Batam, Kompas
Hal itu dikatakan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Madya Agus Suhartono saat mengunjungi pabrik pembuatan kapal cepat rudal (KCR) di PT Palindo Marine Shipyard (PMS), Batam, Sabtu (16/1).
Agus menjelaskan, kini TNI AL baru memesan satu KCR di PT PMS. Namun, sampai 2014, ditargetkan empat KCR dapat dibuat. ”Tetapi, itu bergantung pada anggaran dan proses lelang,” katanya.
Menurut Agus, nilai proyek pembuatan satu KCR yang dilengkapi alat navigasi dan komunikasi mencapai Rp 60 miliar. Namun, sistem persenjataan, seperti meriam dan rudal, dilengkapi kemudian oleh TNI AL.
Nilai pengadaan persenjataan untuk KCR, kata Agus, mencapai 20 juta dollar Amerika Serikat. Untuk pengadaan sistem persenjataan KCR, TNI AL akan memesan dari China atau Korea.
KCR yang dibuat di PT PMS sepanjang 43 meter dengan kecepatan maksimal 28 knot. Kerangka dan lambung KCR dibuat dari besi baja. Daya tampung bahan bakar sebanyak 50 ton. Adapun material bangunan atas dibuat dengan bahan aluminium. Proses pembuatan satu KCR selama 12 bulan.
Agus menambahkan, pemerintah berkomitmen mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Karena itu, industri perkapalan di dalam negeri harus dapat membuat kapal yang diinginkan TNI AL.
Dalam kesempatan tersebut, Managing Director PT PMS Harmanto mengungkapkan, PT PMS adalah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau swasta nasional. PT PMS selama ini memproduksi kapal cepat.
Menurut Harmanto, karyawan PT PMS sebanyak 300 orang. Selain pesanan dari TNI AL, PT PMS juga melayani pesanan kapal cepat dari mancanegara, terutama Singapura. Dengan adanya pesanan yang banyak, jumlah tenaga kerja pun saat ini ditambah menjadi sekitar 500 orang.
0 comments:
Post a Comment