JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali menyatakan ketidakpuasannya pada Research in Motion (RIM) selaku produsen Blackberry. Kali ini, gara-gara layanan purna jual di Indonesia yang dianggap masih "menumpang" kantor distributor Blackberry di beberapa daerah.
Memang, RIM telah membangun kantor setingkat repairing center di Sunter Jakarta Utara. Kantor tersebut telah dibangun sejak Agustus 2009. RIM mengaku juga telah membangun kantor serupa di Surabaya belum lama ini.
Masalahnya, 38 kantor layanan purna jual RIM hanya dibangun setingkat customer service center yang "menumpang" di kantor para operator maupun jaringan distributor di seluruh Indonesia.
"Kami banyak mendengar keluhan dari pengguna Blackberry yang sulit menemukan kantor layanannya di Indonesia. Biasanya keluhan akan langsung disampaikan ke operator maupun distributor. Ternyata RIM hanya membangun kantor setingkat customer service center yang menumpang di operator dan distributor," ungkap Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Gatot S Dewabroto di Jakarta, Kamis (8/12/2011).
RIM mengaku telah membangun customer service center sebanyak 65 lokasi di beberapa daerah di Indonesia. Datanya bisa diakses melalui http://id.blackberry.com/bec/location.jsp. Sebagian besar kantor layanan RIM tersebut bergabung dengan distributor TAM, Selular Shop dan Comtech. Sedangkan kantor RIM yang menumpang di operator adalah Telkomsel, Indosat, Axis dan XL.
Pihak Kemenkominfo dan BRTI mengaku tidak puas atas sikap RIM karena telah melanggar komitmen yang telah disepakati. Selain itu juga menyesalkan pihak RIM yang cenderung lambat dalam merespon pertanyaan media saat terjadi kerusuhan akibat antrian diskon Blackberry 9790 Bellagio.
"Kami meminta kepada pihak RIM agar berhati-hati dalam melakukan promosi. Seharusnya tetap mengindahkan aturan dan norma sosial yang ada," pungkasnya.
• KOMPAS
KECEWA
0 comments:
Post a Comment