JAKARTA, KOMPAS.com — Praktisi teknologi informasi Onno W Purbo mengungkapkan kesedihannya melihat Indonesia hanya menjadi pasar produk teknologi informasi. Menurut dia, Indonesia seharusnya bisa mengambil peluang lebih besar menjadi produsen.
Ia mencontohkan pada fenomena BlackBerry (BB) yang sangat populer di Tanah Air. Indonesia termasuk pasar utama smartphone buatan Research In Motion (RIM) Kanada tersebut saat ini. Menurut dia, RIM seharusnya berterima kasih kepada bangsa Indonesia.
Tak hanya BB. Penggunaan telepon seluler (handphone/HP) pun, jumlahnya diperkirakan sudah mencapai 130 juta. Belum lagi penggunaan komputer jinjing (laptop) ataupun software dan perangkatnya. Namun, semuanya produk impor dan tidak ada yang produksi dalam negeri.
"Sebagai warga negara kita sedih jika kita cuma jadi konsumen, pembeli, dan pasar doang. Padahal, kita mengeluarkan devisa yang semuanya lari ke Kanada," tutur Onno, Jumat (9/12/2011), di Jakarta.
Oleh sebab itu, tambah Onno, jika bangsa ini memiliki kedaulatan dan kemandirian, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika harus bisa memaksa produsen BB membangun pabriknya di Indonesia.
"Malu-maluin, pembeli BB banyak di Indonesia, pabriknya ada di Malaysia. Karena itu, seharusnya dulu, Menkominfo bisa menegosiasi ke semua pembuat gadget supaya kalau bangsa ini cukup besar membeli produk mereka, pabriknya jangan di sana. Buatkan pabriknya di sini,"ujarnya.
Sayangnya, lanjut Onno, meskipun investor mau masuk ke Indonesia, selalu ada kendalanya.
"Cuma masalahnya, saat investor masuk ke Indonesia, apalagi mau bikin pabrik, aturan perusahaannya bertabrakan dengan soal izin dan birokrasi. Belum lagi urusan setoran (komisi). Jadi, kalau dipikir-pikir, kesalahannya ada di kita juga yang tidak mempermudah urusan dan menghilangkan kebiasaan korupsi," katanya.
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment