leste. Pasalnya, BUMN karya ini sudah menggarap berbagai proyek semenjak negara ini pertama kali dibangun.

“Timor Leste mimpinya masih banyak, tapi permasalahan legalitas masih perlu ditingkatkan,” katanya.(adi)

soure: Viva
0

TEKNOLOGI LEVEL MENENGAH DIKUASAI INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL


TEKNOLOGI LEVEL MENENGAH DIKUASAI INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, saat ini, industri pertahanan di dalam negeri telah mampu menguasai teknologi untuk level menengah. Ke depan, penguasaan teknologinya akan ditingkatkan menjadi lebih tinggi lagi.

Di sisi lain, pemerintah juga berambisi menaikkan level pemenuhan konten lokal industri tersebut di atas 35%. “Kami memacu pertumbuhan industri agar bisa memenuhi kandungan lokal 35%. Jadi, untuk pengadaan alutsista atau almatsus (alat material khusus), 35% di antaranya diserahkan untuk pengerjaan di dalam negeri,” tutur Budi.

Menurut dia, industri pertahanan di Tanah Air sebenarnya sudah bisa memproduksi berbagai jenis alas pertahanan dan pendukungnya. Tapi, alusista dengan level teknologi tertentu dan umumnya belum menggunakan teknologi tinggi.

“Misalnya, untuk peluru dengan radar dan dengan waktu meledak yang sudah diatur, itu belum bisa kita buat,” kata Budi.

Mengutip data Kementerian Riset dan Teknologi, masterplan pembangunan industri pertahanan nasional ditetapkan tahun 2010-2029. Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok matra darat, laut, dan udara TNI, sehingga bisa mandiri tahun 2029.

Sementara itu, Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari mengatakan, industri pertahanan merupakan salah satu sektor industri strategis yang perhi mendapat perhatian semua pihak dalam pengembangannya. Menurut dia, keberadaan industri tersebut harus mendapat dukungan yang lebih besar.

“Pertahanan kita akan lebih kuat dan mampu bersaing dengan industrtri sejenis dari negara-negara lain,” ujarnya.

Menurut Ansari, ciri utama sektor industri pertahanan adalah keberadaan teknologi tinggi. Untuk itu, penguasaan terhadap teknologi terkini sangat diperlukan agar tidak tertinggal dengan negara lain. Pengembangan industri pertahanan tanpa adanya kemajuan teknologi hanya akan berjalan di tempat.

Ansari berharap, industri pertahanan dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan yang ada sehingga pertahanan dan keamanan dalam negeri dapat terjamin. Apalagi persaingan dunia akan semakin ketat.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi mengakui, Indonesia masih mengimpor alat pertahanan. Namun, pihaknya terus berusaha mengurangi impor tersebut dengan mengembangkan industri dalam negeri.

“Untuk alat-alat pertahanan tertentu kita masih impor. Tapi ada juga yang sudah diproduksi di dalam negeri,” jelasnya.

Bekas Menteri Perindustrian Hartarto Sastrosoenarto mengatakan, untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, selain dibutuhkan kemampuan teknologi juga butuh pembiayaan yang besar.

Karena itu, dia meminta pemerintah menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga keuangan, seperti Bapindo tempo dulu,” katanya.

Menurut Hartarto, negara-negara tetangga seperti Malaysia, India dan Thailand sudah memiliki bank tersebut. Kedepan, pemerintah harus memberikan dana ke lembaga keuangan yang tugasnya membiayai sektor industri. Hal itu untuk pemberian kredit jangka panjang dengan bunga yang rendah untuk industri pertahanan dan industri lainnya.

“Tiap tahun dimasukkan modal baru, sehingga dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri pertahanan dan industri dasar lainnya,” jelasnya.

Dia juga berharap, pada 2025 rasio pendapatan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 20-25 persen. Dengan pemasukan pajak sebesar itu, pemerintah tidak perlu meminjam lagi untuk menutup defisit APBN.

Menteri Perindustrian MS Hidayat meminta industri galangan kapal mulai meningkatkan level tingkat kandunganl dalam negeri (TKDN) produksinya. Hal itu juga dipengaruhi permintaan spesifikasi khusus sesuai kebutuhan, seperti kapal migas yang membutuhkan spesifikasi tertentu.

“Saya berharap TKDN bangunan kapal produksi galangan dalam negeri bisa ditingkatkan. Jadi, sambil pemerintah merriacu daya saing dan efisiensi, industri galangan kapal dalam negeri menaikkan TKDN-nya. Ini nanti terkait dengan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri), yakni pemanfaatkan preferensi harga untuk proyek-proyek yang menggunakan APBN,” terang Hidayat.

Dia mengatakan, TKDN kapal bangunan baru produksi galangan dalam negeri beragam. Berbeda antara kapal penumpang dan angkutan, tergantung sektor pengguna. ”Kalau untuk kapal penumpang, TKDN-nya sudah bisa 55 persen dan untuk sektor migas memang masih di bawahnya karena spesifikasinya khusus,” ujarnya.

source: TUBASMEDIA
0

Australia Diminta Kubur "Arogansi Lama" Terhadap RI

 Masih ada pola pikir lama bahwa "Indonesia lebih butuh Australia"

Jakarta | Pemerintah Australia belakangan ini menyatakan Indonesia sebagai mitra strategis yang sejajar. Namun, baik warga Indonesia dan Australia sendiri menyadari masih adanya stigma bahwa Negeri Kanguru itu terkesan arogan, yang disertai pola pikir "Indonesia lebih butuh Australia." Sikap itulah yang perlu dihapus.

"Hubungan antar pemerintah dan antarwarga Indonesia dan Australia beberapa tahun terakhir kian dekat. Namun saya melihat masih ada kesan di kalangan Australia, 'Indonesia kan butuh kami,'" kata Wieke Gur, seorang warga Indonesia dalam perbincangan dengan VIVAnews usai suatu diskusi dengan kalangan pengusaha, kaum muda, dan pejabat Australia di Kota Perth hari ini.

Sempat bekerja di sebuah majalah berita di Jakarta, Wieke berdomisili di Australia sejak 12 tahun lalu. "Kesan sombong itu yang saya tangkap saat beberapa kali berbincang dengan orang Australia. 'Negara Anda kan lebih butuh kami, lalu mengapa terkadang tidak mau dengarkan apa yang kami mau?' Lalu saya selalu jawab, 'Indonesia sudah lebih baik kok, kalian kan juga butuh kami. Indonesia pun bisa berbisnis dengan negara-negara lain kalau Anda tidak mau,'" tutur Wieke, yang berprofesi sebagai konsultan bidang brand marketing dan digital strategy di Kota Perth.

Pola pikir itu, ungkap Wieke, lebih banyak dilontarkan oleh kaum tua Australia. Maka dia senang bahwa beberapa tahun belakangan program pertukaran pemuda dan mahasiswa serta saling kunjung pebisnis Indonesia dan Australia kian intensif.

"Persepsi negatif itu tidak saya temukan pada diri mereka, yang sudah bersikap terbuka. Mudahan-mudahan ini bisa perlahan-lahan mengubur pola pikir lama yang sempit itu," kata Wieke.

Sebelumnya, seorang warga Australia bernama Simon Johnson mengakui bahwa memang masih ada pandangan lama mengenai Indonesia. "Begitu pula stigma dari Indonesia yang menganggap Australia itu arogan. Saya menilai stigma-stigma itu bisa dihapus dengan selalu menatap ke depan bahwa kedua negara dan bangsa kini saling butuh," kata Johnson.

"Di kalangan pebisnis dan kaum muda Australia, pola pikir lama sudah jauh-jauh hari dihapus. Indonesia menjadi pasar dan mitra besar kami. Memang ada beberapa kendala, tapi itu normal dan bisa diselesaikan bersama," kata Johnson, yang juga merupakan Direktur Pengembangan Dagang dari Departemen Pertanian dan Pangan di Pemerintah Negara Bagian Australia Barat. (eh)


  Vivanews  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Ratusan Dokter Australia Berminat Tularkan Ilmu ke Indonesia

Lewat Internet, mereka bisa bantu membahas diagnosa penyakit di RI

JakartaPara dokter dan pakar medis di Australia antusias untuk meningkatkan kerjasama dengan para dokter di Indonesia. Mereka tidak harus pergi ke Indonesia, namun bisa saling kontak dan konsultasi medis melalui Internet.

Demikian ungkap Profesor Michael Handerson, seorang pakar manajemen dan pelatihan kesehatan. "Australia memiliki dokter-dokter dengan perlengkapan riset yang memadai. Saya juga tahu banyak dokter di Indonesia yang berkualitas di wilayah-wilayah terpencil.

Mereka bisa bekerjasama secara rutin untuk menghasilkan mutu layanan medis yang lebih baik," kata Henderson dalam percakapan dengan VIVAnews di Universitas Western Australia di Kota Perth.

Profesor Henderson memimpin lembaga International Skills and Training Institute in Health (Istih). Ini merupakan institusi nirlaba yang memberikan bantuan kepada para pekerja dan lembaga kesehatan berupa pelatihan medis, perawatan, dan penyuluhan kesehatan lokal.

Melalui lembaga yang dia pimpin, Henderson tengah merintis proyek pelatihan kepada para dokter atau tenaga medis di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

"Kami ingin para pakar medis Australia bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada para dokter Indonesia di wilayah-wilayah terisolir. Salah satu program yang dirintis Istih adalah membuka komunikasi lewat Internet," kata Henderson.

Komunikasi lewat Internet ini, bagi dia merupakan cara yang efektif dan murah. "Teknologi Informasi kian cepat dan murah. Ada YouTube dan Skype. Dokter di Indonesia pun bisa berkomunikasi intensif dengan ahli penyakit dalam di Australia, misalnya. Bahkan, tidak saja belajar, mereka pun bisa berkonsultasi bersama secara langsung dalam mendiagnosa suatu kasus penyakit," kata Henderson.

Dia mengungkapkan sudah ada animo yang besar dari para pakar medis Australia untuk terlibat dalam program ini. "Sudah lebih dari 300 spesialis yang berminat untuk saling kontak dengan para kolega mereka di Indonesia.

Bahkan, menurut Henderson, salah satunya adalah Barry Marshall. "Beliau adalah peraih Penghargaan Nobel 2005 bidang Medis," kata Henderson. Marshall mendapat Nobel berkat penelitiannya dalam riset keterkaitan infeksi Heliobacter pylori dan kanker perut.

Para dokter di Australa pun, melalui komunikasi visual jarak jauh lewat Internet  bisa juga belajar dari Indonesia bagaimana menindak suatu kasus dengan kondisi terbatas.

"Karena, dalam situasi darurat, kita tidak bisa selalu mengandalkan peralatan canggih. Perlu intuisi dan kemampuan individu dari dokter yang bersangkutan. Itulah yang saya lihat dari dokter-dokter yang saya temui di wilayah terpencil," kata Henderson.


  ● Vivanews  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Di Tangan Nur, Sampah Kulit Kerang Jadi Bernilai

Di Tangan Nur, Sampah Kulit Kerang Jadi Bernilai
BANDUNG | Setiap bulan, Nur Handiah mengirimkan empat kontainer hasil kerajinan kerang ke luar negeri. Negara-negara Eropa seperti Jerman, Spanyol, Italia, Inggris, Jerman, dan Prancis, merupakan tujuan favorit. Demikian pula Amerika Serikat.

Nilai pengiriman per bulan berkisar 40-60 dollar AS. Nur bersama suaminya, Jaime Taguba, terus melebarkan sayap. Dua kali dalam setahun, mereka mengikuti pameran internasional, seperti sepekan lalu keduanya berada di Swiss.

Nur dan Jaime berhasil menyulap sampah puluhan kulit kerang menjadi barang berkualitas ekspor sejak awal 2000-an. Tumpukan-tumpukan kulit kerang yang biasa menjadi sampah bagi para nelayan justru diubah menjadi barang-barang indah dan mewah di rumah produksi Multi Dimensi Shell Craft.

Hasilnya tampak di ruang pameran di Jalan Astapada Kavling 130, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Berbagai jenis karya berbahan dasar atau berbahan tambahan kerang ada di ruang paling depan itu. Memasuki ruangan itu, mata langsung berpapasan dengan lampu-lampu dan dinding berbalut kulit kerang.

Lampu-lampu itu terdiri dari berbagai bentuk, baik bundar seperti bola maupun dibentuk menyerupai buah-buahan seperti nangka dan duren. Dudukan lampu tak lepas dari kulit kerang. Demikian pula hiasan yang mengitari lampu yang menggantung pada langit-langit. Ruangan itu tampak benar-benar mewah.

Furnitur-furnitur pun tak lepas dari hiasan kulit kerang. Di ruang tengah, jika tak jeli, mata bisa tertipu. Di atas sebuah meja, ada sebuah vas dan bunga anggrek. Nampak seperti bunga asli, tapi sebenarnya semua terbuat dari kulit kerang, mulai daun, bunga, bahkan sampai tatakannya.

Di ruang itu pun, tampak replika beduk yang berlapis kerang serta berbagai kaca cermin yang sisi-sisinya dihiasi kulit kerang. Ada juga replika kerang mutiara tapi terbuat dari kulit kerang-kerang kecil. Tamu pun bisa menemukan barang-barang sederhana, seperti piring, bingkai foto, taplak meja, kotak tisu, dan kalung-kalung.

"Saya ingin semua bisa dibuat dari kerang. Sumber inspirasi dari alam," ujar Nur, saat ditemui, Rabu (27/2).

Menurut Nur, kreavitas seperti itu yang disukai para pembelinya, di dalam negeri atau mancanegara. Dengan penghasilan besar dan jangkauan pasar bertaraf internasional, siapa menyangka bahwa usaha itu berawal dari pekerjaan sambilan.

Nur mengaku menyukai hiasan kerang sejak kecil pada 1970-an. Tapi hingga akhir 1990- an, perempuan itu tak banyak bergelut dengan dunia kerang. Ia berhubungan dengan banyak bahan kimia sedangkan suaminya sebagai seorang kontraktor. Memasuki awal 2000- an, bersama Jamie, Nur menjadi eksportir kulit kerang ke Filipina.

Ia mengumpulkan kerang dari nelayan-nelayan sepanjang pantai utara pulau Jawa. "Ada 16 macam kerang yang saya pakai tapi paling banyak kerang simpling," ujarnya.

Tiap ton kulit kerang dibanderol dengan harga Rp 1,5 juta. Baginya, itu tambahan bagi para nelayan yang memang bukan nelayan khusus pencari kerang. Sambil bekerja, Nur dan Jamie pun belajar.

Dalam waktu singkat, mereka memutuskan untuk menjual produksi kerajinan, bukan lagi bahan baku atau bahan setengah jadi. "Kami mulai serius dan fokus," katanya.

Selama sekitar 13 tahun, jumlah pekerjanya nyaris mencapai tiga belas kali lipat. Ia mengawali usahanya dengan 40 pekerja. "Sekarang, ada 500 pegawai," ujar Nur.

Perempuan itu mengaku bukan orang yang lekas berpuas diri. Ia terus menggali ide-ide kreatif. Otaknya segera bekerja ketika melihat benda-benda yang membuatnya tertarik. Nur memikirkan tentang kemungkinan membuat replika benda itu dari kerang dan mewujudkan ide itu.

Perempuan kelahiran Jawa Tengah itu selalu siap menerima 'tantangan' dari calon pembeli untuk membuat kerajinan kerang sesuai ide pembeli yang tak mudah diwujudkan. Ia mengatakan tak pernah berhenti untuk belajar, termasuk dari orang lain. "Usaha ini dibesarkan banyak orang," katanya.

Satu hal lagi yang menjadi prinsip Nur. "Saya harus menyukai kerajinan kerang supaya orang lain pun bisa menyukainya," ujarnya. Karena itu pula, ia menempeli dinding rumahnya dengan hiasan kerang. Demikian pun isi rumahnya. (Tarsisius Sutomonaio)


  Tribunnews  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Indonesia-Korsel Bisa Saling Melengkapi

Wapres Boediono. FOTO: ANTARA/HO/Setpres-HaryantoSEOUL | Wakil Presiden Boediono menilai Indonesia dan Korea Selatan bisa saling melengkapi dalam upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara yang selama ini telah berjalan baik, sehingga kondisi ini harus dipertahankan bahkan akan ditingkatkan.

"Kerja sama kedua negara bukan hanya basa-basi dan kedua negara bisa saling melengkapi satu sama lain di berbagai bidang," kata Wapres Boediono kepada pers di Seoul, Korea Selatan, Senin (25/2).

Hal tersebut disampaikan Wapres usai melakukan pertemuan dengan CEO LG International Ha Young-bong, Kepala Posco Chung Joon-yang, serta Presiden dan CEO Kepco Cho Hwan-eik.

Menurut Wapres, sejumlah badan usaha Korsel sangat berminat dan memberikan perjhatian serius dalam investasi di Indonesia yang menurut mereka memiliki iklim yang bagus sehingga tetap komitmen untuk menjalankan usahanya.

Dari hasil pembicaraan tersebut, Boediono mengatakan, para pengusaha menilai prospek berusaha di Indonesia sangat bagus karena Indonesia memiliki energi yang Korsel tidak punya, sementara Korsel memiliki teknologi yang Indonesia tidak punya.

"Di situ kedua negara bisa saling melengkapi dan ini bukan basa-basi," kata Boediono.

Kepada para petinggi tiga perusahaan besar Korsel tersebut, Wapres mengatakan agar mereka meneruskan usaha di Indonesia atas dasar saling menguntungkandan jika mmang ada yang bisa ditingkatkan tentunya pemerintah akan memberikan dukungan penuh.

Menurut Wapres, keinginan Indonesia untuk terus menjaga hubungan kedua negara yang telah berjalan baik akan disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Korsel Park Geun-hye, Selasa (26/2).

"Besok saya akan bertemu dengan Presiden Park. tentu intinya adalah akan membicarakan peluang apa saja yang bisa ditingkatkan agar hubungan kedua negara bisa lebih baik lagi," kata Boediono.

Kedatangan Wapres Boediono yang disertai Ibu Herawati Boediono adalah untuk menghadiri pelantikan Park Geun-hye sebagai Presiden baru Korsel, pada Senin (25/2).(*/hrb)


  Investor 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Indonesia Segera Miliki Pusat Hati Pertama

Indonesia Segera Miliki Pusat Hati Pertama  Jakarta | Mengingat banyaknya kasus penyakit hati di Indonesia dan belum adanya penanganan terpadu, maka tercetuslah ide untuk membuat Pusat Hati Pertama. "Rencananya di bulan April, kami sudah buka center of liver," ujar Direktur Operasional Rumah Sakit Petramedika Sentul City, Kamelia Faisal yang ditemui di Hotel Indonesia, sabtu, 23 Februari 2013.Tapi operasional pusat layanan hati baru aktif total mulai September 2013.

Ide memiliki pusat layanan hati, Kamelia menjelaskan, adalah dengan melihat jumlah populasi penderita hati di Indonesia. Ia tidak bisa mengingat angka tepatnya, tapi berdasar data dari Kementerian Kesehatan penyaki ini menempati diderita 15 persen penduduk Indonesia. "Tiga persennya, hepatitis (B & C), tumor dan Sirosis (pengerasan) hati." Dari pengalaman Kamelia sendiri pun, di keluarganya ada dua orang yang menderita gangguan hati.

Sementara penderita terus bertambah, layanan terpadunya tidak ada. Kamalia menuturkan, penderita hati sering mendapatkan salah deteksi dari awal. Jadi mereka digiring ke dokter penyakit dalam (internis). Ketika ternyata dirawat tidak sembuh, baru ketahuan ada gangguan hati yang tentunya stadiumnya sudah bertambah buruk. Akibatnya perawatannya pun jadi lebih mahal dan berat.

Dengan adanya pusat layanan hati ini, diharapkan bisa deteksi dini sehingga bisa diselamatkan dari awal. Saat ini, di RS Pertamedika sudah tersedia 10 dokter yang khusus menangani di pusat layanan hati, para dokter itu pun secara bertahap akan mendapat pelatihan dengan pusat Hati dari Kobe Jepang. Pengampunya adalah Presiden Yayasan Kobe International Medical Alliance, Koichi Tanaka. "Saya juga menangani proyek serupa di Abu Dhabi dan Mesir," ujar dia dalam kesempatan yang sama.

"Selain dokter Indonesia yang dilatih di Jepang, nanti ada dokter Jepang yang secara berkala ke Indonesia," Ia menambahkan. Rumah Sakit di Sentul, Tanaka menguraikan, akan dibuat menjadi Rumah Sakit Rujukan Hati. Tapi untuk bisa melakukan transplantasi, kemungkinan dimulai pada awal 2015. Saat ini, tahapannya adalah masih mengembangkan kapasitas tempat tidur, sumber daya manusia dan fasilitas rumah sakit. "Sentul juga cocok untuk Rumah Sakit Hati, karena lingkungannya masih baik," ujar pria yang sudah mentransplantasi 2 ribu kasus ini.

Kamelia mengatakan, alasan Jepang dipilih adalah selain faktor budaya juga faktor jarak. "Lebih enak sesama Asia, lagipula mereka kemampuan tinggi dengan kasus hati yang juga banyak," ujar dia. Jepang juga dinilai memiliki penanganan kasus kanker yang bagus. Dengan segala rekam jejak dan tawaran yang ada, maka dibukalah kerjasama untuk pusat layanan hati pertama.


  Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZZ2dLPaJbhuECW5QOC1eIsQ1G9IkmpOR-vblv8S5Rvc-3dIR3aRNkH8TA4lIYfSROZG7Vcy4HnT9HffBRb4kf7YOy8wAtX8sNKVJoNldeZ6HhzXnIxUWP0ixD13RhVzHwgNoIUs2Zns/s35/RI295.jpg
0

Mapala UI Ke Puncak Trikora

 Mapala UI Buka Jalur Baru ke Puncak Trikora   

Mapala UI Buka Jalur Baru ke Puncak Trikora, Papua  
Ilustrasi
Jakarta | Di tengah euforia masyarakat awam mendaki gunung, jauh dari ingar-bingar pemberitaan, sebuah catatan manis dibuat Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Tepat pada 27 Januari 2013, tim Mapala UI berhasil menuntaskan ekspedisi Puncak Trikora, Papua. Mereka berhasil membuat jalur baru ke Puncak Trikora melalui jalur panjat (direct climbing).

Ekspedisi ke Puncak Trikora yang berketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut itu dilakukan enam anggota Mapala UI. Mereka adalah Fandhi Achmad (Mapala senior), Agung Rudiarto (Fakultas Hukum angkatan 2010), M. Rinanda (Fakultas MIPA, 2010), Satrya Alfandi (Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2010), Ridwan Hakim (Fakultas MIPA, 2010), dan Ina Diana (program ekstensi UI, 2011).

"Pendakian ke Puncak Trikora dengan cara panjat ini adalah yang pertama kali dilakukan orang. Sebelumnya, pendaki mencapai Puncak Trikora menggunakan jalur normal," kata Agi, sapaan Fandhi, yang bertindak sebagai ketua tim ekspedisi, Selasa, 12 Februari 2013, di Sekretariat Mapala UI, gedung Pusgiwa, Depok, Jawa Barat.

Dalam upaya mencapai Puncak Trikora, tim menggunakan teknik memanjat Himalaya. "Cara ini dilakukan dengan alasan lebih aman dan lebih menjamin keberhasilan," kata Agi, yang sudah dua kali ke Puncak Trikora dan enam kali ke Puncak Carstensz Pyramid.

Dalam teknik Himalaya, pemanjatan dilakukan secara bertahap, yang bisa memakan waktu beberapa hari. Begitu tim meraih ketinggian tertentu, mereka akan kembali ke kamp untuk istirahat dan dilanjutkan keesokan harinya. Ini berbeda dengan teknik Alpen, di mana pemanjat tidak kembali ke kamp, tapi menggantung di tali.

Ekspedisi yang dimulai pada Sabtu, 19 Januari 2013, ini akhirnya berbuah manis. Pada Minggu, 27 Januari 2013, sekitar pukul 13.30 waktu setempat, tim akhirnya sukses menuntaskan ekspedisi. Agi, Agung, dan Rinanda sampai ke pucuk Trikora dan kembali ke kamp lewat jalur normal. Sedangkan tiga lainnya bertugas sebagai tim cleansing yang membersihkan jalur pemanjatan dari tali-tali dan peralatan panjat lainnya. "Meskipun sempat dihantam badai salju berhari-hari, kami bersyukur tim ini berhasil menuntaskan tugasnya," kata Agi.

 Di Puncak Trikora, Mapala UI Dihantam Badai Es   

Di Puncak Trikora, Mapala UI Dihantam Badai Es
Puncak Jaya
Kuku-kuku jari kaki Satrya Alfandi menghitam. Mulai dari jempol hingga jari kelingking semuanya berwarna gelap. Seperti semacam darah yang membeku. Tapi bukan itu yang bikin anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) ini pusing. "Rasanya nyeri sekali," kata Satrya pada Tempo, Selasa, 12 Februari 2013, di Sekretariat Mapala UI, Depok, Jawa Barat.

Tapi untunglah kondisi yang dialami mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2010 ini menunjukkan tanda-tanda perbaikan. "Untungnya bukan frosbite, baru gejala-gejalanya saja," kata Satrya, lalu merintih. Frostbite adalah membekunya sebagian organ tubuh yang terpapar oleh suhu dingin yang berlebihan.

Satrya terkena gejala tersebut saat dirinya berada di Puncak Trikora, Papua, pada Januari lalu. Dia adalah salah satu dari enam anggota Mapala UI yang tergabung dalam ekspedisi Mapala UI ke Puncak Trikora. Selain Satrya, tim ini terdiri dari Fandhi Achmad (Mapala senior), Agung Rudiarto (Fakultas Hukum angkatan 2010), M. Rinanda (Fakultas MIPA, 2010), Ridwan Hakim (Fakultas MIPA, 2010), dan Ina Diana (program ekstensi UI, 2011). Mereka berhasil mencapai puncak berketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut itu dengan cara memanjat (direct climbing).

Suhu yang teramat dingin di ketinggian adalah penyebab utama frosbite. "Apalagi saat kami memanjat, sering terjadi hujan es," kata Satrya. Kalau saja dia sampai terkena frosbite, mau tak mau jari-jarinya harus diamputasi. "Bila tidak, saraf-saraf yang membusuk akan menyebar ke bagian tubuh lain. Dan itu lebih membahayakan," kata Fandhi, ketua tim ekspedisi.

Sebenarnya, hujan es di Puncak Trikora jarang terjadi. "Berbeda dengan Carstensz Pyramid, yang selalu diliputi salju, Puncak Trikora ini jarang diliputi es," kata Agi, sapaan Fandhi. Agi sudah pernah ke dua puncak tersebut sebelumnya. Dia enam kali ke Carstensz Pyramid dan dua kali ke Puncak Trikora. "Saat pertama kali ke Trikora dulu, saya enggak nemu es. Enggak tahu kenapa sekarang nemu," kata pria 30 tahun itu.

Upaya tim Mapala UI membuka jalur baru baru melalui panjat memang tidak mudah. Selain hujan es saat pemanjatan, beberapa kali mereka juga dihantam badai es. Puncaknya adalah Selasa dinihari, 26 Januari 2013, saat badai meluluhlantakkan kemah-kemah mereka. Namun, berbekal semangat pantang menyerah, mereka terus melanjutkan ekspedisi.

Ternyata, bukan cuma Satrya yang merasakan sakit khas pegunungan, Agi pun mendapatkannya. Tepat saat dia berhasil meraih Puncak Trikora keesokan harinya, pria 30 tahun ini mengalami snow blind alias buta salju. Ternyata dia lupa pakai kacamata. Tak pelak, angin yang bertiup kencang, yang mengandung salju, di puncak sana membuat matanya perih luar biasa. "Dibuka perih, ditutup perih, enggak bisa melihat apa-apa. Hampir seharian mata saya kedip-kedip," Agi menceritakan.

 Begini Persiapan Mapala UI Memanjat Puncak Trikora   

Begini Persiapan Mapala UI Memanjat Puncak Trikora
Ilustrasi
Melakukan ekspedisi ke Puncak Trikora, Papua, bukan perkara gampang. Selain sebagai puncak tertinggi kedua di Indonesia setelah Carstensz Pyramid, metode memanjat (direct climbing) yang dipilih tim ekspedisi Puncak Trikora Mapala UI sudah pasti harus dipersiapkan secara matang. Tak heran jika ekspedisi ini dipersiapkan berbulan-bulan.

Menurut ketua tim ekspedisi, Fandhi Ahmad, persiapan ke puncak berketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut itu dilakukan sejak Oktober 2012. Di antara sejumlah persiapan lainnya, persiapan personel tim ekspedisi yang akan berangkat juga cukup penting. Kesiapan fisik dan kemampuan panjat tebing adalah syarat utama untuk bergabung dalam tim.

Pada tahap awal, anggota Mapala UI yang berlatih mencapai sekitar 20 orang. "Namun, karena pertimbangan anggaran dan kesiapan personel, akhirnya tim yang diberangkatkan enam orang," kata Agi, sapaan Fandhi, Selasa, 12 Februari 2013, di Sekretariat Mapala UI, gedung Pusgiwa, Depok, Jawa barat.

Selain Agi, tim ekspedisi terdiri dari Agung Rudiarto (Fakultas Hukum angkatan 2010), M. Rinanda (Fakultas MIPA, 2010), Ridwan Hakim (Fakultas MIPA, 2010), dan Ina Diana (program ekstensi UI, 2011). Persyaratan ketat dilalui keenam orang tersebut.

Latihan fisik dimulai dari menguji ketahanan (endurance) dan kekuatan (power). Dengan latihan yang terukur dan teratur, mereka jogging, pull up, sit up, dan latihan-latihan fisik lainnya. Salah satu parameter yang digunakan dalam penentuan personel tim adalah VO2 Max minimal. "Untuk laki-laki, VO2 Max minimalnya adalah 52, sementara untuk perempuan minimal 48," kata Agi.

VO2 Max merujuk kepada banyaknya jumlah oksigen selama eksersi (aktivitas fisik) maksimum. Semakin tinggi VO2 Max seseorang, semakin lama orang tersebut merasa kelelahan ketika beraktivitas.

Selain kesiapan fisik, kemampuan panjat tebing juga dipersiapkan. "Karena ekspedisi ini dilakukan dengan cara panjat, grade kemampuan panjat tim minimal 5.10," kata Agi. Grade ini mengukur kemampuan panjat seseorang pada tingkat kesukaran tebing.

Mereka pun berlatih pada sejumlah tebing di Jawa Barat. "Di antaranya tebing di Ciampea dan Citatah," Agung menambahkan.

Dengan persiapan-persiapan yang matang, mereka pun bertolak dari Jakarta ke Papua pada 19 Januari 2013. Tepat pada 27 Januari sekitar pukul 13.30 waktu setempat, mereka berhasil mencapai Puncak Trikora dengan memanjat. "Mencapai Puncak Trikora dengan memanjat ini adalah yang pertama dilakukan di dunia," kata Agi.


  Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZZ2dLPaJbhuECW5QOC1eIsQ1G9IkmpOR-vblv8S5Rvc-3dIR3aRNkH8TA4lIYfSROZG7Vcy4HnT9HffBRb4kf7YOy8wAtX8sNKVJoNldeZ6HhzXnIxUWP0ixD13RhVzHwgNoIUs2Zns/s35/RI295.jpg
0

Bahan Bakar Hidrogen Mudah dan Murah Dibuat

Bahan Bakar Hidrogen Mudah dan Murah DibuatJakarta | Hidrogen adalah unsur yang paling berlimpah di Bumi dan berpotensi menjadi bahan bakar yang bisa merevolusi pasar energi. Soalnya, hidrogen tidak menghasilkan emisi. Sayangnya, hidrogen berbentuk gas ringan dan kerap naik ke atmosfer. Artinya, jarang yang ditemukan dalam bentuk murni karena membuatnya akan menghasilkan emisi.

Erik Koepf, seorang mahasiswa postdoctoral teknik mesin di Universitas Delaware telah menemukan cara membuat bahan bakar hidrogen murah. Ia menggunakan sinar matahari, seng oksida dan air.

Erik Koepf membangun sebuah perangkat yang memiliki cermin dan ruang yang menahan seng oksida. Cermin berkonsentrasi dengan sinar matahari untuk memenuhi ruangan yang menahan seng oksida tadi. Lampu terkonsentrasi begitu kuat sehingga menghasilkan suhu sampai 3500 derajat Fahrenheit. Ketika panas terjadi, oksida seng akan memisahkan diri menjadi seng dan oksigen. Seng tersebut akan menjadi uap.

Dalam fasilitas yang lebih besar, uap seng akan ditambahkan ke dalam air. Mereka akan bereaksi dan berubah menjadi oksida seng lagi dengan melepas hidrogen. Perangkat Koepf tidak melakukan proses yang kedua ini yang sebetulnya sangat mudah. "Proses pertama sangat menantang karena memerlukan suhu yang sangat tinggi," kata Ajay Prasad, profesor teknik mesin di Universitas Delaware dan penasehat penelitian Koepf.

Produk outputnya adalah seng oksida, bahan yang sama seperti saat reaksi pertama dimulai. Maka dapat digunakan berulang-ulang. Limbah yang dihasilkan hanyalah oksigen. Sumber daya sinar matahari dapat menggantikan sejumlah besar listrik untuk menghasilkan reaksi hidrogen, seperti pada proses mengelektrolisis air.

Perangkat Koepf sedang diuji di Institut Federal Swiss. Sejauh ini jumlah hidrogen dan seng yang telah diproduksi sangatlah kecil. Ruang reaksi Koepf dirancang hanya untuk melakukan proses pertama hingga membuat uap seng. Tahap berikutnya akan disiapkan rekasi air dan seng untuk lebih efisien memproduksi hidrogen.

Koepf juga akan menguji sebuah reflektor yang dirancang untuk fokus terhadap sinar matahari. Awalnya ia menggunakan cermin tetapi tes uji berikutnya ia akan menggunakan desain versi water-cooled untuk mencapai suhu yang diperlukan dalam reaksi itu.


  Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Dari Pulau Buatan, Jakarta Punya Pelabuhan Baru

Jakarta | Pemerintah Provisi DKI Jakarta akan membangun pelabuhan New Tanjung Priok di 17 pulau reklamasi. Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pelabuhan tersebut akan lebih besar dibanding pelabuhan yang sekarang. Ditemui di Balai Kota Jakarta, Kamis, 21 Februari 2013, pria yang kerap disapa Ahok ini menuturkan, biaya pembangunan akan dibebankan kepada pihak kontraktor.

Diprediksi, tiga pulau reklamasi akan digunakan sebagai kawasan ekonomi khusus, salah satunya megaproyek New Tanjung Priok ini. Lahan seluas 1.500 hektare akan disinergikan agar Ibu Kota memiliki manajemen logistik yang baik. "Kami akan reklamasi tiga pulau untuk kawasan ekonomi khusus," kata mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan.

Ihwal perizinan dan proses kerja sama pembangunan pelabuhan tersebut, Ahok--sapaan basuki--tengah menunggu konsep dari PT Pelindo minggu depan. "Kami akan coba lihat seperti apa kerja samanya," kata Basuki.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Pelindo II R.J. Lino mengatakan pihaknya ingin mensinergikan kawasan industri dan logistik dengan pulau-pulau reklamasi.

Menurut Lino, terminal yang sekarang ada akan penuh pada 2022. "Sembilan tahun dari sekarang, kalau tidak ada persiapan, mau kemana lagi?" ujarnya di Balai Kota. Ia mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, peningkatan angka penumpang naik sekitar 25 persen.

Lino mengatakan, Tanjung Priok sangat vital untuk Indonesia. Sekitar 65-70 persen proses ekspor dan impor di Indonesia melewati pelabuhan tersebut. Dia senang karena pemerintah DKI mengapresiasi upaya pengadaan New Tanjung Priok.


  ● Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZZ2dLPaJbhuECW5QOC1eIsQ1G9IkmpOR-vblv8S5Rvc-3dIR3aRNkH8TA4lIYfSROZG7Vcy4HnT9HffBRb4kf7YOy8wAtX8sNKVJoNldeZ6HhzXnIxUWP0ixD13RhVzHwgNoIUs2Zns/s35/RI295.jpg
0

NUS tawarkan mata kuliah "online" gratis mulai 2014

Jakarta | Universitas Nasional Singapura (NUS) mulai awal 2014 menawarkan sejumlah mata kuliah "online" gratis bekerja sama dengan Coursera, situs penyedia materi kuliah terbuka di internet.

Menurut laporan Straits Times Online yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis, pada tahap awal, universitas terbaik di Asia Tenggara itu menawarkan dua mata kuliah yang dapat diakses publik secara gratis itu.

Kedua mata kuliah itu adalah "Unpredictable? Randomness, Chance and Free Will" (Tak Dapat Diperkirakan? Pengacakan, Peluang dan Pilihan Bebas) dan "Write Like Mozart: An Introduction to Classical Music Composition" (Menulis Seperti Mozart: Pengantar untuk Komposisi Musik Klasik".

Mengutip keterangan NUS, Straits Times menyebutkan kedua mata kuliah yang akan diasuh Profesor Valerio Scarani dari Pusat Kajian Teknologi Kuantum dan Assosiat Profesor Peter Ivan Edwards dari Konservatorium Musik Yong Siew Toh itu akan diberikan selama enam sampai delapan minggu dimana setiap sesinya berlangsung dari satu setengah hingga tiga jam.

Dalam konteks Indonesia, perihal pengembangan sistem pengajaran online telah pun pernah disinggung Wakil Presiden Boediono saat berbicara di Konvensi Kampus Kesembilan dan Temu Tahunan Ke-15 Forum Rektor Indonesia di Semarang 18 Januari lalu.

Saat itu, Wapres Boediono bahkan meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menyusun cetak biru pengembangan sistem pengajaran online berbahasa Indonesia yang dapat diakses dan dimanfaatkan semua universitas dan para mahasiswanya di Tanah Air dengan biaya minimal.(R013/A011)


  ● Antara  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZZ2dLPaJbhuECW5QOC1eIsQ1G9IkmpOR-vblv8S5Rvc-3dIR3aRNkH8TA4lIYfSROZG7Vcy4HnT9HffBRb4kf7YOy8wAtX8sNKVJoNldeZ6HhzXnIxUWP0ixD13RhVzHwgNoIUs2Zns/s35/RI295.jpg
0

Garuda Luncurkan Fasilitas Uji Mesin Pesawat

Garuda Luncurkan Fasilitas Uji Mesin Pesawat  Jakarta | PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan fasilitas atau sarana untuk menguji mesin pesawat terbang (engine test cell), Rabu, 20 Februari 2013 di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. Engine test cell ini nantinya untuk mengembangkan kemampuan Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia) dalam memelihara mesin pesawat agar sesuai standar keselamatan dan pemeliharaan international.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan fasilitas ini berfungsi untuk menguji mesin pesawat agar memenuhi persyaratan sebelum dipasang pada sayap pesawat. Fasilitas ini dikembangkan bekerja sama dengan General Electric dan CFM International. CFM International merupakan perusahaan manufaktur mesin pesawat jet dan turboprop, komponen dan sistem terintegrasi untuk pesawat komersil, militer, bisnis, dan aviasi umum.

Menurut Emirsyah, pengembangan fasilitas yang melibatkan teknisi GMF nantinya akan memberi peluang untuk transfer teknologi dan ilmu. Pengembangan kapasitas pengujian mesin ini sebagai upaya untuk menjadi sentra pemeliharaan dan servis mesin pesawat di kawasan ASEAN. "Dengan fasilitas ini, Garuda Indonesia akan dapat memelihara dan memperbaiki sendiri mesin-mesin dari armada Boeing 737-800 yang jumlahnya terus meningkat," katanya.

Presiden dan CEO GMF Aero Asia, Richard Budihadianto, mengatakan saat ini terdapat 314 mesin CFM56-7B yang beroperasi di Indonesia dan 566 mesin di Asia Pasific. Jumlah penggunaan mesin ini akan terus meningkat 13 persen per tahun hingga 2020.

Peluncuran engine test cell CFM56-7B ini dihadiri Menteri Perindustrian M.S. Hidayat serta Chairman & CEO GE Jeff Immelt. Engine test cell ini berupa sebuah ruang besar dimana mesin pesawat akan digantung dan diukur melalui berbagai sensor yang menyerupai kondisi terbang nyata.


  ● Tempo 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Aturan Baru SIM Tak Jadi Berlaku Maret Ini?

Jakarta | Kepolisian akan mengkaji ulang peraturan soal perpanjangan surat izin mengemudi. Melalui surat Markas Besar Kepolisian Nomor 09 Tahun 2012 Pasal 28 Ayat (2) dan (3), tidak ada toleransi perpanjangan SIM selama 1 tahun.

"Ada beberapa poin yang akan kami kaji," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Selasa, 19 Februari 2013. "Sehingga peraturan tersebut batal berlaku per Maret 2013 nanti."

Salah satunya adalah masalah biaya. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa masyarakat yang akan mengurus SIM akan dikenakan biaya tes kesehatan. Hanya saja, menurut Rikwanto, kemungkinan akan ditekan. "Sekaligus digabung dengan administrasi lain agar murah," katanya.

Berikutnya adalah masalah teknis kepengurusan SIM. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa tidak ada istilah perpanjangan SIM. Sehingga bagi yang sudah habis masa berlaku SIM-nya, harus mengurus yang baru. Hanya ada usulan bahwa nanti harus sedikit dibedakan antara yang benar-benar baru dan yang lama.

Terakhir masalah sosialisasi. Kebijakan ini, menurut Rikwanto, perlu disosialisasikan secara masif. "Sehingga jika nanti sudah fix akan mulai disosialisasikan secara menyeluruh," ujarnya.

Rikwanto mengatakan pada dasarnya kebijakan ini dilakukan untuk menertibkan masyarakat. "Agar lebih disiplin," katanya. Selain itu, dengan mengurus SIM dari awal lagi, ini sekaligus tes ulang.

Menurut Rikwanto, warga bisa saja tidak mengurus seperti baru pertama kali membuat. Syaratnya, mereka meminta perpanjangan sebelum masa berlaku habis. "Bisa beberapa hari sebelum habis datang ke layanan SIM keliling," katanya.


  ● Tempo    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Situs Sail Komodo Diluncurkan

Situs Sail Komodo Diluncurkan  Kupang | Pemerintah Nusa Tenggara Timur meluncurkan situs Sail Komodo untuk mempromosikan pergelaran internasional itu pada 2013. Laman Sail Komodo diluncurkan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya di Kupang, Selasa, 19 Februari 2013.

Situs ini menampilkan informasi pelaksanaan Sail Komodo 2013, tujuan wisata di NTT, dan fasilitas pendukung kegiatan wisata tersebut. "Website ini menampilkan rute dan agenda sail," kata Kepala Pusat Data Elektronik (PDE) NTT, Robert Marsianus.

Informasi mengenai keindahan obyek wisata yang mempunyai nilai jual, penginapan, kuliner, transportasi wisata, dan tempat penjualan cenderamata juga bisa diakses di laman ini.

Gubernur NTT Frans Leburaya mengatakan laman ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mempromosikan pariwisata NTT kepada dunia luar. "Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para peserta Sail Komodo untuk memperoleh informasi tentang potensi wisata di daerah ini," katanya.

Selama ini, menurut Frans, promosi pariwisata NTT masih sangat kurang, padahal potensi wisatanya sudah ada, termasuk Taman Nasional Komodo (TNK). "Laman ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada dunia luar agar dapat mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini," katanya.


  ● Tempo  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Indonesia Berpotensi Jadi Produsen Baja Terbesar Regional

http://www.investor.co.id/media/images/medium2/20130208120907468.jpgPekerja mengontrol produk baja batangan (billet steel) di sebuah industri baja di Cilegon, Banten, Kamis (7/2). Akibat pengaruh resesi pertumbuhan konsumsi baja dunia tahun 2013 diprediksi melorot tajam hingga di bawah 4 persen akibat stagnasi pembangunan fisik di negara-negara Eropa dan Amerika. Sementara di Indonesia ditaksir terjadi pertumbuhan konsumsi baja paling tinggi dunia sebesar 7-8 persen yang akan jadi rebutan para produsen baja dunia. Foto: Investor Daily/ ANTARA/Asep Fathulrahman/Koz/nz/13

JAKARTA | Indonesia berpotensi menjadi negara dengan produksi besi dan baja terbesar di kawasan regional sejalan pertumbuhan ekonomi nasional yang akan mendorong peningkatan konsumsi besi baja.

"Saat ini konsumsi besi baja Indonesia baru mencapai 10,95 juta, atau peringkat kedua terbesar di ASEAN," kata Direktur Messe Dusseldorf Asia, Gernot Ringling, saat memberikan paparan Pameran Internasional Logam dan Baja, 20-23 Februari 2013, di Jakarta, Senin.

Menurut Ringling, permintaan terhadap besi baja di Indonesia akan terus meningkat menyusul program konektivitas infrastruktur tahun 2025, meliputi pembangunan jalan, pelabuhan laut, bandara, jalan kereta api, pembangkit energi yang akan disinkronkan dengan koridor ekonomi nasional.

Pada saat yang bersamaan, jumlah penduduk kelas menengah ke atas akan mencapai 135 juta orang, melonjak dari sebelumnya sekitar 45 juta orang, sedangkan tingkat populasi penduduk yang tinggal di kota mencapai 71% dari total penduduk, naik dari sebelumnya hanya sekitar 53%.

"Selain itu, pada tahun 2030 tenaga kerja skill Indonesia akan mencapai sekitar 113 juta, melonjak dibanding tenaga kerja skill pada 2012 yang mencapai sekitar 55 juta orang," katanya.

Ringling menambahkan, perekonomian Indonesia akan lebih fokus pada kompetisi industri yang dibagi dalam enam kelompok, yaitu pertama, kelompok tenaga kerja intensif seperti industri mebel, kedua industri UKM meliputi tekstil, keramik, minyak esensial.

Ketiga, industri padat modal seperti mesin-mesin dan produksi perkapalan, keempat, sumber daya alam dan industri dasar seperti besi, aluminium, dan industri hulu. Ke lima, industri dengan pertumbuhan tinggi seperti otomotif, elektronik, dan telematika, serta ke enam industri khusus prioritas seperti petrokimia.

Khusus kelompok besi dan baja diutarakan Ringling, terkait dengan rencana pengembangan koridor ekonomi Indonesia yaitu, di Pulau Jawa meliputi industri otomotif dan mesin di Jakarta, pembangunan kapal di Jawa Timur.

Pembangunan pabrik baja di Kalimatan Selatan, pembangunan industri hulu aluminium di Kalimantan Selatan, serta di Sulawesi yang akan dijadikan sebagai pusat produksi minyak, gas dan pertambangan.

"Kekuatan prospek industri besi dan baja di Indonesia terlihat dari nilai investasi yang diperkirakan mencapai sekitar Rp40 triliun pada tahun 2015," ujarnya.

Secara keseluruhan diperkirakan akan terdapat sekitar 300 perusahaan dalam negeri mampu memproduksi 5,5 juta ton produk baja per tahun, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja hingga mencapai 300.000 orang.(ant/gor)


  • Investor  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg