JAKARTA--MICOM: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat ini sedang menguji sidik jari (DNA) dan varietas temulawak di Indonesia.
Penelitian itu dimaksudkan untuk menentukan apakah temulawak sebagai tanaman Indonesia, seperti halnya gingseng dari Korea.
Teuku Tajuddin dari Balai Penelitian Bioteknologi BPPT telah meneliti DNA dan varietas temulawak sejak 2008 dan rencananya akan selesai pada 2012.
"Peneitian ini untuk membuktikan apakah temulawak tanaman asli Indonesia, atau bukan. Penelitian menyangkut sidik jari, sebaran tanaman, dan jumlah varian, serta formulanya,'' jelas Tajuddin dalam diskusi tentang potensi obat herbal Indonesia di BPPT, Jakarta, Rabu (6/4).
Dia telah mengelompokkan tanaman temulawak ini mulai dari Lampung, Bali, Boyolali, Merauke, Ciamis, Bengkulu, Pulau Buru, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Bengkulu.
Dari hasil penelitian komposisi genetika, menunjukkan bahwa temulawak di Jawa dan Pulau Buru ada kesamaan. Demikian juga dengan kelompok tanaman yang jenisnya sama terdapat di Lampung, Boyolali, Ciamis, Pulau Buru, Sulawesi, NTB, Bengkulu, Merauke, memiliki jenis yang sama. Sedangkan dari Bali dan Ambon berbeda.
''Untuk Bali memang belum lengkap datanya. Tapi untuk Ambon, berdasarkan catatan sejarah, asal usul temulawak dari Ambon. Dan berbeda dengan temulawak yang ada di tempat lain. Ini masih dalam pembuktian,'' ujarnya.
Perbedaan itu bisa disebabkan karena evolusi alam. Apabila dari jumlah varian maupun komposisi khasiatnya lebih banyak ditemukan di Indonesia, maka tanaman itu bisa diklaim milik Indonesia.
Diakuinya untuk mendapat klaim tanaman asli Indonesia memang susah. Apalagi tanaman itu juga ditemui di India, Malaysia, Thailand, dan China.
''Kalau hasilnya memang bukan asli Indonesia, ya kami akan katakan apa adanya dari hasil riset ini.''
Namun dia optimistis karena Korea saja hanya memiliki 33 persen tanaman ginseng. ''Dengan pembuktian sejarah dan teknologi DNA serta varian itu bisa membantu mengungkapkan petunjuk soal asal usul temulawak.''
Dalam kesempatan sama Direktur Pusat Teknologi Farmasi Medika BPPT Rifatul Widjhati menambahkan, kunyit yang masih dalam keluarga temulawak diberi nama internasional Java tumeric atau kunyit Jawa.
''Dengan nama yang identik dengan Jawa ini mudah-mudahan temulawak menjadi tanaman asli Indonesia. Sekaligus akan menjadi ikon Indonesia untuk herbal,'' imbuhnya. (Nda/OL-9)
• MediaIndonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment