Showing posts with label BMKG. Show all posts
Showing posts with label BMKG. Show all posts
0

BMKG: Awas, JABODETABEK Bakal Hujan Lebat Hari Ini

Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan turun hujan lebat hingga ringan, pada hari ini, Jumat (25/1/2013).

Berdasarkan data pada laman BMKG memprakirakan, hujan lebat akan turun di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta, Selatan, Jakarta Timur, dan Tangerang, pada Jumat pagi hingga siang.

Wilayah lainnya, yakni Jakarta Jakarta Barat, Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Bogor, Depok, dan Bekasi, diprakirakan turun hujan sedang pada pagi hingga siang ini.

Pada sore hingga malam hari di seluruh wilayah Jabodetabek diprakirakan akan turun hujan ringan.

Adapun, warga yang masih mengungsi akibat banjir antara lain terdapat di RW 10 dan RW 03 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Lurah Rawajati, Sanwani megatakan jumlah pengungsi sudah menurun jauh tinggal 110 jiwa dari semula yang 2.440 jiwa. (Antara/spr)


Bisnis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

BMKG: Jakarta Diguyur Hujan Lebat Hingga Minggu

Sampah dapat menyebabkan banjir(GATRAnews/Adi Wijaya)
Jakarta Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Jakarta masih akan diiguyur hujan lebat hingga hari Minggu lusa, sehingga masyarakat Jakarta dan sekitarnya diminta selalu waspada.

"Di DKI Jakarta dilaporkan oleh Bapak Arfan selaku Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, jumlah pengungsi masih berkisar 18.018 jiwa," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Samsul Maarif, pada konferensi pers penanggulangan bencana di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Jumat (18/1).

Menurutnya, banjir telah menggenangi 32 kecamatan, 102 kelurahan, 337 RW dan 910 RT. 97.600 kepala keluarga (KK) terdampak banjir sehingga 18.018 jiwa terpksa mengungsi. Selain itu, banjir juga merengut 12 orang korban jiwa.

"Kita berharap, ini tidak terjadi lagi. Kami mohon bantuan wartawan agar masyarakat sangat 'aware' terhadap pengumuman akan adanya banjir yang disampaikan pemerintah. Hendaknya masyarakat tidak terjebak pada hal-hal konservatif yang selama ini telah mereka lakukan," ujarnya.

Menurutnya, karena warga sudah terbiasa dengan bencana banjir, sehingga kadang menyebabkan warga tidak peduli dengan himbauan bencana banjir yang disampaikan pemerintah.

"Kita ketahui, saya sempat keliling, rata-rata  mereka sudah tinggal 23 tahun. Jadi kalau kita beri peringatan, biasanya mereka tidak hirau. Harus kita bantu agar masyarakat perhatikan warning pemerintah pusat," pungkasnya. (IS)


Gatra
0

BMKG minta warga Jakarta waspadai puting beliung

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca di Jakarta. BMKG menyebut, cuaca malam ini berpotensi terjadi hujan lebat dan angin kencang.

"Peringatan hujan lebat dan potensi angin kencang. Kriteria kita angin kencang di atas 20 knot-25 knot, 45 km/jam dari awan-awan yang ada di langit," kata Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG Pusat Kukuh Ribudianto kepada merdeka.com, Rabu (7/11).

Menurut dia, dengan melihat kondisi awan yang hitam pekat, maka berpotensi menimbulkan hujan lebat dan angin kencang, bahkan angin puting beliung. Kejadian alam ini akan berlangsung selama dua jam mulai pukul 18.00 WIB sampai 20.00 WIB.

"Biasanya pendek durasinya tergantung kejadian hujan di satu wilayah. Untuk prakiraan, lihat perkembangan, setiap ada potensi akan di update," lanjutnya.

Berdasarkan citra satelit, wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem ini terjadi di hampir seluruh Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Timur bagian selatan.

Terkait bahaya, Kukuh meminta agar warga sekitar Jabodetabek untuk berhati-hati terhadap petir dan angin kencang. "Kalau hujan tergantung wilayahnya, kalau rendah maka bisa tergenang," pungkasnya.(mdk/tyo)


0

Gempa 6,3 SR Guncang Maluku Tengah

 Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer.

Ilustrasi gempa

Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter sore ini mengguncang wilayah Maluku Tengah. Gempa berpusat di 145 kilometer tenggara Maluku Tengah.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa terjadi pukul 18.43 WIB, Senin 8 Oktober 2012. Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer.

Hingga kini belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Selain itu juga belum ada laporan apakah gempa ini akan diikuti gelombang tsunami atau tidak.
0

BMKG: Terdapat 631 Titik Api Menyebar di Sumatera

http://www.jurnas.com/fototmp/detail/55741-71567-3203952-0-43d294f31cde327c9f47222d39fa4deb.jpg?1348026196BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ketaping, Padang, menyatakan, Satelit NOAA mendeteksi sedikitnya telah terjadi 631 titik api (hotspot) di daratan Pulau Sumatera. "Titik api terdapat di lima wilayah Sumatera meliputi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, dan Lampung," kata analis BMKG Ketaping Padang, Budiman di Padang, Rabu (19/9).

Ia mengatakan, jumlah titik api terbanyak terdapat di Sumatera Selatan yang mencapai 315 titik, dan paling sedikit di Sumatera Barat yang hanya 20 titik. "Di Sumatera Barat titik api, berada di hutan Dharmasraya, dan perbatasan Riau-Jambi," ujar Budiman.

Saat ini, kabut asap terjadi hampir merata di 19 kota dan kabupaten di Sumbar dengan jarak pandang berkisar 3.000 – 5.000 meter baik di darat, laut maupun, udara.

Di kota Padang, kabut asap terlihat cukup jelas terutama jika memandang ke arah pegunungan atau dari ketinggian yang sudah sejak pukul 06.00 WIB. Meski demikian, kondisi ini masih aman bagi penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau, pelayaran di laut, atau kendaraan di jalan raya.

Menurutnya, keberadaan titik api di Sumatera cenderung mengalami peningkatan, hingga 400 titik jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya yang hanya sekitar 200-an titik.

BMKG tidak bisa memastikan asal titik api ini muncul. "Yang pasti, memang terdapat titip api di sejumlah hutan," kata Budiman.

Diperkirakan, ujarnya melanjutkan, kabut asap akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Akan tetapi, kabut asap bisa berkurang jika terjadi hujan dengan dalam jangka waktu yang lama. "Untuk beberapa hari ke depan, Sumbar masih berpeluang hujan ringan," katanya. Antara

0

Dalam 30 Menit, 3 Gempa Menggetarkan Nusantara

Gempa berkekuatan ringan terjadi di Mamasa, Banyuwangi, dan Sigi.

Peta bahaya gempa Indonesia 2010
Peta rawan Bencana

Tiga gempa berkekuatan ringan terjadi dalam waktu berdekatan, Selasa 4 September 2012 malam. Seperti dimuat situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lindu dengan kekuatan 5,0 Skala Richter terjadi pada pukul 20.27 WIB, lokasinya di 41 km Barat Laut Mamasa, Sulawesi Barat. Terjadi di kedalaman 10 kilometer.

Gempa kedua, dengan kekuatan 5,1 SR terjadi di Barat Daya Banyuwangi, Jawa Timur pada pukul 20.31 WIB. Juga, di kedalaman 10 kilometer. Ini adalah gempa susulan dari lindu sebelumnya yang relatif besar.

Sementara, gempa teranyar terjadi pada pukul 20.38 WIB, berkekuatan 5,2 SR, lokasinya di 109 km Barat Daya Sigi, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 30 kilometer.

Sebelumnya, gempa dengan kekuatan 6,5 Skala Richter mengguncang Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa dini hari.

Berdasarkan informasi yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa itu berada di laut 301 kilometer Barat Daya Banyuwangi, dengan koordinat 11.07 derajat Lintang Selatan (LS) dan 113.86 derajat Bujur Timur (BT).

Gempa tersebut terjadi pukul 01.23 WIB, dengan kedalaman pusat gempa (episentrum) mencapai 10 km, namun tidak berpotensi memicu gelombang tsunami.

Guncangan gempa dirasakan cukup kuat oleh warga Banyuwangi. Untungnya tak ada korban jiwa yang melayang.

 
0

Aceh Diguncang Gempa Berkekuatan 6,6 SR

Aceh Diguncang Gempa Berkekuatan 6,6 SR
Alur lempengan Indonesia yang rawan gempa
TRIBUNNEWS.COM - Gempa bumi berkekuatan 6,6 SR mengguncang kawasan Aceh. Gempa terjadi pada Sabtu (23/05/12) tepat pukul 11:34:52 WIB.

Laporan BMKG, lokasi gempa berada di 2,81LU - 97,71 BT atau 24 km barat laut Kota Subulussalam, Aceh dengan kedalaman 103 km.

Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, tidak ada dampak dari gempa tersebut. "Kondisi mutakhir, gempa tersebut dirasakan lemah oleh warga dan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," jelas Sutopo. Saat ini aktivitas warga normal, aman dan terkendali. Serta cuaca cerah.
 
 
0

Fenomena Awan Terbelah, Komentar BMKG?

Fenomena Awan Terbelah, Komentar BMKG?
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta menegaskan fenomena munculnya awan yang berbentuk seolah-olah terbelah tidak ada hubungannya dengan munculnya bencana alam lain.

"Memang muncul awan yang unik di luar kebiasaan. Tetapi, hal itu tidak ada kaitannya dengan munculnya bencana alam lain," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tony Agus Wijaya.

Oleh karena itu, lanjut Tony, masyarakat tidak perlu khawatir apabila sewaktu-waktu muncul fenomena awan berbentuk unik di luar kebiasaan.

Menurut Tony, fenomena munculnya awan dengan bentuk unik tersebut dapat disebabkan oleh dua aspek, yaitu awan "cirrus" yang berada di ketinggian 3.000 meter. Awan tersebut mengandung kristal-kristal es.

Sedangkan kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya fenomena tersebut adalah adanya pesawat yang melewati daerah berawan.

"Interaksi antara mesin pesawat yang bersuhu panas dengan awan yang bersuhu dingin menyebabkan terbentuknya awan unik itu," lanjutnya.

Mengenai gerhana bulan yang terjadi pada Senin malam (4/6) dan gempa bumi di Sukabumi pada Senin (4/6), lanjut dia, juga tidak berhubungan dengan munculnya fenomena awan vertikal yang terlihat di Padang. "Kejadian-kejadian tersebut tidak saling berhubungan. Hanya kebetulan saja terjadi berurutan," tuturnya.

Tony mengatakan, wilayah DIY bagian selatan, adalah wilayah yang berpotensi gempa bumi karena merupakan daerah pertemuan dua lempeng tektonik.

Sementara itu, dampak dari gerhana bulan adalah adanya gaya tarik maksimal terhadap air laut, sehingga terjadi pasang paling tinggi. "Gerhana bulan juga sama sekali tidak berhubungan dengan gelombang laut. Tingginya gelombang laut disebabkan oleh embusan angin," ujarnya, menjelaskan.

Selama satu pekan ini, lanjut dia, tinggi gelombang air laut di selatan DIY adalah sekitar 1,5 meter hingga 2,5 meter karena terkena dampak tekanan udara rendah di sekitar Australia.


0

Gempa Guncang Jakarta

Jakarta Sekitar pukul 18.17 WIB, Senin (4/6/2012) gempa mengguncang Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, gempa juga dirasakan hingga Bandung.

Belum diketahui berapa kekuatan gempa tersebut dan di mana pusat gempanya. Yang jelas, getaran gempa terasa sekitar 5 detik.

Beberapa pembaca detikcom menginformasikan bahwa getaran gempa dirasakan di kantor-kantor bergedung tinggi di Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Getaran juga terasa di kawasan Buncit, Jakarta Selatan.

Pembaca detikcom juga menginformasikan getaran dirasakan juga di Bandung. Pembaca di Sukabumi juga menginformasikan merasakan getaran gempa.(asy/gah)

Gempa di Jakarta Berkekuatan 6.1 SR Berpusat di Sukabumi

Jakarta Gempa berkekuatan 6.1 Skala Richter mengguncang Sukabumi, Jawa Barat. Pusat gempa berada di kedalaman 24 kilometer.

Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Senin (4/6/2012), gempa terjadi sekitar pukul 18.18 WIB dan berjarak 121 kilometer dari Sukabumi.(fiq/gah)
 
 
detik
0

Gempa 6 SR Guncang Pandeglang Banten

Jakarta Gempa berkekuatan 6 skala richter (SR) mengguncang wilayah Pandeglang, Banten. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Informasi yang dihimpun dari akun twitter @infoBMKG, Minggu (15/4/2012), gempa terjadi pukul 02.26 WIB. Pusat gempa ada di 95 Km barat daya Pandeglang, Banten, pada kedalaman 10 Km di bawah permukaan laut.

"Gempa Mag:6.0 SR,15-Apr-12 02:26:39 WIB,10 Km,(95 km BaratDaya PANDEGLANG-BANTEN )," tulis akun @infoBMKG.

Belum ada laporan kerusakan akibat dari gempa ini. Gempa ini juga tidak berpotensi menimbulkan tsunami.(trq/trq)


Gempa Banten Terasa di Jakarta 

Jakarta Gempa berkekuatan 6 skala richter mengguncang Pandeglang, Banten. Goyangan gempa terasa di Jakarta sekitar pukul 02.26 WIB, Minggu (14/4/2012) dini hari.

Resa, karyawan di Gedung Aldevco Octagon mengaku merasakan getaran selama 5 detik. "Getarannya terasa," katanya yang tengah bertugas malam.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika merilis gempa 6 SR terjadi di kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.. Belum diketahui kerusakan ataupun korban akibat gempa ini.
(fdn/trq)


detik
0

Begini Cara BMKG Tentukan Potensi Tsunami

Wartawan melihat kondisi tembok luar LP Kelas 2A Banda Aceh, di Aceh Besar, Kamis (12/4). Tembok sepanjang 75 meter LP Banda Aceh runtuh akibat gempa 8,5 SR, Kemarin. TEMPO/ Agung Pambudhy
TEMPO.CO , Jakarta: Gempa bumi berkekuatan 8,5 pada skala Richter yang mengguncang pantai barat Sumatera, Rabu 11 April 2012, memicu tsunami skala kecil. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun segera melansir informasi peringatan dini tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit.

Bagaimana cara BMKG menentukan potensi terjadinya tsunami sebelum mengeluarkan peringatan dini ke publik?

Deputi Bidang Geofisika BMKG Prih Harjadi mengatakan BMKG memonitor aktivitas gempa menggunakan seismograf yang terpasang dalam stasiun pemantau seismik. Seismograf berfungsi memantau gelombang seismik yang dipancarkan sumber gempa bumi. Jumlahnya ada 162 unit di seluruh perairan Indonesia.

Begitu terjadi gempa, stasiun pemantau seismik terdekat akan menangkap gelombang seismik. BMKG segera bisa menentukan parameter gempa tersebut, meliputi lokasi (lintang, bujur, dan kedalaman) dan waktu, serta menghitung kekuatannya pada skala Richter.

"Lalu kami bisa melihat apakah gempa ini memenuhi kriteria berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak," kata Prih ketika ditemui di kantornya, Kamis 12 April 2012.

Prih mengatakan, ada tiga kriteria terjadinya tsunami. Pertama, lokasi gempa berada di laut. Kedua, kedalaman sumber gempa kurang dari 100 kilometer dari dasar laut. Ketiga, kekuatan gempa di atas 7 skala Richter. Ketiga kriteria terjadinya tsunami dapat langsung dideteksi dari jaringan seismograf.

"Setelah menentukan parameter gempa telah memenuhi kriteria menimbulkan tsunami, maka kami harus mengisu (mengumumkan) peringatan dini tsunami dalam waktu 5 menit sejak gempa," kata Prih menerangkan ketentuan mengeluarkan peringatan dini tsunami ke publik.

Ia mengatakan, parameter gempa di pantai barat Sumatera dua hari lalu terbukti memenuhi tiga kriteria terjadinya tsunami. Dengan kekuatan 8,5 pada skala Richter di kedalaman 10 kilometer dari dasar laut, gempa yang terjadi pada pukul 15.38 WIB itu berpotensi menimbulkan tsunami. Dalam waktu 4 menit 50 detik dari gempa utama, BMKG langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami. [MAHARDIKA SATRIA HADI]


TEMPO.CO
0

Alat Deteksi Tsunami akan Diganti Lebih Canggih

MI/Ramdani/ip
SOLO--MICOM: Pemerintah berencana mengganti alat deteksi dini tsunami dengan model yang bisa ditenggelamkan. Pasalnya, model apung yang digunakan saat ini dinilai rawan dirusak tangan-tangan jahil.

Menurut Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta alat deteksi tsunami model baru itu dikerjakan bersama oleh Kemenristek Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Amerika. Rencananya alat tersebut akan diujicobakan di perairan Papua bersama dengan radar cuaca.

Namun, Gusti tidak menyebutkan kapan alat canggih itu akan mulai dipasang. Begitu pula Kepala BPPT Marzan A Iskandar yang juga hadir di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/4). "Saat ini baru disiapkan," imbuh Marzan

Gusti menilai, alat deteksi tsunami model baru tersebut akan lebih aman. Setidaknya lebih sulit dirusak oleh tangan-tangan jahil seperti yang banyak terjadi pada alat deteksi model apung.

Kendati demikian, monitoring dan penyadaran masyarakat atas fungsi peralatan itu harus tetap dilakukan. Jangan sampai alat yang berfungsi untuk menyelamatkan jiwa mereka itu, justru dirusak sendiri. "Banyak yang seperti itu. Alat yang sudah terpasang dipreteli. Masyarakat kita ini rupanya rasa penasarannya terlalu besar," kelakar Gusti. (FR/OL-01)

Sistem Peringatan Dini Tsunami tidak Berjalan Baik


JAKARTA--MICOM: Pemerintah mengakui beberapa sistem penanganan dini bahaya tsunami terkait gempa berkekuatan 8,5 SR di pantai barat Sumatra tidak berjalan dengan baik.

"Dari 6 sirene peringatan dini tsunami yang ada di Aceh, ketahuan hanya 2 yang bisa berfungsi dengan baik, ujar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono, di Jakarta, Kamis (11/4).

Selain sirene yang tidak berfungsi, Agung juga mengakui pengetahuan masyarakat perihal jalur evakuasi juga sangat minim. Imbasnya karena kepanikan, lalu lintas menjadi macet dan bahkan banyak terjadi kecelakaan.

"Kejadian ini mirip seperti yang terjadi pada peringatan potensi terjadinya tsunami di Manado. Tsunaminya tidak jadi, tetapi korban berjatuhan di jalan akibat kecelakaan," paparnya.

Dari hasil rapat evaluasi dengan berbagai lembaga/kementerian terkait, terungkap, arah jalur evakuasi menuju ke daratan yang lebih tinggi dengan menempuh jarak yang cukup jauh dinilai tidak ideal dan cenderung malah menimbulkan korban kecelakaan.

Menurutnya untuk mengurangi dampak kecelakaan, idealnya perlu dibangun sebuah shelter yang kokoh dalam setiap radius 5 kilometer. Setiap shelter, lanjutnya, harus bisa menampung minimal 5 ribu orang.

Shelter tersebut nantinya akan dibangun dalam 2 model yaitu yang dibangun di pusat pemukiman warga dan di bukit. Selain berfungsi sebagai shelter bencana, sehari-hari juga bisa digunakan sebagai tempat aktivitas masyarakat. (Tlc/OL-04)



MediaIndonesia
0

BMKG : Tidak Ada Kaitan Badai Matahari dengan Cuaca Buruk

Badai matahari akan melanda atmosfer bumi.

Jurnas.com | KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sri Woro menegaskan bahwa memang ada peningkatan radiasi matahari. Namun, mengenai keterkaitan badai matahari dengan cuaca buruk dan angin kencang yang melanda Jabodetabek, ia menjelaskan hingga saat ini belum ada hasil penelitian yang dipublikasikan yang menunjukkan adanya keterkaitan antara badai matahari dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem.

"Sejauh ini, menurut pakar astronomi, dampak badai matahari terhadap bumi sedang dikaji, artinya belum ada contoh kasus pengaruh badai matahari di bumi,” kata Sri Woro di Jakarta, Rabu (25/1). Adapun cuaca ektrem yang terjadi akhir-akhir ini adalah dampak dari adanya dua bibit badai (pusaran angin) yang muncul di sekitar Teluk Carpentaria dan Selatan NTT.

Kedua bibit badai tidak melintasi Indonesia tetapi mengakibatkan hujan lebat, angin kencang di kawasan Indonesia bagian selatan ekuator, serta gelombang tinggi di perairan Indonesia utamanya selatan ekuator. ”Hal demikian masih akan berlangsung beberapa hari ke depan,” kata Sri Woro.

Sependapat dengan Kepala BMKG, Astrofisikawan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin juga menegaskan dampak badai matahari yang diketahui saat ini adalah pada musim dingin ekstrem. Contohnya, musim dingin ekstrim di Eropa pada abad 18 di mana sungai membeku.

Sementara, dampak badai matahari di wilayah ekuator masih perlu diteliti lagi. Cuaca dan iklim di wilayah ekuator dipengaruhi oleh banyak faktor, jadi perubahannya tidak langsung bisa dikaitkan dengan badai matahari. “Badai matahari bisa mempengaruhi pembentukan awan yang intens, tapi bukan satu-satunya. Di Indonesia, pengaruh aktivitas Pasifik dan Hindia pengaruhnya lebih besar daripada aktivitas matahari,” kata Thomas.

Jadi ia menegaskan, dampak badai Matahari tidak akan berdampak langsung pada banjir. Curah hujan. Banjir hanya dipengaruhi oleh faktor lokal Bumi itu sendiri.


Jurnas.com
0

BMKG: Angin Kencang, Hujan Lebat Itu Normal

inilah.com/Dok

INILAH.COM, Jakarta – Jakarta dan sekitarnya sedang mengalami masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan. BMKG menyatakan, kondisi angin kencang dan hujan lebat ini adalah normal.

Kasubid Data Ekstrim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudyanto menyatakan, kondisi yang terjadi saat ini adalah normal terjadi di masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan.

“Kondisi ini normal terjadi di bulan-bulan ini,” katanya saat diwawancara INILAH.COM via telepon (27/10). Seperti diketahui, kemarin, Rabu (26/10), Jakarta dilanda hujan lebat yang membuat pohon-pohon serta beberapa papan iklan tumbang.

Kondisi ini akan berlangsung selama 1-1,5 bulan hingga November ini, lanjutnya.


Inilah

0

Tsunami di Papua Diprediksi Tak Sedahsyat Jepang

Reuters

Jakarta
- Tsunami di Jepang akan sampai di Papua sekitar pukul 20.00 WITA. Tsunami diprediksi tidak akan sedahsyat Jepang.

"Kalau itu kita prediksi tidak sedahsyat Jepang. Ini sedang kita pantau terus," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi kepada detikcom, Jumat (11/3/2011).

Menurut Riyadi, pihaknya sudah memberitahukan warga sekitar untuk waspada. Daerah yang perlu diwaspadai yakni Jayapura, Sorong dan Manukwari.

"Kita sudah peringati warga sekitar situ," kata dia.

Jepang dilanda tsunami setinggi 4 meter hingga 10 meter. Sebelum tsunami, Jepang digoncang gempa 8,9 SR.(nik/fay)


detikInet
0

Deteksi Dini Gempa di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Sistem deteksi dini gempa yang dibangun di Sumatera Barat rencananya juga akan dibangun di Jakarta. Sistem yang diadopsi dari Jepang itu diharapkan mampu menginformasikan gempa sebelum tiba. Namun, lebih penting dari itu adalah menyiapkan masyarakat siaga bencana.

Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prih Harjadi menyampaikan hal itu saat bertemu dengan peneliti Asian Disaster Reduction Center (ADRC), Takako Chinoi, dan perwakilan Pemerintah Jepang, Kayashima Kiyoshi, di Jakarta, Selasa (8/3).

"Setelah sistem deteksi dini gempa (early earthquake warning/EEW) selesai dibangun di Sumbar, tahun berikutnya akan dibangun di Jakarta," katanya.

Jakarta memiliki riwayat gempa besar dan tsunami saat letusan Gunung Krakatau tahun 1883. "Ancaman Krakatau mungkin masih ratusan tahun lagi, tetapi kita juga perlu waspada terhadap ancaman gempa dari patahan tektonik sekitar Jakarta," katanya.

Sebagaimana disampaikan pejabat senior Japan Meteorological Agency (JMA), Takeshi Koizumi, Jepang sukses membangun sistem EEW itu sejak 2007. Kini mereka mampu menginformasikan gempa ke masyarakat hingga 5-20 detik sebelum gempa melanda suatu wilayah.

Kesiapsiagaan masyarakat

Sistem deteksi dini gempa dan tsunami sangat dibutuhkan, tetapi tidak akan berfungsi optimal tanpa ada kesiapsiagaan warga menghadapi bencana.

"Informasi beberapa detik itu tidak akan berguna jika masyarakat tidak siap," kata Bambang Rudyanto, penasihat senior ADRC. Oleh karena itu, kata dia, pendidikan soal bencana harus menjadi prioritas dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia, selain peningkatan infrastruktur.

Bambang mengatakan, di Jepang pendidikan bencana telah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan untuk siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Masyarakat Jepang pun sangat siap begitu peringatan bencana disampaikan.

"Misalnya untuk anak setingkat sekolah dasar, ada buku yang menceritakan tentang bencana- bencana di Jepang pada masa lalu. Tujuannya untuk mengingatkan agar mereka terus waspada karena bencana itu bisa terjadi lagi," katanya.

Selain itu, setiap murid sekolah juga diajarkan tentang bagaimana jika bencana terjadi, misalnya ketika terjadi gempa harus berlindung di bawah meja. ”Minimal satu tahun sekali ada simulasi bencana di sekolah-sekolah,” katanya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan, sistem peringatan gempa dan tsunami di Jepang bisa berjalan dengan baik karena tingginya kesiapsiagaan masyarakat. ”Selain bagusnya jaringan infrastruktur dan informasi, budaya masyarakat menjadi faktor penting. Masyarakat Jepang lebih taat hukum dan disiplin,” katanya.

Sutopo membandingkan dengan sistem peringatan dini tsunami yang disampaikan BMKG saat gempa melanda Mentawai tahun lalu yang tidak sampai ke masyarakat. BMKG sudah mengirimkan peringatan potensi tsunami 4 menit lebih 46 detik setelah gempa Mentawai. Namun, hal itu tidak banyak bermanfaat karena tsunami bisa datang nyaris bersamaan dengan informasi itu.

"Tsunami di Indonesia banyak yang sumbernya lokal. Misalnya di Mentawai yang datang hanya 5-10 menit setelah gempa," katanya.

Pada situasi itu, kata Sutopo, kuncinya masyarakat harus segera lari agar selamat. Begitu ada gempa yang cukup kuat dirasakan, mereka segera menjauh dari laut seperti dilakukan masyarakat Simeulue, Aceh, dengan smong-nya. Di sana sistem deteksi dini gempa dan tsunami menjadi bagian budaya masyarakat lokal.

Masukkan kurikulum

Sutopo menambahkan, salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat adalah memasukkan pendidikan bencana dalam kurikulum sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional sudah menyiapkan kurikulum soal bencana dan direncanakan selesai tahun 2011. Namun, BNPB belum banyak dilibatkan.

"Saya menemukan beberapa literatur untuk anak-anak sekolah belum komprehensif menyampaikan soal bencana. Selain itu, pengetahuan guru soal bencana juga masih harus ditingkatkan lagi," katanya.(AIK)


KOMPAS

0

6 Kabupaten di Jatim Juga Merasakan Suara Dentuman dan Getaran

File detiksurabaya.com

Surabaya - Suara dentuman dan getaran di lereng Gunung Wilis, yang belakangan juga disertai retakan tanah tidak hanya terjadi di Trenggalek, Ponorogo, dan Nganjuk. Data yang masuk di Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Jawa Timur, fenomena alam misterius tersebut juga terjadi di 3 kabupaten lainnya.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi ESDM Jatim Swasta Katriatmojo mengatakan, 3 kabupaten lain yang juga melaporkan fenomena alam serupa adalah Tulungagung, Madiun dan Bojonegoro. Meski demikian di daerah-daerah tersebut belum dilakukan penelitian, sehingga belum diketahui apakah penyebabnya.

"Yang terakhir melaporkan Bojonegoro, tapi detailnya bagaimana saya belum membaca," kata Swasta kepada detiksurabaya.com, seusai melakukan penelitian bersama BMKG pada temuan retakan tanah di Desa Margopatut, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jumat (25/2/2011).

Fenomena alam yang sementara diduga terjadi karena faktor kegempaan tersebut, lanjut Swasta, mulai muncul sejak awal Januari 2011 di Kabupaten Ponorogo dan Madiun. Disusul pada awal Fenruari di Trenggalek, Nganjuk, Tulungagung dan Bojonegoro. "Mungkin memang saling susul, karena sama-sama di lereng Wilis," sambungnya.

Ditanya mengenai penyebab kejadian berantai ini, Swasta masih berpegang pada hasil penelitian yang dilakukannya bersama BMKG. Ditemukannya sumber gempa berkekuatan 0,5 - 3 mmi pada kedalaman 3 - 5 kilometer di Nganjuk, ditengarai juga akan ditemukan di daerah lain yang merasakan dentuman dan getaran tersebut.

"Saya hanya berharap, semoga ini bukan karena aktifitas vulkanik Wilis," tegas Swasta.

Dari rangkaian kejadian aneh tersebut, ESDM Jatim belum bisa memberikan rekomendasi saran tindak kepada daerah yang merasakan, sebelum penelitian secara mendalam selesai dilakukan. Sejauh ini banyak imbauan permintaan masyarakat tidak resah yang disampaikan, ditambah masukan menutup retakan dengan tanah liat apabila memang terjadi.

"Itu masukan termudah yang bisa dilakukan, agar retakan tidak berubah menjadi longsor berskala besar. Semoga BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) bisa merespon dan melakukannya," pungkas Swasta.(bdh/bdh)


detikSurabaya
0

Tinggi Gelombang di Barat Bengkulu Lima Meter

BENGKULU--MICOM: Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Bengkulu memprakirakan tinggi gelombang laut di Samudra Hindia barat Bengkulu 12 jam ke depan berkisar antara dua hingga lima meter.

Sedangkan hembusan angin dari arah Barat sampai utara dengan kecepatan antara 10-28 knot atau rata-rata 50 kilometer per jam, kata analis BMKG pada stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu Rosyidah, Senin (21/2).

Gelombang tinggi lima meter itu, katanya, membahayakan seluruh perahu nelayan dan jenis tingkang lainnya, dengan demikian diimbau nelayan untuk mewaspadai gelombang tinggi tersebut.

Sedangkan tinggi gelombang di perairan Bengkulu diperkirakan antara 0,75 hingga tiga meter dan hembusan anginnya berpeluang dari arah Barat sampai Timur laut dengan kecepatan antara 03-22 knot.

Pada peringatan dini BMKG Bengkulu 12 jam ke depan menyebutkan, gelombang tinggi antara 2,5 hingga tujuh meter berpeluang terjadi sebagian perairan Bengkulu, Enggano hingga perairan Lampung.

Sedangkan prakiraan di Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Nusa Tenggara tinggi gelombangnya antara tiga hingga enam meter, ujarnya.

Prakiraan cuaca di wilayah Bengkulu berpeluang cerah dan berawan, dengan suhu udara antara 24 hingga 32 derajatCcelcius dan kelembabannya antara 60-94 persen.

Seorang pengusaha ikan di kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Akeng mengatakan, dengan adanya peringata dini dari BMKG itu, maka seluruh nelayan anak buah kapal diinstruksikan untuk pulang.

Bagi yang belum berangkat akan ditunda sampai prakiraan gelombang normal karena gelombang di wilayah Bengkulu sangat rawan angin kencang dan badai dadakan, katanya. (Ant/ip/OL-04)


MediaIndonesia
0

Siklon Yasi Australia Tak Pengaruhi RI

INILAH.COM, Jakarta – Siklon Yasi, badai berkecepatan tinggi yang diprediksikan akan 'mendarat' di Australia, dikatakan takkan berpengaruh ke Indonesia.

“Itu kan di Australia timur, gak ada pengaruhnya ke kita,” papar Kasubid Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko, saat diwawancarai INILAH.COM.

Siklon tropis Yasi yang dikatakan sekuat Badai Katrina di Amerika Serikat (AS) ini akan menerjang Queensland Australia. Perdana menteri Queensland Anna Bligh pun mengatakan siklon ini sangat hebat dan mengancam. [vin]


Inilah

0

BMKG: Cuaca Buruk Dipicu Badai Tropis Vince

Nelayan diminta waspada. Sebab La Nina juga masih mengancam.

Gelombang tinggi (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

VIVAnews -
Cuaca buruk berupa hujan deras, angin kencang, dan gelombang laut tinggi yang melanda sebagian besar wilayah di tanah air akhir-akhir ini harus diwaspadai.

Hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika fenomena ini menunjukkan adanya gangguan.

"Ini disebabkan oleh gangguan tropis. Dampak menghangatnya suhu muka laut perairan Indonesia. Disamping faktor La Nina yang masih berlangsung hingga saat ini," kata salah satu peneliti BMKG Daryono yang dilansir dari laman BMKG.

Kondisi suhu muka laut yang menghangat dan berbarengan dengan pemanasan intensif oleh matahari di belahan bumi selatan bisa menumbuhkan pusat tekanan rendah. Pada akhirnya, udara dari subtropis yang bertekanan tinggi akan mengalir masuk ke wilayah tropis. "Selain meningkatkan pasokan hujan di kawasan selatan Indonesia, hal ini juga membawa pengaruh terjadinya cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang laut tinggi."

Akumulasi energi di atas normal di atmosfer ini, menurut dia, dapat mengubah pola tekanan rendah berkembang menjadi badai tropis di perairan selatan Jawa. Ini juga mengakibatkan labilitas kondisi atmosfir hingga terjadinya cuaca buruk yang melanda di berbagai daerah.

"Munculnya aktivitas badai tropis Vince di Samudera Hindia sejak tanggal 12 Januari 2011 telah terbukti mengacaukan sistem cuaca di atmosfir kita," jelasnya.

Potensi imbas badai tropis Vince terhadap Jawa dan Bali adalah terjadinya cuaca buruk. Dampak badai tropis menjadi kian besar karena kibasan 'ekor badai' yang cenderung akan lebih panjang sebagai dampak pemanasan global yang terjadi beberapa dekade terakhir.

Hingga saat ini masih berlangsung gangguan tropis berupa pusat tekanan rendah di selatan Jawa. Dampak gangguan tropis, hingga kini di hampir seluruh daerah di Jawa dan Bali masih dilanda hujan deras, angin kencang dan gelombang laut tinggi.

Berdasarkan prakiraan BMKG, 18 Januari 2011 menunjukkan tinggi gelombang laut di perairan selatan Jawa hingga selatan Bali masih berkisar antara 3-4 meter, sementara di perairan Laut Jawa hingga Laut Bali tinggi gelombang laut berkisar antara 2-3 meter. Gelombang laut tinggi ini cukup membahayakan aktivitas pelayaran. Dampak cuaca buruk ini telah menyebabkan para nelayan berhenti melaut karena tingginya gelombang di Laut Jawa dan Samudera Hindia.

"Cuaca akhir-akhir ini cenderung mudah berubah dengan cepat. Diimbau kepada para nelayan maupun armada pelayaran antar pulau harus meningkatkan kewaspadaan," kata dia. Bagi armada pelayaran, selain waspada juga harus menyediakan perlengkapan keselamatan pelayaran serta mengaktifkan sarana komunikasi untuk memudahkan koordinasi jika terjadi kondisi darurat. (umi)


VIVAnews