Jakarta | Indonesia tinggal selangkah lagi memiliki kawasan dengan sumber pasokan listrik dari matahari. Rencananya pada 10 Februari 2013 mendatang (?), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal meresmikan beroperasinya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bali.
Di Pulau Dewata tersebut, Kementerian ESDM akan menggunakan lahan seluas 2 hektare (Ha) untuk mengembangkan energi surya dengan daya 1 Megawatt. Proyek yang akan memasok listrik di Bali ini akan dijadikan contoh pengembangan energi Surya di Indonesia.
"Dua hari lagi saya akan meresmikan percontohan sumber energi matahari yang besar mengahsilkan listrik 1 MW, lahannya 2 hektare," kata Jero, saat menghadiri, diskusi panel Jurus Alternatif Penghematan Konsumsi BBM," di Hotel Mulia Jakarta, Minggu (17/2/2013).
Menurut Jero, penggunaan tenaga surya sebagai sumber energi sangatlah mudah diperoleh karena energi matahari akan datang dengan sendirinya. Sedangkan sumber energi lain, seperti batubara membutuhkan proses yang sulit disamping perlunya menggunakan alat angkut untuk memanfaatkannya.
"Kalau batu bara kita harus ngangkut, kalau matahari, (dia) yang datang. Tuhan sudah memberikan, kita yang memanfaatkan," jelas Jero.
Selain itu Jero menambahkan, energi matahari tidak akan habis hingga hari kiamat tiba. Kelebihan ini tak dimiliki sumber energi yang berasal dari bahan fosil yang akan habis jika digunakan secara terus menerus.
"Matahari tidak akan berhenti bersinar kecuali kiamat, kita negara yang kaya dengan matahari," ungkap Jero.
Dengan adanya proyek percontohan pengembangan energi surya di Bali, Kementerian ESDM mengajak semua kalangan untuk mengembangkan energi surya sebagai sumber energi listrik.
"Saya akan umumkan siapa yang akan membuat tenaga matahari lihatlah di Bali. Tapi setelah pulang buatlah," tutup Jero. (Pew/Shd)
● Liputan 6
0 comments:
Post a Comment