Ir Dadang Robiana sedang mempresentasikan penemuannya |
REPUBLIKA.CO.ID, Potensi sumber energi Indonesia sangat melimpah, mulai yang bisa diperbaharui maupun yang tidak. Salah satu potensi sumber energi melimpah yang dimiliki Indonesia adalah batubara.
Batubara menjadi bahan energi potensial pengganti minyak bumi. Permintaan batubara Indonesia semakin tinggi. Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) menyatakan, pada 2011 produksi batubara Indonesia mencapai 360 juta ton. Bahkan pada tahun-tahun mendatang permintaan itu akan semakin tinggi.
Namun, potensi batubara yang melimpah itu menyisakan persoalan. Penambangan besar-besaran terhadap batubara di Indonesia telah menyisakan masalah yang tidak bisa dibilang kecil. Salah satu permasalahan itu adalah limbah tambang batubara (fly ash). Limbah ini bukan saja mencemari sungai tetapi bisa merusak tatanan ekologi di sekitar tempat penambangan. Sudah barang tentu akan merugikan manusia dan alam.
Melihat kondisi tersebut, Ir. Dadang Robiana mencoba melakukan penelitian agar limbah itu bisa layak untuk dikonsumsi. Setelah melakukan penelitian selama empat bulan, ia menemukan formula kimia agar tingkat keasaman limbah batubara menurun. Sebab, menurutnya selama ini pengusaha tambang menggunakan tawas untuk menjernihkan limbah batubara.
Menurut alumnus STM Sukabumi ini justru tawas membuat tingkat keasaman batubara semakin tinggi. Tetapi dengan formula yang ditemukannya ini, justru sebaliknya, “keasamaan limbah batubara ini menjadi rendah.”
Bahan baku formula ini berasal dari 13 bahan dasar kimia, delapan di antaranya sama. Yang menarik, beberapa bahan baku bisa didapat dengan mudah. “Misalnya batok kelapa,” tambahnya. Selama penelitian yang dilakukan, tidak jarang mengalami kegagalan. Dengan terus berusaha dan berinovasi akhirnya formula itu berhasil diuji di laboratorium Universitas Mulawarman.
“Hasilnya, limbah batubara turun kadar keasamannya.” Selain di Laboratorium Unmul, formula ini pernah di ujicobakan di PT ABN Kutai Kertanagara.
Bahkan, menurut bapak sembilan orang putra ini, selain limbah batubara, limbah tekstil dan limbah pabrik kertas pun bisa dinetralisir dengan formula ini. Ini sangat bermanfaat bagi kota-kota besar yang memiliki permasalahan dengan pencemaran air akibat limbah pabrik tekstil.
Ketertarikan Dadang meneliti bidang kimia diawalinya setelah usaha distributor bahan kimia yang selama ini dikerjakannya terancam karena produk yang selama ini dipasarkannya menghilang. “Sementara permintaan terus ada,” ungkapnya.
Formula yang ditemukannya itu sekarang pun telah dipasarkannya. Awalnya ada seorang distributor dari Tenggarong yang tertarik dengan formulanya itu. Setelah dipasarkan di kota itu ternyata banyak yang tertarik. Akibatnya, permintaan pun semakin bertambah. Namun, dengan keterbatasan permodalan dan sarana yang ada permintaan banyak yang tidak terpenuhi. “Permintaan dari Tenggarong seribu ton, tak bisa kami penuhi.” Ujarnya.
Formula yang diberi nama ALFAGRAND ini telah dipresentasikan di berbagai tempat. Bahkan, pihak pemerintah Tenggarong pun meminta Dadang untuk presentasi, tetapi tidak bisa dilakukannya karena keterbatasan biaya. “Padahal, Alfagrand ini lebih baik kualitasnya dari produk yang ada sekarang. Saya tidak akan menjualnya bila hasilnya tidak lebih bagus.”
Limbah yang telah ditaburi formula ini belum bisa dikonsumsi secara langsung, “Tinggal dikasih kaporit, baru bisa dikonsumsi atau dimasuki mikroorganisme,” tutur pemilik CV Jovita Jaya Utama. Awalnya, Alfagrand ini akan dipasarkan untuk PDAM, tetapi ternyata bisa berhasil juga untuk limbah batubara, tekstil dan kertas.
Menurut Dadang, yang juga ketua Majelis Ekonomi PD Muhammadiyah Sukabumi ini, Alfagrand sedang dipatenkan. “Butuh waktu satu setengah tahun untuk mendapatkan paten.” Hingga sekarang Dadang terus menggali Alfagrand agar semakin canggih.
Menurut Ade Rahmatullah, Ketua PD Muhammadiyah Sukabumi, Alfagrand mendapat dukungan penuh dari Muhammadiyah. Bahkan, PDM Sukabumi telah membawa Dadang dengan Alfagrandnya untuk dipresentasikan di PP Muhammadiyah.
“Harapannya PP Muhammadiyah bisa membantu kesulitan kami dalam permodalan,” ungkapnya.. Sebab, permintaan terus mengalir tetapi, kapasitas produksi yang dikerjakan 20 orang, terang keteteran.
Terlebih produk ini padat karya, karena membutuhkan banyak tenaga kerja. Bahan baku yang membutuhkan batok kelapa dan bahan alami lainnya ini membutuhkan banyak orang.
“Artinya, produk ini selain bermanfaat bagi lingkungan juga berorientasi pemberdayaan masyarakat,” kata Ade. Alfagrand ini juga akan dipresentasikan ke Greenpeace sebagai upaya penyelamatan lingkungan yang rusak oleh limbah pertambangan.
Batubara menjadi bahan energi potensial pengganti minyak bumi. Permintaan batubara Indonesia semakin tinggi. Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) menyatakan, pada 2011 produksi batubara Indonesia mencapai 360 juta ton. Bahkan pada tahun-tahun mendatang permintaan itu akan semakin tinggi.
Namun, potensi batubara yang melimpah itu menyisakan persoalan. Penambangan besar-besaran terhadap batubara di Indonesia telah menyisakan masalah yang tidak bisa dibilang kecil. Salah satu permasalahan itu adalah limbah tambang batubara (fly ash). Limbah ini bukan saja mencemari sungai tetapi bisa merusak tatanan ekologi di sekitar tempat penambangan. Sudah barang tentu akan merugikan manusia dan alam.
Melihat kondisi tersebut, Ir. Dadang Robiana mencoba melakukan penelitian agar limbah itu bisa layak untuk dikonsumsi. Setelah melakukan penelitian selama empat bulan, ia menemukan formula kimia agar tingkat keasaman limbah batubara menurun. Sebab, menurutnya selama ini pengusaha tambang menggunakan tawas untuk menjernihkan limbah batubara.
Menurut alumnus STM Sukabumi ini justru tawas membuat tingkat keasaman batubara semakin tinggi. Tetapi dengan formula yang ditemukannya ini, justru sebaliknya, “keasamaan limbah batubara ini menjadi rendah.”
Bahan baku formula ini berasal dari 13 bahan dasar kimia, delapan di antaranya sama. Yang menarik, beberapa bahan baku bisa didapat dengan mudah. “Misalnya batok kelapa,” tambahnya. Selama penelitian yang dilakukan, tidak jarang mengalami kegagalan. Dengan terus berusaha dan berinovasi akhirnya formula itu berhasil diuji di laboratorium Universitas Mulawarman.
“Hasilnya, limbah batubara turun kadar keasamannya.” Selain di Laboratorium Unmul, formula ini pernah di ujicobakan di PT ABN Kutai Kertanagara.
Bahkan, menurut bapak sembilan orang putra ini, selain limbah batubara, limbah tekstil dan limbah pabrik kertas pun bisa dinetralisir dengan formula ini. Ini sangat bermanfaat bagi kota-kota besar yang memiliki permasalahan dengan pencemaran air akibat limbah pabrik tekstil.
Ketertarikan Dadang meneliti bidang kimia diawalinya setelah usaha distributor bahan kimia yang selama ini dikerjakannya terancam karena produk yang selama ini dipasarkannya menghilang. “Sementara permintaan terus ada,” ungkapnya.
Formula yang ditemukannya itu sekarang pun telah dipasarkannya. Awalnya ada seorang distributor dari Tenggarong yang tertarik dengan formulanya itu. Setelah dipasarkan di kota itu ternyata banyak yang tertarik. Akibatnya, permintaan pun semakin bertambah. Namun, dengan keterbatasan permodalan dan sarana yang ada permintaan banyak yang tidak terpenuhi. “Permintaan dari Tenggarong seribu ton, tak bisa kami penuhi.” Ujarnya.
Formula yang diberi nama ALFAGRAND ini telah dipresentasikan di berbagai tempat. Bahkan, pihak pemerintah Tenggarong pun meminta Dadang untuk presentasi, tetapi tidak bisa dilakukannya karena keterbatasan biaya. “Padahal, Alfagrand ini lebih baik kualitasnya dari produk yang ada sekarang. Saya tidak akan menjualnya bila hasilnya tidak lebih bagus.”
Limbah yang telah ditaburi formula ini belum bisa dikonsumsi secara langsung, “Tinggal dikasih kaporit, baru bisa dikonsumsi atau dimasuki mikroorganisme,” tutur pemilik CV Jovita Jaya Utama. Awalnya, Alfagrand ini akan dipasarkan untuk PDAM, tetapi ternyata bisa berhasil juga untuk limbah batubara, tekstil dan kertas.
Menurut Dadang, yang juga ketua Majelis Ekonomi PD Muhammadiyah Sukabumi ini, Alfagrand sedang dipatenkan. “Butuh waktu satu setengah tahun untuk mendapatkan paten.” Hingga sekarang Dadang terus menggali Alfagrand agar semakin canggih.
Menurut Ade Rahmatullah, Ketua PD Muhammadiyah Sukabumi, Alfagrand mendapat dukungan penuh dari Muhammadiyah. Bahkan, PDM Sukabumi telah membawa Dadang dengan Alfagrandnya untuk dipresentasikan di PP Muhammadiyah.
“Harapannya PP Muhammadiyah bisa membantu kesulitan kami dalam permodalan,” ungkapnya.. Sebab, permintaan terus mengalir tetapi, kapasitas produksi yang dikerjakan 20 orang, terang keteteran.
Terlebih produk ini padat karya, karena membutuhkan banyak tenaga kerja. Bahan baku yang membutuhkan batok kelapa dan bahan alami lainnya ini membutuhkan banyak orang.
“Artinya, produk ini selain bermanfaat bagi lingkungan juga berorientasi pemberdayaan masyarakat,” kata Ade. Alfagrand ini juga akan dipresentasikan ke Greenpeace sebagai upaya penyelamatan lingkungan yang rusak oleh limbah pertambangan.
0 comments:
Post a Comment