Tuesday, 18 October 2011

Siswa SMA di Banten Temukan Kertas Anti Rayap

Bahan bakunya dari jerami. Dalam ujicoba rayap mati.

Kertas dari bahan baku jerami ini telah diuji coba dengan memasukkannya ke dalam sebuah wadah yang penuh dengan rayap. Dalam 10 hari, 55 ekor rayap yang ada di sana, mati. (sciencephoto.com)

VIVAnews - Besarnya jumlah kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacu industri kertas untuk meningkatkan produksinya. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupa penebangan pohon untuk pembuatan kertas.

Winna Eka Oktavia, Efa Fazriyah Haryono dan Marwah Zairah, siswa SMA Malinping, Banten menemukan alternatif lain, yaitu dengan memanfaatkan limbah jerami padi untuk bahan kertas.

Kepada VIVAnews, mereka menyebutkan, Jerami dipilih karena mengandung kandungan selulosa yang cukup besar, yaitu sekitar 39% sehingga dapat dimanfaatkan untuk memproduksi enzim selulosa. “Jerami padi memiliki kandungan serat yang cukup untuk dijadikan sebagai bahan kertas,” kata Winna Eka Oktavia.

Menurut data BPS tahun 2006, Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia. Dengan luas sawah di Indonesia adalah 11,9 juta hektar, produksi per hektar sawah bisa mencapai 12-15 ton bahan kering setiap kali panen, tergantung lokasi dan varietas tanaman.

Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak baru mencapai 31-39%, sedangkan yang dibakar atau dimanfaatkan sebagai pupuk 36-62%, dan sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan industri. “Jerami juga mengandung lignin, selulosa,dan hemiselulosa,” kata Winna.

Winna menjelaskan, proses pembuatan kertas anti rayap ini terdiri dari dua tahapan. Pertama membuat bubur (pulp) kertas dari jerami. Proses diawali dengan memotong dan merebus jerami dengan larutan NaoH, kemudian digiling dan disaring hingga menjadi pulp basah.

“Setelah pulp dicetak, ia dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dalam suhu 100 derajat celcius,” kata Winna.

Selanjutnya, di tahapan kedua, Pulp yang sudah dicetak ditetesi ekstrak daun sirsak. “Proses ekstrak daun sirsak menggunakan cairan pelarut methanol. Daun sirsak mengandung senyawa acetoginin yang dalam konsentrasi tinggi berguna anti feedent yang membuat serangga tidak bergairah dan pada konsentrasi rendah, dapat menjadi racun perut untuk serangga,” ucap Winna.

Kertas hasil karya ini telah diuji dengan memasukkan cetakan kertas ke dalam sebuah wadah yang penuh dengan rayap. “Dalam 10 hari, 55 ekor rayap yang kami taruh di sana, mati,” kata Winna.

Winna mengklaim bahwa penemuan ini dapat menjadi alternatif untuk pembuatan kertas yang biasanya menggunakan bahan dasar kayu pepohonan yang akibatnya menyebabkan penggundulan hutan. “Kertas ini juga dapat melindungi dokumen penting dari serangan rayap,” kata Winna yang menceritakan bagaimana ijazah orang tua rekannya habis disantap rayap.

Winna menceritakan, dalam menemukan karya ini, mereka banyak belajar dari beberapa sumber di Internet. Dari sana mereka mengetahui bahwa ada insektisida alami seperti daun sirsak, daun asam Jawa.

Jerih payah mereka menuai hasil dengan menjadi salah satu kategori pemenang lomba karya ilmiah remaja bidang LIPI 2011. Selama penelitian mereka mengaku bolak-balik dari Lebak Banten ke Cibinong untuk menguji karya mereka di Laboratorium Cibinong.



VIVAnews

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...