SURABAYA--MICOM: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jawa Timur, merancang mobil listrik sejenis city car yang diharapkan tuntas pada 2012.
"Kami memang terlibat dalam konsorsium perancangan mobil listrik Putra Petir, tapi kami juga merancang city car listrik sebagai alternatif," kata Pembantu Rektor (PR) IV ITS Prof Darminto di Surabaya, Minggu (1/4).
Didampingi PR I ITS Prof Ir Herman Sasongko, ia menjelaskan ITS menyiapkan dana Rp400 juta untuk membuat city car listrik yang diusahakan sudah jadi pada tahun ini.
"Pemerintah sendiri menyiapkan dana Rp100 miliar untuk mewujudkan mobnas (mobil nasional) listrik pada tahun 2014 dengan melibatkan empat universitas yakni UI, ITB, UGM, dan ITS," katanya.
Namun, katanya, ITS akan merancang city car sendiri sebagai alternatif, sebab ITS tidak ingin proyek mobnas listrik yang dirancang pemerintah itu gagal.
"Jadi, city car listrik yang kami rancang itu sebagai alternatif, karena mahasiswa kami sendiri sudah merancang mobil listrik sejak 2011 dan hasilnya sudah dicoba Menteri BUMN Dahlan Iskan (31/3)," katanya.
Menurut dia, ITS sudah berpengalaman terlibat dalam berbagai konsorsium dan produk alternatif itu ternyata dibutuhkan. "Itu kami lakukan saat terlibat dalam konsorsium pembuatan panser Anoa di era Wapres Jusuf Kalla," katanya.
Ia mencontohkan pengalaman lain dari ITS yang terlibat dalam konsorsium yang didanai Pemprov Jatim untuk pembuatan turbin dan
pemanfaatan tenaga mikro hidro, namun akhirnya tidak berhasil.
"Saat ini, kami juga terlibat dalam konsorsium yang melibatkan 16 institusi untuk pembuatan kapal perang rudal yang didanai Kemristek. Proyek itu didanai Rp1,8 miliar dan diharapkan selesai dalam tiga tahun," katanya.
Secara terpisah, pembimbing mobil listrik D3 Teknik Mesin ITS, Dedi Zulhidayat, mengatakan mobil listrik ini 100% dibuat mahasiswa ITS, mulai dari mengelas, merakit, hingga selesai.
"Karya mahasiswa itu semula dimaksudkan untuk mengikuti lomba yang diadakan Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2011, tapi panitia membatalkan dan ke-10 mahasiswa terus melanjutkan hingga jadi," katanya.
Menurut dia, mobil listrik yang diberi nama Nagageni dan sudah dicoba Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 31 Maret lalu itu berpenumpang dua orang dan menggunakan empat accu.
"Accu itu di-charge selama tiga jam dan akan dapat digunakan menempuh jarak sejauh 85 kilometer, sedangkan kecepatannya mencapai 30-45 kilometer per jam. Biaya pembuatan dalam bentuk kerangka sekitar Rp7-8 juta," katanya.
Bahkan, para mahasiswa saat ini sedang merancang Nagageni untuk tahap kedua dengan memanfaatkan energi kinetik atau energi yang dihasilkan oleh gerak untuk menjadi energi tambahan agar charge tidak cepat habis. (Ant/Ol-3)
• MediaIndonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment