ilustrasi Hutan Penyangga Foto udara sebuah kawasan penambangan di kawasan hutan penyangga dekat Taman Nasional Bukit Tigapuluh di sekitar perbatasan provinsi Riau dan Jambi. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf) |
Jambi (ANTARA News) - Koordinator Divisi Geologi tim peneliti "Geopark" Merangin Prof Fauzi Hasibuan dari Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan, keberadaan Geopark Merangin akan menjadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi bumi.
"Dengan melihat perkiraan umur geopark Merangin yang berusia 300 juta tahun, ke depannya dipastikan geopark itu akan menjadi objek riset utama para geolog dunia," katanya di Jambi, Kamis.
Apalagi, keberadaan geodversity di kawasan Geopark Merangin tersebut terbilang paling lengkap dibandingkan dua calon geopark lainnya di China dan Amerika.
Di Merangin tinggalan fosil kayu dan tumbuhan yang membatu juga fosil kerang-kerangan yang tercetak membatu di batu endapan lava dan abu vulkanik gunung purba tersedia cukup banyak dan lengkap.
Di kedua negara itu, keberadaan tinggalan geologinya sudah banyak yang rusak akibat tangan-tangan jahil manusia dan industri, sementara di Merangin kawasan geoparknya yang berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) hingga saat ini terbilang relatif lebih lestari dan terjaga.
Menurut dia, penelitian yang telah dilakukan tim geologi dari Badan Geologi Kementerian ESDM selama ini belum sepenuhnya tuntas karena dunia riset tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan melainkan akan terus berkembangan atau dikembangkan menuju temuan-temuan baru.
Fauzi juga berkeyakinan, tinggalan geologi di Geopark Merangin masih tersedia cukup banyak karena diprediksi selain tinggalan yang berada di permukaan tanah atau singkapan alam yang terbuka seperti di sepanjang sungai Batang Merangin dan Mengkarang, fosil-fosil tersebut juga masih banyak terdapat di bawah tanah yang kini menyerupai pebukitan dan hutan.
"Peneliti di masa depan bisa saja melakukan ekskavasi kalau memang membutuhkan informasi dan materi riset yang lebih lengkap, karena di Geopark Merangin ini diyakini masih banyak fosil geologi lainnya yang terpendam dalam tanah," kata Fauzi.
Oleh karena itu, ia yakin dengan perjuangan penelitian dan promosi yang dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemprov Jambi melalui Disbudpar, dan Pemkab Merangin nantinya akan membuat optimistis timnya bahwa keberadaan Gepark Merangin dapat segera diakui oleh Unesco pada 2015.
Dengan demikian Geopark Merangin akan masuk dalam jaringan geopark dunia atau Global Geopark Network (GGN).(ANT-144/E003)
"Dengan melihat perkiraan umur geopark Merangin yang berusia 300 juta tahun, ke depannya dipastikan geopark itu akan menjadi objek riset utama para geolog dunia," katanya di Jambi, Kamis.
Apalagi, keberadaan geodversity di kawasan Geopark Merangin tersebut terbilang paling lengkap dibandingkan dua calon geopark lainnya di China dan Amerika.
Di Merangin tinggalan fosil kayu dan tumbuhan yang membatu juga fosil kerang-kerangan yang tercetak membatu di batu endapan lava dan abu vulkanik gunung purba tersedia cukup banyak dan lengkap.
Di kedua negara itu, keberadaan tinggalan geologinya sudah banyak yang rusak akibat tangan-tangan jahil manusia dan industri, sementara di Merangin kawasan geoparknya yang berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) hingga saat ini terbilang relatif lebih lestari dan terjaga.
Menurut dia, penelitian yang telah dilakukan tim geologi dari Badan Geologi Kementerian ESDM selama ini belum sepenuhnya tuntas karena dunia riset tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan melainkan akan terus berkembangan atau dikembangkan menuju temuan-temuan baru.
Fauzi juga berkeyakinan, tinggalan geologi di Geopark Merangin masih tersedia cukup banyak karena diprediksi selain tinggalan yang berada di permukaan tanah atau singkapan alam yang terbuka seperti di sepanjang sungai Batang Merangin dan Mengkarang, fosil-fosil tersebut juga masih banyak terdapat di bawah tanah yang kini menyerupai pebukitan dan hutan.
"Peneliti di masa depan bisa saja melakukan ekskavasi kalau memang membutuhkan informasi dan materi riset yang lebih lengkap, karena di Geopark Merangin ini diyakini masih banyak fosil geologi lainnya yang terpendam dalam tanah," kata Fauzi.
Oleh karena itu, ia yakin dengan perjuangan penelitian dan promosi yang dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemprov Jambi melalui Disbudpar, dan Pemkab Merangin nantinya akan membuat optimistis timnya bahwa keberadaan Gepark Merangin dapat segera diakui oleh Unesco pada 2015.
Dengan demikian Geopark Merangin akan masuk dalam jaringan geopark dunia atau Global Geopark Network (GGN).(ANT-144/E003)
0 comments:
Post a Comment