Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia Sarwoto Atmosutarno mengatakan dari total pendapatan seluruh operator yang berkisar antara Rp 90-100 triliun sumbangan dari layanan SMS premium sekitar 7 persen.
Itu pun, kata dia, masih harus dibagi 40:60 persen dengan content provider. “Ya, jadi sekitar Rp 3-4 triliun,” kata Sarwoto di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2011.
Penyataan tersebut disampaikan menanggapi tudingan yang menyebutkan operator seluler menikmati Rp 100 triliun dari bisnis layanan SMS premium. "Itu tidak benar. Kami semua kan perusahaan terbuka," katanya.
Pendapatan content provider pun, lanjut dia, juga tidak banyak. Sebab dari hasil bagi dengan operator, yang jumlahnya antara Rp 3-4 triliun tersebut, mesti diperebutkan dengan content provider yang jumlahnya ada 400 perusahaan. “Mereka itu masih dalam tahap developing,” katanya.
Namun anehnya Sarwoto mengakui bahwa pendapatan dari layanan content provider itu justru mengalami pertumbuhan yang tinggi melebihi layanan SMS dan suara. Bahkan pertumbuhan layanan content provider ini mencapai 50 persen per tahun. “Kalau ditanya growth-nya ya cukup tinggi dibanding jualan voice ataupun sms,” kata Sarwoto yang juga Direktur Utama Telkomsel ini.
Karena itu, kata Sarwoto, perusahaan operator seluler akan membina perusahaan-perusahaan content provider tersebut. Menurut dia, bisnis content provider ini bagian dari industri kreatif yang penting untuk dibina.
"Mereka itu kelompok kreatif, kami wajib mengarahkan jangan sampai terjadi kesalahpahaman dan ketidakwajaran,” katanya.(IQBAL MUHTAROM)
• TEMPOInteraktif
0 comments:
Post a Comment