Tuesday, 24 May 2011

Para Penantang Shell Eco-Marathon 2011 dari Indonesia

Boediono dalam Shell-Eco Marathon Asia 2011. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia akan mengirim 10 mobil super irit buatan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk mengikuti perlombaan Shell Eco-Marathon (SEM) Asia di Sirkuit Sepang, Malaysia, Juli mendatang. Wakil Presiden Boediono meluncurkan kendaraan inovasi itu di Lapangan Parkir Selatan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 14 Mei 2011.

SEM Asia 2011 diadakan di Sirkuit Sepang, Malaysia, 6-9 Juli mendatang. Kompetisi tahun ini merupakan kesempatan kedua untuk regional Asia. Terdapat kategori kompetisi urban concept dan futuristic prototype. Pada kategori urban, peserta diminta menciptakan mesin irit energi rg yang bisa dipakai di jalan umum. Sementara, pada kategori prototype, peserta dipersilakan membuat mobil dengan bentuk ganjil yang cocok diterapkan di masa depan. Pemenang ditentukan dari besar efisiensi penggunaan bahan bakar.[ANTON WILLIAM]

Sepuluh mobil super irit dari lima perguruan tinggi di Jawa dan Kalimantan.

Universitas Indonesia

Tim Universitas Indonesia membawa mobil dengan bobot lebih ringan 50 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Bobot yang besar memang menjadi kendala karena membuat mesin bekerja lebih keras. Sistem injeksi juga diterapkan pada mesin sehingga bahan bakar yang disiramkan ke ruang bakar dilakukan pada waktu yang tepat. "Injeksi ini kami program sehingga lebih efisien," ujar Fariz Muriyadi, Ketua Divisi Mesin Nakoela UI.

Tim juga mengantisipasi tingkat kesulitan Sepang yang dianggap lebih tinggi jika dibanding sirkuit di Eropa dan Amerika Serikat. Sebelum lomba, empat pengemudi diminta menjajal kemampuan Nakoela dan Sadewa di Sirkuit Sentul. "Visi pengemudi dengan perancang mesin harus sama," kata dia.

*Sadewa (Urban Concept)
Panjang/lebar/tinggi: 248/120/123 cm
Berat: 120 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: Suzuki Shogun 125 cc
Sistem bahan bakar: Injeksi
Sistem transmisi: Manual
Sistem pengereman: Rem cakram
Target efisiensi: 500 kilometer per liter

*Nakoela (Futuristic Prototype)
Panjang/lebar/tinggi: 273/80/80 cm
Berat: 50 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: Suzuki Smash Titan 115 cc
Sistem bahan bakar: Karburator
Sistem transmisi: Ackerman steering system
Sistem pengereman: Rem cakram mekanik
Target efisiensi: 1.000 kilometer per liter

Universitas Gadjah Mada

Tim Universitas Gajah Mada datang membawa modifikasi mobil tahun lalu. Semar, pada kategori Urban Concept telah diperbaiki dengan menambah radius putar roda sehingga dapat bergerak stabil di tikungan. "Gerakan di tikungan harus diperhatikan karena mempengaruhi konsumsi bahan bakar," ujar Ketua Teknis Semar Urban Concept, Heryoga Wibawa.

Perubahan ini diyakini bisa membuat mesin hemat hingga 300 kilometer per liter. Sistem injeksi juga membantu pengiritan konsumsi bahan bakar.

*Semar (Futuristic Prototype)
Panjang/lebar/tinggi: 300/70/110 cm
Berat: 50 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: 110 cc
Sistem bahan bakar: Injeksi
Sistem transmisi: Ackerman tanpa rasio
Sistem pengereman: 3 piston hidrolik tunggal
Target efisiensi: >280 kilometer per liter

*Semar (Urban Concept)
Panjang/lebar/tinggi: 250/110/125 cm
Berat: 100 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: 100 cc
Sistem bahan bakar: Injeksi
Sistem transmisi: Ackerman tanpa rasio
Sistem pengereman: 4 piston hidrolik tunggal
Target efisiensi: 300 kilometer per liter

Institut Teknologi Bandung

Tim Institut Teknologi Bandung membawa dua mobil irit energi ke Sirkuit Sepang. Mobil Cikal Nusantara akan beradu irit dengan mobil dari 13 negara lain pada kategori Urban Concept. Cikal merupakan perbaikan konsep tahun lalu. Rancangan bodi menggunakan aluminium dengan permukaan yang lebih aerodinamis dan bobot lebih ringan.

Tim ini juga menggabungkan keunggulan teknologi dengan seni. "Kami meminta mahasiswa seni rupa merancang tampilan mobil," ujar Kurniawan Surya Suminar, Project Manager Cikal Nusantara. Hasilnya, Cikal tampil gaya dan tetap irit dengan efisiensi bahan bakar 100 kilometer per liter.

*Cikal Nusantara (Urban Concept)
Panjang/lebar/tinggi: 250/110/128 cm
Berat: 150 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: 110 cc
Sistem bahan bakar: Gravitational feed
Sistem transmisi: Semi-otomatis
Sistem pengereman: hidrolik dengan ram cakram
Target efisiensi: 100 kilometer per liter

*Rakata (Futuristic Prototype)
Panjang/lebar/tinggi: 280/56/77 cm
Berat: 60 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: 125 cc
Sistem bahan bakar: Pembakaran internal
Sistem transmisi: Sprocket dan sistem rantai
Sistem pengereman: Rem cakram mekanik (depan) dan rem V (belakang)
Target efisiensi: 600 kilometer per liter

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya adalah juara bertahan pada kategori Prototipe Masa Depan. Tahun lalu, Sapu Angin 2 bikinan mereka melaju hingga 238 kilometer per liter dan menjadi mobil paling efisien dalam kompetisi itu. Angka ini hanya bisa dikalahkan oleh mahasiswa Amerika Serikat di sirkuit berbeda dengan konsumsi bahan bakar mencapai 275 kilometer per liter pada awal 2011. "Di Sepang nanti, kami menargetkan pemecahan rekor Amerika," ujar Rahmad Hidayat, Manajer Tim Sapu Angin 5 ITS.

Beban mempertahankan gelar serta memecahkan rekor milik Amerika Serikat membuat tim ITS harus memutar otak. Dari sisi mesin, Sapu Angin 3 akan ditandemkan dengan tiga kandidat mesin yang belum ditentukan. Namun, dipastikan sebuah mesin diesel digunakan pada Sapu Angin 4 karena diyakini bahan bakar solar bisa memberi energi lebih besar.

Bodi monocoque Sapu Angin 3 dan 4 dirombak lebih aerodinamis agar melaju tanpa gaya gesek. Jarak bodi ke jalan diperkecil guna membuat mobil lebih stabil.

Sapu Angin 5, yang dipertandingkan pada kategori Prototipe Masa Depan, menggunakan mesin buatan sendiri, Paijo Experiment 02. Mesin tersebut adalah pengembangan dari Paijo Experiment 01. Volume mesin baru ini lebih besar dibanding pada tahun sebelumnya, yaitu 90 cc. Dengan kemampuan seperti ini, Sapu Angin tak akan ngoyo saat menempuh tanjakan di Sirkuit Sepang. "Mesin bikinan sendiri ini juga bisa dipakai untuk sepeda motor," ujar Rahmad, bangga. Paijo ditargetkan bisa mencapai efisiensi 1.500 kilometer per liter.

*Sapu Angin 3 (Urban Concept)
Panjang/lebar/tinggi: 260/112/125 cm
Berat: 90 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: Honda Revo 110 cc
Sistem bahan bakar: Karburator
Sistem transmisi: Sprocket dan sistem rantai
Sistem pengereman: Rem cakram mekanik teraktuasi
Target efisiensi: 300 kilometer per liter

*Sapu Angin 4 (Urban Concept)
Panjang/lebar/tinggi: 260/112/125 cm
Berat: 150 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Solar
Mesin: Diesel 210 cc
Sistem bahan bakar: Injeksi langsung
Sistem transmisi: Sprocket dan sistem rantai
Sistem pengereman: Rem cakram mekanik teraktuasi
Target efisiensi: 300 kilometer per liter

*Sapu Angin 5 (Futuristic Prototype)
Panjang/lebar/tinggi: 280/60/60 cm
Berat: 40 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: Paijo Experiment 02 90 cc
Sistem bahan bakar: Karburator
Sistem transmisi: Sprocket dan sistem rantai
Sistem pengereman: Rem cakram mekanik teraktuasi
Target efisiensi: 1.500 kilometer per liter

Politeknik Negeri Pontianak

Politeknik Negeri Pontianak adalah tim perguruan tinggi non-sarjana satu-satunya dari Indonesia yang bergabung dalam lomba Shell Eco-Marathon kawasan Asia. Tim ini membawa mobil berwarna hijau bernama Khatulistiwa Line. Nama dan sentuhan warna ini disesuaikan dengan lokasi asal mereka, Pontianak, yang terkenal masih hijau dan terletak di garis khatulistiwa.

Dibandingkan empat tim asal Indonesia lainnya, tim Politeknik Negeri Pontianak datang ke Sirkuit Sepang tanpa pengalaman. Tak mengherankan jika mereka memakai mesin bervolume rendah, yaitu SOHC 35 cc. Pada tahun sebelumnya, mesin bervolume rendah ini kesulitan mendaki tanjakan di Sirkuit Sepang.

Meski sedikit khawatir dengan tanjakan, mereka yakin Khatulistiwa Line tetap bisa digenjot secara maksimal. Efisiensi mesin mobil bikinan mereka mencapai 1.500 kilometer per liter. "Mesin ini akan terus kami kembangkan agar lebih irit," kata Manajer Tim Khatulistiwa Line Apri Rachmadi.

*Khatulistiwa Line
Panjang/lebar/tinggi: 312/70/108 cm
Berat: 42,4 kilogram (tanpa pengemudi)
Bahan bakar: Bensin
Mesin: SOHC 35 cc
Sistem bahan bakar: Karburator
Sistem transmisi: Sprocket dan sistem rantai
Sistem pengereman: Rem cakram
Target efisiensi: 1.500 kilometer per liter


TEMPOInteraktif

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...