Umbi gadung (Dioscorea daemona) dikenal enak dan renyah dibuat keripik. Namun, siswa SMA Hidayatus Salam, Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, justru memanfaatkan sari pati umbi gadung menjadi plastik ramah lingkungan.
Salah satu siswa, Angela Sastri Hidayani, akhir Mei, menuturkan, umumnya plastik terbuat dari senyawa polimer dari minyak bumi. Plastik macam itu sulit terurai. Adapun plastik berbahan gadung lebih elastis dan mudah terurai sehingga ramah lingkungan.
Selama ini ada juga uji coba plastik yang mudah terurai dari kentang dan singkong. ”Kami ingin mencoba membuat plastik dari umbi gadung. Ini masih perlu diteliti lagi tingkat keekonomiannya,” kata Angela.
Kepala SMA Hidayatus Salam Ahmad Misbah Abidin menjelaskan, pembuatan plastik berbahan gadung menjadi ajang pembelajaran untuk siswa. Paling tidak masyarakat menjadi tahu ada plastik yang ramah lingkungan. ”Kami berharap nantinya bisa diproduksi massal,” kata Ahmad.
Menurut M Arif Lukman, siswa yang ikut membuat plastik berbahan gadung, cara pembuatannya sangat mudah. Umbi gadung dikupas dan dirajang. Kandungan racunnya (dioscorin dan diosgenin) dihilangkan dengan direndam air garam semalam dan dialiri air mengalir. Setelah itu dihaluskan dengan blender.
Ekstraknya dibiarkan mengendap. Kemudian pati gadung diambil dan dikeringkan. Setiap 2,5 gram pati gadung dicampur 25 mililiter (ml) air dan dipanaskan. Dalam proses pemanasan ditambahkan 3 ml asam cuka (HCl) dan 2 ml gliserin 50 persen sambil diaduk-aduk.
Adonan yang mulai mengental dibiarkan dingin, lalu dinetralkan dengan soda api (natrium hidroksida/NaOH). Adonan diberi warna sesuai keinginan, kemudian dituang ke dalam cetakan atau aluminium foil dan diratakan. ”Hasilnya dijemur di bawah matahari dan berbentuk plastik elastis,” kata Lukman.
Mudah terurai
Siswa lain, Miftahul Qowim, menambahkan, dari hasil uji coba selama ini, plastik berbahan gadung lebih mudah terurai. Dalam 1-2 bulan, plastik sudah terurai sehingga mampu menekan kerusakan lingkungan akibat sampah plastik yang selama ini sulit terurai.
Tim sekolah itu meneliti gadung untuk dibuat plastik karena terinspirasi dari SMA 48 Jakarta yang membuat plastik dari sari pati kentang yang disebut bioplastik.
Sari pati kentang dicampur asam cuka, gliserin, serta air dan dipanaskan. Setelah mengental seperti gel ditetesi soda api dan ditempelkan di kertas lakmus warna merah muda.
Jika kertas lakmus berwarna merah, perlu ditambahkan soda api sampai kertas lakmus berwarna biru atau hijau. Jika gel sudah hijau atau biru siap dituangkan ke cetakan menjadi plastik. Setelah itu dijemur hingga kering dan menjadi plastik bening.
”Setiap bahan yang mengandung pati dan karbohidrat memungkinkan dibuat plastik,” kata Qowim. (Kompas, 8 Juni 2012/ humasristek)
Salah satu siswa, Angela Sastri Hidayani, akhir Mei, menuturkan, umumnya plastik terbuat dari senyawa polimer dari minyak bumi. Plastik macam itu sulit terurai. Adapun plastik berbahan gadung lebih elastis dan mudah terurai sehingga ramah lingkungan.
Selama ini ada juga uji coba plastik yang mudah terurai dari kentang dan singkong. ”Kami ingin mencoba membuat plastik dari umbi gadung. Ini masih perlu diteliti lagi tingkat keekonomiannya,” kata Angela.
Kepala SMA Hidayatus Salam Ahmad Misbah Abidin menjelaskan, pembuatan plastik berbahan gadung menjadi ajang pembelajaran untuk siswa. Paling tidak masyarakat menjadi tahu ada plastik yang ramah lingkungan. ”Kami berharap nantinya bisa diproduksi massal,” kata Ahmad.
Menurut M Arif Lukman, siswa yang ikut membuat plastik berbahan gadung, cara pembuatannya sangat mudah. Umbi gadung dikupas dan dirajang. Kandungan racunnya (dioscorin dan diosgenin) dihilangkan dengan direndam air garam semalam dan dialiri air mengalir. Setelah itu dihaluskan dengan blender.
Ekstraknya dibiarkan mengendap. Kemudian pati gadung diambil dan dikeringkan. Setiap 2,5 gram pati gadung dicampur 25 mililiter (ml) air dan dipanaskan. Dalam proses pemanasan ditambahkan 3 ml asam cuka (HCl) dan 2 ml gliserin 50 persen sambil diaduk-aduk.
Adonan yang mulai mengental dibiarkan dingin, lalu dinetralkan dengan soda api (natrium hidroksida/NaOH). Adonan diberi warna sesuai keinginan, kemudian dituang ke dalam cetakan atau aluminium foil dan diratakan. ”Hasilnya dijemur di bawah matahari dan berbentuk plastik elastis,” kata Lukman.
Mudah terurai
Siswa lain, Miftahul Qowim, menambahkan, dari hasil uji coba selama ini, plastik berbahan gadung lebih mudah terurai. Dalam 1-2 bulan, plastik sudah terurai sehingga mampu menekan kerusakan lingkungan akibat sampah plastik yang selama ini sulit terurai.
Tim sekolah itu meneliti gadung untuk dibuat plastik karena terinspirasi dari SMA 48 Jakarta yang membuat plastik dari sari pati kentang yang disebut bioplastik.
Sari pati kentang dicampur asam cuka, gliserin, serta air dan dipanaskan. Setelah mengental seperti gel ditetesi soda api dan ditempelkan di kertas lakmus warna merah muda.
Jika kertas lakmus berwarna merah, perlu ditambahkan soda api sampai kertas lakmus berwarna biru atau hijau. Jika gel sudah hijau atau biru siap dituangkan ke cetakan menjadi plastik. Setelah itu dijemur hingga kering dan menjadi plastik bening.
”Setiap bahan yang mengandung pati dan karbohidrat memungkinkan dibuat plastik,” kata Qowim. (Kompas, 8 Juni 2012/ humasristek)
0 comments:
Post a Comment