Facebook dan twitter, dua laman media sosial berbasis internet yang paling laku di Indonesia menyentuh sendi kehidupan apa saja, termasuk di banyak pondok pesantren. Memakai laman-laman media sosial itu, orang juga bisa mendulang penghasilan melalui iklan produk-produk unggulan yang ditawarkan. (FOTO ANTARA/ARIEF PRIYONO)
Jakarta (ANTARA News) - Media cetak dan elektronika sebagai sarana diseminasi iklan mendapat tantangan baru. Mereka ada laman jejaring sosial seperti facebook atau twitter, karena para pengguna laman-laman itu di Indonesia lebih suka memakai mereka sebagai sarananya beriklan
Managing Director Ipsos ASI Asia-Pasific, Kym Penhall, mengatakan, sudah saatnya perusahaan-perusahaan Indonesia memanfaatkan laman media sosial yang ada untuk memasarkan suatu produk karena media sosial menciptakan cara baru berinteraksi dengan konsumen.
Hal itu ditunjang dengan fakta Indonesia negara pengguna facebook terbesar kedua dan twitter ketiga di dunia.
Ipsos adalah perusahaan riset pemasaran dan komunikasi Ipsos ASI (Advertising Research Specialist).
Penhall melihat para pengguna facebook dan twitter di Indonesia bukan hanya mengunggah foto dan menceritakan masalah keluarga, pacar dan lain-lain tapi juga untuk berbagi pengalaman mengenai produk, merek dan penawaran.
"Ini adalah media baru yang berlangsung dan berfungsi dengan baik," katanya dalam jumpa pers di Jakarta pada Selasa.
Fakta menarik lain, kata dia, sebanyak 85 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi atau produk dan pengguna facebook rata-rata membuka facebook sebanyak 23 kali dalam sebulan serta menghabiskan 5.5 jam untuk facebook.
Uniknya, sebagian besar pengguna membuka facebook dan twitter bukan pada komputer PC melainkan ponsel. Pada Mei 2011, ada sekitar 3.1 juta ponsel seluler terjual di Indonesia dan sekitar 25 persen didominasi ponsel pintar.
Penhall juga melihat fenomena pergeseran pemasangan iklan perusahaan dari media cetak dan beralih ke media digital sedangkan media TV masih terus mendominasi mengingat TV adalah media massa.
"Banyak orang yang enggan masang iklan di koran dan pindah ke media online," katanya. adam
• Antaranews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment