Ilustrasi - solar LEN |
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku telah menandatangani nota kesepahaman dengan Sharp Corporation. Perjanjian tersebut terkait dengan upaya penyediaan energi matahari untuk konsumsi listrik dalam negeri.
“Matahari merupakan sumber energi yang ada terus,” katanya di sela-sela rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (12/6). “Tidak ada cara lain, untuk menekan ketergantungan dengan BBM, kita harus sediakan energi matahari,” kata Menteri ESDM.
Pemerintah dan Sharp akan mengambil model di Thailand. Negara tersebut sudah mampu membangun pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga matahari dengan panel surya pada lahan seluas 150 hektar, yang menghasilkan listrik sebesar 75 mega watt (MW).
“Namun berbeda dengan Thailand, kita sedang buat modul untuk 10 hektar,” katanya. Meski hanya menghasilkan 5 MW, ia berujar ini akan menjadi langkah penting untuk diversifikasi energi.
Rencananya hal ini akan mulai direalisasikan pembangunannya 2013 nanti. Nantinya lampu-lampu penerangan di jalan raya bakal menjadi konsumen pertama dari proyek ini.
“Matahari merupakan sumber energi yang ada terus,” katanya di sela-sela rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (12/6). “Tidak ada cara lain, untuk menekan ketergantungan dengan BBM, kita harus sediakan energi matahari,” kata Menteri ESDM.
Pemerintah dan Sharp akan mengambil model di Thailand. Negara tersebut sudah mampu membangun pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga matahari dengan panel surya pada lahan seluas 150 hektar, yang menghasilkan listrik sebesar 75 mega watt (MW).
“Namun berbeda dengan Thailand, kita sedang buat modul untuk 10 hektar,” katanya. Meski hanya menghasilkan 5 MW, ia berujar ini akan menjadi langkah penting untuk diversifikasi energi.
Rencananya hal ini akan mulai direalisasikan pembangunannya 2013 nanti. Nantinya lampu-lampu penerangan di jalan raya bakal menjadi konsumen pertama dari proyek ini.
0 comments:
Post a Comment