Menurut Ketua Yayasan Syamsi Dhuha Dian Syarief, ada 15 peserta yang mengikuti lomba bertajuk "Research Sponsorship dalam Care for Lupus Syamsi Dhuha Foundation Award 2011" itu. Dewan juri yang terdiri atas Prof Elin Yulinah Sukandar, Komar Ruslan Wirasutisna, Rovina Ruslami, dan Laniyati Hamijoyo menetapkan lima finalis setelah pendaftaran dibuka pada November 2010 hingga akhir Maret 2011. "Juri akan memilih tiga pemenang yang masing-masing akan mendapatkan sponsor senilai Rp 30 juta untuk rencana penelitian yang diajukan," katanya.
Kelima finalis itu adalah Niken Indriyanti dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, yang meneliti daun cocor bebek; Heri Kristianto dari Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya, Malang, yang meneliti manfaat kunyit; serta guna propolis, yang diteliti Muhammad Sahlan dari Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia, Jakarta.
Abdul Khairul Rizki Purba dari Departemen Farmakologi Universitas Airlangga, Surabaya, meneliti khasiat daun dan batang songgolangit. Sedangkan Olivia Cicilia Walewangko dari Rumah Sakit dr Sardjito, Yogyakarta, melakukan riset tentang rimpang kunyit.
Juri mempertimbangkan keaslian dan kebaruan gagasan penelitian, pemakaian bahan alam yang tersedia di wilayah Indonesia, serta bermanfaat dalam membantu terapi dan atau pengendalian penyakit lupus.
Selain itu, lima nama masuk sebagai finalis lomba menulis tentang lupus. Juri memilih Fita Indah Maulani dari koran Bisnis Indonesia, karya Maharani Indri yang dimuat di majalah Good Housekeeping, serta tulisan Lenny Triani Situmeang di majalah Her World. Juga karya Efa Trapulina Ginting yang dimuat di tabloid Mom & Kiddie dan tulisan di koran Medan Pos karya Silvester Valentin.
Pengumuman seluruh pemenang, termasuk pemberian penghargaan lifetime achievement, akan disampaikan saat acara puncak peringatan Hari Lupus Sedunia pada 7 Mei 2011 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung.[ANWAR SISWADI]
• TEMPOInteraktif
0 comments:
Post a Comment