TEMPO Interaktif, Jakarta - Tak kurang dari 250 peneliti dalam dan luar negeri akan membahas masalah infeksi, malaria, dan nutrisi dalam Konferensi Internasional Eijkman ke-5 di Hotel Borobudur, Jakarta, pada pekan depan. Dalam pertemuan yang dimulai 8 November mendatang dan akan berlangsung selama tiga hari itu para peneliti juga membahas berbagai topik mutakhir lain meliputi vitamin, genom, dan kesehatan masyarakat.
Juru bicara Lembaga Eijkman Ferza Elita Betts menyatakan konferensi tahun ini membahas berbagai topik penelitian yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. "Hasil penelitian pada konferensi relevan untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Ferza kepada Tempo, Kamis, 3 November 2011.
Pada hari terakhir akan disajikan topik hangat mengenai penyakit-penyakit baru dan pembuatan vaksin pascaera pemetaan gen. Peneliti yang terlibat dalam simposium ini akan mengelaborasi temuan terbaru sehubungan dengan demam berdarah dengue dan virus chikungunya berikut cara pengendaliannya.
Peneliti luar negeri yang ikut dalam simposium berasal dari negara-negara seperti Australia, Singapura, Belanda, dan Amerika Serikat. Sementara peneliti Indonesia akan berasal dari berbagai kampus kenamaan dan berbagai lembaga pemerintah.
Konferensi internasional merupakan bagian dari tradisi ilmiah Lembaga Eijkman yang merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Laboratorium ini berdiri sejak 1888 sebagai laboratorium patologi dan bakteriologi. Tempat ini juga menghasilkan peraih anugerah Nobel Kedokteran, yaitu Christiaan Eijkman, setelah menemukan hubungan kekurangan vitamin B1 dan penyakit beri-beri di Jakarta. Dari tempat ini pula dunia pertama kali mengenal pabrik penghasil vitamin.(ANTON WILLIAM)
• TEMPOInteraktif
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment