TEMPO Interaktif, Bantul - Serangan ubur-ubur di Pantai Parangtritis ternyata kerap terjadi menjelang kemarau. Banyak wisatawan yang tengah berendam atau berenang di pantai terkena sengatan binatang bertubuh lunak itu.
Untuk mengatasi kulit yang gatal dan perih akibat sengatan ubur-ubur, tim SAR Parangtritis punya obat tradisional yang manjur.
Koordinator SAR Parangtritis, Ali Sutanto, menuturkan ada dua jenis pertolongan yang diberikan kepada wisatawan yang tersengat ubur-ubur. Langkah pertama, kulit yang luka diberi ramuan rempah-rempah yang diolah tim SAR sendiri. Obat tradisional ini terdiri atas cabai rawit, minyak, dan jahe yang ditumbuk atau diblender hingga kental seperti lumpur.
"Dioleskan sedikit saja pada bagian yang disengat, setelah sekitar lima belas menit, efek panasnya akan menghilang sendiri," katanya.
Ramuan obat tradisional ini terbukti ampuh untuk mengatasi sengatan ubur-ubur biru yang sering merapat ke pantai dan menyerang wisatawan yang nekat mandi atau berenang.
Pertolongan yang diberikan tim SAR Parangtritis tidak hanya dengan rempah. Rempah itu sekadar untuk meredakan panas dan kulit yang mengeras akibat sengatan.
Untuk mengobati sesak napas yang terkadang dialami korban sengatan, SAR memberi minuman kopi atau teh panas. "Tapi sebelum kami memberi kopi, kami tanya dulu apakah korban punya riwayat penyakit asma atau jantung agar kopi yang diminum tidak justru memperparah," kata Ali.
Meski ubur-ubur kini hanya terpusat di satu lokasi, para wisatawan diminta berhati-hati jika berkunjung ke Parangtritis. Aktivitas ubur-ubur di pinggiran pantai diprediksi baru berakhir sekitar Agustus di pengujung musim kemarau. [PRIBADI WICAKSONO]
• TEMPOInteraktif
0 comments:
Post a Comment