TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Siswa Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil menciptakan alat daur ulang limbah sampah plastik menjadi sejenis bahan bakar bensin.
Alat daur ulang limbah sampah plastik ini menggunakan sistem pemindahan atau pemurnian melalui perbedaan titik didih atau destilasi. "Selama ini, plastik sulit didaur ulang," kata salah seorang siswa, M Arif Abidin, Senin, 23 Mei 2011.
Alat yang digunakan berupa tabung labu, bunsen burner dan pipa kaca. Kaca plastik dibungkus Low Density Polyethylene (LDPE) dan Polypropylene (PP) atau plastik gelas mineral. Plastik, katanya, merupakan residu minyak bumi sehingga bisa diolah menjadi minyak kembali.
Arif mengajak Bradja dan Aditya teman sekolahnya melakukan penelitian secara bersama-sama. Mereka kemudian merancang alat yang menggunakan dasar hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan energi berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Alat ini juga menggunakan sistem destilasi dengan pencapaian titik didih tinggi menuju titik didih rendah untuk menghasilkan energi yang besar.
Proses pengolahannya, sampah plastik dibakar di dalam tabung labu untuk menghasilkan energi yang diolah menjadi bahan bakar. Proses ini membutuhkan waktu selama 80 menit. Setiap 10 kilogram limbah plastik menghasilkan satu liter bahan bakar. Bahan bakar yang dihasilkan, katanya, sama dengan bahan bakar lainnya.
Setiap setengah mililiter menghasilkan bara api selama 11 detik. "Jika diukur, kekuatannya sama dengan bensin," katanya. Agar energi yang diciptakan menghasilkan minyak dalam jumlah besar, mereka merencanakan menggunakan pipa stainless berdiameter lebih besar. Alat ciptaannya ini menghabiskan dana Rp 30 ribu.
Dengan pengembangan daur ulang limbah plastik ini bisa menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan. Berkat temuannya ini, mereka dinobatkan sebagai juara dalam lomba Innovative Material Engineering Competition 2011 tingkat SMA di ITS Surabaya pada 29-30 April lalu. Mereka menyisihkan 44 peserta lain dari seluruh Indonesia.[EKO WIDIANTO]
• TEMPOInteraktif
0 comments:
Post a Comment