Showing posts with label Alutsista. Show all posts
Showing posts with label Alutsista. Show all posts
0

★ Kasak-kusuk di Rapim TNI 2013

Rapat Pimpinan TNI tahun 2013 baru saja usai, dan dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan masing-masing Angkatan. Pada ajang rapat kali ini kembali ditampilkan berbagai alutsista kreasi anak bangsa. Total sebanyak 38 perusahaan dan Instansi memamerkan inovasi dan karya mereka. Apa saja kah yang menarik? simak hasil kasak-kusuk ARC berikut ini.

Di lapangan, terlihat panser, kendaraan taktis, perahu karet dan lain sebagainya. Salah satu yang menarik perhatian ARC adalah booth milik Boogie. Menarik karena tampaknya Boogie yang dikenal sebagai produsen peralatan mendaki tampaknya berupaya merambah ranah militer. Sesuai dengan kemampuannya, Boogie memamerkan perahu karet. Selain perahu karet biasa, Boogie juga berinovasi menelurkan Katamaran tempur dan Kano. Katamaran tempur ini menurut klaim boogie bahkan mampu mengangkut Rantis sekelas Land Rover untuk mengarungi sungai. Sementara, Kano tempur produksi boogie tampak cocok bagi operasi penyusupan pasukan khusus di sungai-sungai. Khusus perahu karet, Boogie juga berinovasi membuat perahu RIB yang sudah dilengkapi tangga. Dengan demikian proses penyusupan pasukan khusus ke kapal sasaran bisa lebih cepat. Selain itu, Boogie juga berinovasi mencipatkan Inflatable Tent yang bisa dibongkar pasang dengan cepat.

Beralih ke seberang booth Boogie, tampak langganan utama pameran senjata Indonesia, yaitu PINDAD. Selain membawa panser Komodo dan Anoa2, disini Pindad memamerkan berbagai jenis bom produksi mereka. Selain diluar ruangan, didalam tenda pameran, PINDAD juga memiliki booth yang memamerkan persenjataan produksi mereka.

Disebelah Booth Pindad, terdapat tenda pameran milik DISLITBANG TNI-AD. Disilitbang memamerkan sekaligus 2 buah kendaraan taktis yang diduga merupakan pengembangan dari GARDA. Satu merupakan versi angkutan, satunya lagi versi komando. Kendaraan tempur ini bahkan sempat melakukan test drive di sekitaran lapangan pameran. Namun, sayangnya berbeda dengan KOMODO, body kendaraan ini belum lapis baja. Selain kendaraan tempur, Dislitbang TNI-AD juga memamerkan UAV hasil penelitian mereka.

Masuk ke dalam tenda pameran, tampak berbagai instansi memamerkan produk mereka. Agak sukar bagi ARC mencari informasi satu persatu mengenai produk mereka. Karenanya untuk mencari informasi, ARC bergerak berdasarkan insting atau panggilan SPG manis saja.

Dari booth PT. Dok Kodja Bahari, ARC mendapat banyak informasi mengenai perkembangan produk mereka. Seperti kita ketahui, kementrian pertahanan memesan sejumlah alutsista dari sini. Diantaranya adalah 3 buah LST, Kapal BCM (bantu cair minyak) serta LCU. Menurut Direktur Utama Riry Syeried Jetta serta staffnya, semua pesanan kapal dari kemhan berjalan lebih cepat dari yang diproyeksikan. Untuk LST misalnya, pengerjaannya kini telah mencapai lebih dari 30%. Sementara, untuk kapal BCM, malah lebih cepat lagi. Diperkirakan, pada bulan maret ini kapal BCM tersebut sudah bisa diluncurkan.

Puas dengan keterangan dari PT. DKB, ARC beranjak menuju booth PT. CMI. PT. CMI ini menarik perhatian ARC, karena adanya pemberitaan tentang kerjasama dengan Lockheed Martin. Dan memang benar, menurut staff yang menjaga booth ini, PT. CMI ke depannya akan bekerja sama dengan Lockheed Martin. Selain radar surveilance, PT. CMI juga mengaku kebagian pekerjaan memasangkan radar APG-68 pada F-16 Blok 15 TNI-AU, menggantikan radar lawas APG-66. Selain itu, PT.CMI juga telah berhasil mengupgrade radar milik F-5 TNI-AU.

Tak jauh dari PT. CMI terdapat PT. T&E SOLUTION. Booth mereka sangat menarik karena menampilkan berbagai simulator. Diantaranya simulator Tank Scorpion dan Jet tempur Hawk 200. Untuk simulator tank scorpion, PT. T&E SOLUTION hanya membawa simulator pengemudi. Namun menurut mereka, aslinya simulator ini bisa bergerak dan mempunyai simulator untuk Gunner atau penembak tank. Mereka juga mengklaim telah mendapat kontrak pembuatan simulator Scorpion dan AMX-13. Ke depannya, PT. T&E SOLUTION mengaku akan membuat simulator tank Leopard 2. Sementara untuk simulator Hawk, PT. T&E SOLUTION juga mengaku telah mampu membuat full spekturm simulator, alias bisa bergerak seperti layaknya simulator sungguhan. Mereka juga menyatakan telah mengupgrade simulator Hawk milik TNI-AU serta upgrade simulator Nbell-412 milik Penerbad.

Lalu ARC melangkahkan kaki ke PT. PALINDO. Disini tampak PT. PALINDO berbangga hati dengan KCR produksi mereka. Selain itu, mereka juga tampak memamerkan Catamaran yang diproyeksikan untuk BASARNAS.

Demikian sedikit informasi yang bisa didapat ARC. Jujur saja, untuk menyerap semua informasi dari sebuah pameran tidak cukup hanya dengan satu hari berkeliling. Semoga di lain waktu, ARC bisa kembali menampilkan informasi terkini dari produsen dalam negeri.


ARC

0

Ujicoba Bom 250 Kilogram di Lumajang

Jakarta | Bom seberat 250 kilogram karya Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU akan dijatuhkan di air weapon ring (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (31/1/2013).

Pengeboman dari pesawat F16/Fighting Falcon itu bagian dari uji coba bom blast effect antipersonel. Karakter bom jenis ini saat menyentuh sasaran akan meledak dan pecahan cangkangnya menyebar mengenai sasaran.

Sedianya pesawat pengebom dari skuadron 3 Lanud Iswahjudi saat uji coba akan terbang dari Magetan menuju Lumajang atau ke arah timur.

Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono, mengatakan uji coba ini bagian dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap alat utama sistem persenjataan luar negeri. “Dengan ketersediaan alutsista produksi dalam negeri yang memadai maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dapat terlaksana dengan baik,” jelas Edy Yowono dalam keterangan pers, Rabu (30/1).

Tim Dislitbang AU, Rabu sudah memasang bom di pesawat. Setelah dijatuhkan Kamis (31/1), tim akan mengevaluasi efektivitas ledakan pada hari berikutnya.

Di sisi lain, pengembangan bom pesawat di Indonesia dilakukan PT Pindad dan PT Sari Bahari. Nah, soal dinamika pembuatan bom, Bambang Susetya, staf penelitian dan pengembangan PT Pindad menilai efektivitas bom tidak hanya diukur dari daya ledaknya. Akan tetapi arah dan besaran serpihan sesaat setelah bom meledak perlu juga diperhatikan.

“Bila setelah membentur sasaran langsung meledak, dan serpihan tidak terarah itu tak tepat,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (29/1).

Dia menilai bom antipersonel yang baik bila telah menabrak sasaran, masuk beberapa meter dan baru meledak. Efek serpihannya dalam kondisi itu diharapkan bisa melumpuhkan personel, mengenai leher atau badan.

Bambang mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Meski demikian semakin banyak bom dibuat maka harganya bisa semakin ditekan.


Solopos

0

Demi Pacu Produksi, Pemerintah Diharapkan Beri Fasilitas Khusus Akses Kredit

Jakarta | Pelaku industri pertahanan berharap pemerintah memberi kemudahan akses kredit menyusul disahkannya UU Industri Pertahanan.

Direktur Utama PT Sari Bahari, Ricky Hendrik Egam, menilai kemudahan kredit perbankan penting untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selama ini belum ada skema kredit khusus bagi industri pertahanan. “Skema khusus misalnya keringanan untuk modal,” jelasnya, Rabu (30/1/2013).

Sari Bahari merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang telah memasarkan bom ke luar negeri. Februari tahun ini, sebanyak 3.000 hulu ledak roket karya perusahaan yang berbasis di Malang itu diekspor ke Republik Chile. Capaian itu didapati setelah memenangi tender yang diikuti 43 negara.

Ricky mengaku untuk memproduksi bom itu pihaknya baru bisa mengakses kredit perbankan senilai Rp 2 miliar dari BNI. Idealnya nilai untuk pengembangan pembuatan bom perlu lebih dari Rp 20 miliar. “Kami mengajukan kredit itupun harus menyertakan jaminan seperti umumnya. Seharusnya ada skema khusus,” tegas pria yang sudah 10 tahun lebih menjadi rekanan PT Pindad.

Hulu ledak roket berukuran 70 mm yang diekspor ke Chile itu berjenis bom smoke warhead. Bom itu biasa digunakan untuk latihan dan mampu meledak serta mengeluarkan asap saat mengenai sasaran. Sari Bahari saat ini juga memproduksi bom latih asap P100 untuk pesawat sukhoi. Bom jenis ini dibuat bekerja sama dengan PT Dahana (persero) yang bergerak di bidang bahan peledak. P100 sejak 2007 sudah digunakan oleh TNI AU.

Ricky mengaku Malaysia dan Vietnam tertarik dengan P100. Meski hanya bom latih, spesifikasi dan bobot bom sesuai dengan bom guna keperluan tempur. Bom latih untuk pesawat Sukhoi sebenarnya juga diproduksi PT Pindad. Hanya bedanya perusahaan pelat merah itu memproduksi bom latih asap (BLA) 50 atau seberat 50 kg.

Bom P100 (Formil Kaskus)

Bambang Susetya, staf penelitian dan pengembangan Pindad mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Selain BLA 50, Pindad juga mengembangkan BLA 250, bom tajam 250 dan 125. Bom-bom tersebut belum dijual ke luar negeri tetapi sudah digunakan sebagian matra TNI.

Sebagai informasi tambahan, UU Pertahanan yang disahkan akhir 2012 lalu mengamanatkan belanja alat utama sistem persenjataan sebisa mungkin menggunakan produk dalam negeri. Kalaupun terpaksa membeli keluar negeri diharapkan ada alih teknologi.

Seiring kebijakan itu, industri pertahanan yang sudah mengakses kredit perbankan cukup besar yakni PT Palindo Marine. Perusahaan berbasis di Batam yang pekan lalu selesai membuat Kapal Perang Republik Indonesia Beladau 643 itu mendapat kredit dari Bank Mandiri Rp 42,14 miliar. Pinjaman itu terdiri dari kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp 22,67 miliar dan bank garansi sejumlah Rp 19,47 miliar.

Bank Mandiri sebelumnya telah memberikan dua pinjaman serupa dengan nilai total Rp 65,97 miliar untuk pembangunan KRI Clurit dan KRI Kujang di galangan yang sama.

Mukti Syarif Rivai, Manajer Teknik Palindo mengaku memilih Batam sebagai basis produksi karena sejumlah kemudahan, di antaranya bebas pajak dan pasokan bahan baku di sana lebih terjamin.



0

★ Tawaran Baru Dalam Rapim TNI 2013

http://arc.web.id/images/stories/elmas%20copy.jpgDalam ajang pameran alutsista yang diselengarakan di area Mabes TNI bersamaan dengan Rapim TNI 2013, ada sesuatu yang menarik karena baru telihat dan muncul di pameran kali ini. Walau masih baru ditawarkan ke TNI, alutsista yang cocok digunakan untuk korps pasukan katak TNI AL ini cukup menarik perhatian. PT. Elmas Viana Djaja membawa 3 kendaraan khusus dalam pameran ini, yaitu Arnawama, Titah Hitam RI-1 dan Ganendra RI-1. Mengadopsi tekhnologi dari Belanda dan akan di produksi di Indonesia, sebuah lokasi di Cilegon telah disediakan untuk proses produksi. Berikut sekilas kemampuan yang di tawarkan dari masing-masing kendaraan khusus tersebut:

ARNAWAMA

Kendaraan khusus yang mempunyai disain kompak sehingga dapat melaju kencang, memiliki mobilitas dan daya manuver tinggi serta tak terdeteksi di dalam air. Kendaraan ini dapat melaju di permukaan air atau menyelam hingga kedalaman maksimal 30 meter. Kendaraan ini juga mampu mengangkut 8 personel pasukan khusus yang dilindungi oleh kanopi penutup. Meski tertutup, pasukan didalam kapal selam mini ini tetap harus menggunakan masker oksigen menyelam demi keselematan. Arnawama juga dlengkapi dengan berbagai peralatan komunikasi dan navigasi canggih. Arnawama dapat di operasikan terus menerus tanpa berhenti selama 5 jam dibawah air atau 10 jam jika berjalan di atas permukaan air. Namun, jika di dalam air akan beroperasi kapal ini menggunakan baterai yang dapat di charge kembali jika kendaraan muncul ke permukaan selayaknya kapal selam. Untuk kesuksesan misi pengintaian, kendaraan ini juga dapat di sembunyikan di bawah air.

http://arc.web.id/images/stories/arnawanaok%203%20copy.jpg
http://arc.web.id/images/stories/arnawanaok%201%20copy.jpg
http://arc.web.id/images/stories/arnawanaok%202%20copy.jpg

TITAH HITAM RI-1 

Perahu cepat untuk misi pendaratan dan pencegatan. Dirancang untuk meningkatkan efektifitas kinerja pasukan khusus dalam melakukan tugas patroli dan pengejaran diwilayah perairan Republik Indonesia. Kapal ini mampu melaju hingga 40 knot dengan manuver tajam dan mendaratkan pasukan secara sekaligus dalam waktu singkat tanpa memerlukan dermaga khusus. Di produksi di dalam negeri dengan konstruksi komposit dan aluminium yang sangat kuat dan ringan. Dapat dioperasikan selama 8-11 jam atau jarak 350 mil laut. Di haluan kapal, dapat di pasang senapan mesin yang dapat di operasikan secara otomatis atau pun manual.

http://arc.web.id/images/stories/titahitam%201%20copy.jpg
http://arc.web.id/images/stories/titahitam%202%20copy.jpg
http://arc.web.id/images/stories/titahitam%203%20copy.jpg

GANENDRA RI-1

Adalah sebuah perangkat pendorong bawah air (DPV) yang ringan, kuat dan kompak. Mampu menarik beban peralatan besar dan dapat membuat 1-2 penyelam tempur melakukan manuver lincah di dalam air. Dibuat dengan konstruksi kuat menggunakan aluminium dengan pelapis tahan karat berkualitas terbaik, tahan air, tahan panas, dan anti gores.

http://arc.web.id/images/stories/ganendra%201%20copy.jpghttp://arc.web.id/images/stories/ganendra%203%20copy.jpg
http://arc.web.id/images/stories/ganendra%202%20copy.jpg

Melihat dari kemampuan yang ditawarkan, ranpur-ranpur khusus ini kelihatan cocok jika di digunakan oleh KOPASKA TNI AL. Namun tentunya setelah dilakukan serangkaian uji coba dan test yang sesuai dengan syarat dari pengguna. Jika semua uji coba di lalui dengan baik, bukan tidak mungkin ranpur-ranpur ini pun akan menjadi alutsista handal KOPASKA TNI AL. Dan juga, hingga kini, peralatan tempur ini masih dalam sebatas desain, alias belum ada prototype-nya.


ARC
0

★ Pameran Alutsista di Rapim TNI 2013

Rantis Garda II
Seusai rapim Kemhan, satu even yang ditunggu-tunggu military fan boys seperti ARC'ers adalah Rapim TNI. Seperti sudah mentradisi, Rapim TNI yang berlangsung mulai tanggal 29 Januari 2013 ini juga memamerkan berbagai alutsista bikinan dalam negeri.

Langganan utama pameran tak lain adalah BUMNIS pertahanan seperti Pindad, PT.DI, PT.PAL serta PT.DKB. Tidak ketinggalan dinas penelitian masing-masing angkatan serta Balitbang Kemhan. Berbagai perusahaan swasta juga ikut tampil. Beberapa diantaranya bahkan masih terbilang baru, seperti Boogie yang produknya biasanya kita kenal melalui peralatan mendaki. Perusahaan swasta lainnya juga menampilkan produk terbaik mereka. Mulai dari seragam tempur hingga simulator pesawat dan tank. Beberapa produk yang menarik perhatian nanti akan kami beberkan secara detail. Untuk sementara, silahkan nikmati dulu pameran Rapim TNI 2013 melalui jepretan kamera kami.



ARC
0

★ Produsen Alutsista Lokal Bersaing Menguasai Pasar

Panser Taktis 4x4 Produksi Pindad
Panser Taktis 4x4 Komodo Pindad
(Foto Merdeka)
Jakarta Perkembangan produsen alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri tumbuh subur. Ibarat jamur tumbuh di musim hujan, para produsen berlomba untuk menguasai pangsa pasar militer. 

Sebut saja Pindad, sudah tak terhitung lagi jumlah alutsista yang diproduksi. Mulai dari peluru, bom peledak, hingga kendaraan berat perang.

"Ini BTN (Bom Tajam Nasional) 250, standar rusia untuk Sukhoi. Dan ini BT (Bom Tajam) 250 standar Nato biasa digunakan untuk F16, F5," kata staf Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PT Pindad Bambang S saat static show alat peralatan pertahanan (Alpalhan) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.


Selain bom, Pindad juga memamerkan panser produksinya. Seperti Panser anoa 6x6 Command Type. Ada juga Rantis 4x44 MG Pindad Type APC Pendobrak yang cocok digunakan untuk pertempuran ringan, dan Tactical Vehicle 4x4 HD-V1 command Type.


Produsen alutsista PT Merpati Wahana Raya juga tidak kalah bersaing. Perusahaan yang berkantor di Jalan Sudirman Jakarta itu memiliki alutsista unggulan seperti Ivander Eod, yaitu seperangkat mobil penjinak bom.


Dengan dilengkapi berbagai kelengkapan evakuasi, proteksi, disposal, dan deteksi, membuat kegiatan penjinakkan bahan peledak lebih cepat aman efektif dan efisien.


Menurut Bambang, ketimbang produsen alutsista dalam negeri lain, PT Pindad lebih maju dari sisi teknologi. Namun bukan berarti tanpa kelemahan. Salah satu kelemahan yang masih dialami PT Pindad dari segi pemasaran.


"Kita tidak ada stok, kalau ada permintaan baru produksi, karena tidak diizinkan produksi. Segi pemasaran terbatas," terang Bambang.


Sebanyak 38 perusahaan ikut statistic show, yaitu Working Grup Rantis 4X4 TNI, Balitbang Kemhan, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AD, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AL, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), LIPI, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, PT PAL, PT INTI.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg