PT. Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan pesawat yang mempunyai lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya.
Sejarah
Pada akhir 1960-an, Angkatan Udara Spanyol masih mengoperasikan pesawat kuno Junkers JU 52 dan Douglas C 47. CASA merancang C-212 sebagai alternatif modern, prototipe pertama terbang pada 26 Maret 1971. Pada 1974, Angakatan Udara Spanyol memutuskan untuk membeli C-212 untuk memordenisasi armadanya.
Ketika maskapai penerbangan sipil melihat keberhasilan tipe ini pada operasi militer, CASA membuat versi komersial sipil yang dikirim pertama kali pada bulan Juli 1975. Sampai 2006 masih tercatat beberapa pesawat ini masih operasional di seluruh dunia termasuk Merpati untuk jalur perintis di Timur Indonesia.
Ada beberapa varian C-212, mereka adalah:Seri 100
- C-212A - versi produksi militer orisinal. Dikenal juga dengan C-212-5, C-212-5 series 100M, dan oleh Angkatan Udara Spanyol sebagai T-12B and D-3A (untuk pesawat medevac) diproduksi 129 buah
- C-212AV - versi transportasi VIP, T-12C
- C-212B - 6 C-212A pra-produksi dikonversi untuk misi photo reconnaisssance , TR-12A
- C-212C - versi sipil orisinal
- C-212D - 2 C-212A pra-produksi dikonversi untuk keperluan pelatihan navigasi, TE-12B.
- NC-212-100 - Diproduksi di bawah lisensi di Indonesia sejak 1976, PT. Dirgantara Indonesia memproduksi 28 NC-212-100 sebelum beralih ke NC-212-200.
Versi lebih panjang dengan mesin baru diperkenalkan pada tahun 1979. CASA C-212-200 juga populer sebagai pesawat skydiving , dikenal karena mempunyai kapasitas besar, menanjak dengan cepat dan pintu keluar belakang yang besar.
- C-212 seri 200M - versi militer; dikenal juga dengan nama T-12D di Spanyol dan Tp 89 untuk Angkatan Udara Swedia. SpesialisASW dan maritime patrol aircraft juga diproduksi untuk versi ini.
- NC-212-200 - C-212-200 - dibuat di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.
Seri 300
Versi produksi standar mulai dari tahun 1987. Dilengkapi winglet untuk performa lebih baik.
- C-212-M seri 300 atau Seri 300M - versi militer
- C-212 seri 300 airliner - pesawat regional 26 kursi
- C-212 seri 300 utility - versi penggunaan sipil 23 kusi
- C-212 seri 300P - versi penggunaan sipil dengan mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-65
Versi yang sedikit lebih besar, pertama kali terbang tahun 1987.
Kode militer Amerika Serikatnya adalah C41.
Ciri Ciri Umum
- Kru: Dua pilot
- Kapasitas: sampai 20 pasukan, 12 liter, atau kargo 2.820 kg
- Panjang: 16,15 m
- Bentang sayap: 20,28 m
- Tinggi: 6,60 m
- Area sayap: 41 m²
- Berat kosong: 4.400 kg
- Berat isi: kg ( kg)
- Maksimum Takeoff (MTOW): 8.000 kg
- Tenaga Penggerak: 2x Garrett AiResearch TPE-331-10R-513C, masing-masing 690 kW (925 shp)
- Kecepatan maksimal: 370 km/j (230 mpj)
- Jarak: 1.433 km (895 mil)
- Ketinggian maksimal: 7.925 m (26.000 kaki)
- Daya tanjak: 497 m/menit (1.630 kaki/menit)
- Wing loading: kg/m² ( lb/kaki²)
- Power/berat: kW/kg ( hp/lb)
- Sampai 500 kg (1.100 lb) senjata pada 2 cantelan. Biasanya, pod senapan mesin atau peluncur roket.
- Afrika Selatan
- Amerika Serikat
- Angola
- Argentina
- Bolivia
- Myanmar
- Chad
- Chili
- Djibouti
- Guinea Khatulistiwa
- Guinea
- Ghana
- Indonesia
- Kolombia
- Lesotho
- Meksiko
- Nikaragua
- Panama
- Paraguay
- Perancis
- Portugal
- Spanyol
- Swedia
- Sudan
- Suriname
- Thailand
- Uni Emirat Arab
- Uruguay
- Venezuela
- Yordania
- Zimbabwe
CASA Memindahkan Fasilitas Produksi C212-400 Ke PT DI
PT Dirgantara Indonesia (Persero) satu-satunya industri pesawat terbang yang ada di dunia yang direkomendasi EADS CASA (Spanyol) untuk memproduksi pesawat C212-400. Untuk merealisasikan program pembuatan pesawat jenis propeler ini maka seluruh fasilitas produksi yang ada di CASA akan dipindahkan ke PT Dirgantara Indonesia yang berlokasi di Bandung.
Menurut Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso, dengan adanya pemindahan fasilitas produksi dari CASA ke PTDI tentunya semua pesanan melalui EADS CASA (Spanyol) maka pembuatan pesawat C212-400 dilaksanakan di Bandung. "Berapa banyakpun EADS CASA menjual pesawat ini, pembuatannya tetap di PTDI," ujar Budi Santoso di sela-sela penandatanganan MoU Pembelian 10 unit pesawat C212-400 antara PTDI-MNA di Kantor Kementerian BUMN, Senin (28/1).
Sementara itu di tempat yang sama, disaksikan Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, PTDI menandatangani fasilitas kredit senilai US$100 juta, dari Bank BNI (US$50 juta) dan dari Bank BRI (US$50 juta). (Ant/OL-03)
• Wikipedia , Kompas
0 comments:
Post a Comment