JAKARTA, KOMPAS.com - PLN merencanakan pilot project smart grid di Jakarta, Batam, dan Bangka. Hal tersebut diungkapkan Suroso Isnandar, Sekertaris Tim Smart Grid PLN dalam diskusi panel yang digelar dalam acara Business for Environment Summit, Kamis (28/4/11) di Hotel Shangri La, Jakarta.
Suroso mengungkapkan, saat ini rencana pilot project itu masih dalam pengkajian. Namun, ia mengatakan, "Investasi untuk pilot project ini tidak akan banyak karena kita lakukan dalam skala kecil dahulu."
Investasinya dinilai lebih kecil dari pengembangan mikrohidro. Pilot project tersebut direncanakan akan menggunakan teknologi yang sudah mapan.
"Teknologi yang sudah ada akan kita manfaatkan semaksimal mungkin. Kita akan pelajari dan asses, jadi enggak asal teknologi baru kita terapkan," katanya.
Menurut Suroso, penerapan smart grid dalam skala luas masih merupakan proses jangka panjang. Bahkan di negara maju seperti kawasan Eropa, teknologi ini masih relatif baru. Sementara di negara Asia seperti Korea, umumnya yang dilakukan masih pilot project. Ia mengatakan, PLN takkan langsung melompat.
"Visibilitasnya mesti dipelajari dulu. Karena smart grid ini terkait dengan masalah investasi, masalah uang. Kalau kita terapkan, dampaknya akan menguntungkan enggak buat kita," paparnya.
Saat ini, kata Suroso, PLN masih berupaya mengupayakan kecukupan daya sehingga seluruh masyarakat mendapat listrik, kehandalan jaringan, dan memperbaiki kualitas layanan. Smart grid akan memberikan nilai tambah jika ketiga hal dasar tersebut sudah tercukupi.
Untuk menerapkan smart grid, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Dalam hal pengaturan beban listrik misalnya, Suroso mengatakan, "Itu kan partisipasinya masih volunteer. Kita nggak bisa mengutak-atik beban Anda kalau tidak memiliki kesepakatan."
Dengan memiliki kesepakatan, maka PLN bisa melakukan langkah tertentu. "Misalnya kita matikan socket ke mesin cuci sehingga pada jam-jam tertentu mesin cuci tidak bisa digunakan. Lalu ada beberapa langkah lain lagi yang kita bisa lakukan," urai Suroso.
Suroso mengatakan, pada salah satu elemen smart grid yakni mengupayakan listrik dari pembangkit kecil berbasis energi terbarukan, swasta bisa ikut berperan mendorong penerapan smart grid. "Misalnya yang berbasis angin, solar, mikrohidro. Pada prinsipnya jaringan PLN terbuka untuk itu," katanya.
Saat ini, langkah seperti mengambil listrik yang diproduksi oleh pembangkit mikrohidro sudah dilakukan di beberapa wilayah, misalnya Jawa Barat dan Banjarnegara. Namun, jumlahnya masih kecil karena berasal dari pembangkit yang kapasitasnya di bawah 10 MW.
Smart grid merupakan integrasi teknologi cerdas dalam jaringan listrik, baik pembangkit, distribusi maupun pada tingkat konsumen. Teknologi yang diterapkan bisa meliputi komunikasi dan kontrol, misalnya smart meter dan load control atau pengaturan beban.
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment