Showing posts with label Breaknews. Show all posts
Showing posts with label Breaknews. Show all posts
0

Lokon Meletus, 34 Kali Gempa

 Warga tetap waspada dan tidak boleh beraktivitas di zona 2,5 km.

Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, berstatus awas mengeluarkan abu vulkanik, pada 13 Juli.

Tomohon � Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara kembali mengimbau warga Kota Tomohon untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas dalam zona larangan radius 2.5 kilometer dari pusat kegiatan Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Rabu 5 Desember 2012.

Kepala BPBD Provinsi Sulawesi Utara Hoyke Makarawung menuturkan, catatan laporan dari Pos Pemantau Gunung Lokon, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG) di Kota Tomohon mencatat terjadi 34 kali gempa vulkanik dangkal, 14 seismik, dan sembilan kali hembusan abu vulkanik di Gunung Lokon. "Tremor vukanik masih terus menerus terjadi, artinya masih tetap menyuplai energi yang tinggi terhadap gunung itu," kata Hoyke kepada VIVAnews. 

Status Gunung Lokon dengan ketinggian 1.579 meter itu hingga kini masih siaga alias level III. Alat tremor vulkanik mencatat hingga malam ini masih berlangsung dengan amplituda 40 mm. Peningkatan aktivitas gempa vulkanik yang terjadi sejak pukul 09.00 WITA masih terjadi hingga malam ini. "Peningkatan gempa masih tetap tinggi, hingga malam ini masih terlus berlangsung, Lokon masih berpotensi erupsi," ujar Hoyke.

Untuk itu hingga kini ia terus berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang ada di lokasi, sebab gunung itu menggeliat pada pukul pukul 06.00 hingga 12.00. "Tampak asap kawah putih tipis-tebal dengan tinggi 25-300 meter dari kawah Tompaluan," katanya.

Sebelumnya Gunung Lokon sempat mengalami erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 4 kilometer Senin, 3 Desember 2012. "Condong abu vulkanik mengarah ke bagian tenggara" ujarnya.

Terkait letusan Lokon hingga kini warga Kota Tomohon belum ada yang diungsikan. "Warga belum perlu mengungsi, namun tetap waspada," kata Hoyke. (eh)


0

Gempa 5,8 SR Guncang Ende  

http://statik.tempo.co/data/2012/08/29/id_137247/137247_275.jpgKupang - Gempa berkekuatan 5,8 skala Richter mengguncang Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 2 November 2012, sekitar pukul 09.22.14 Wita.

Sisko, petugas Badan Meterologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Kupang, mengatakan bahwa gempa tersebut berlokasi di 802 lintang selatan (LS), 121,60 bujur timur, 272 kilometer, dan berpusat di laut 74 kilometer barat laut Ende.

"Gempa ini dirasakan hingga Kupang hingga 3 MMI," kata Sisko kepada Tempo.

Gempa tersebut membuat pegawai negeri sipil di Kupang panik saat merasakan guncangan itu. Di kantor Gubernur, misalnya, sejumlah pegawai negeri berhamburan ke luar ruangan dan meninggalkan gedung kantor. "Ada gempa, ada gempa," teriak pegawai itu sambil meninggalkan gedung itu.

Gempa yang dirasakan selama beberapa detik itu pun reda. Para pegawai negeri mulai tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa.

0

Gempa Bumi 5,8 SR Goyang Cianjur, Dirasakan Hingga Jakarta

Ilustrasi gempa. (Foto: AFP)
Gempa berlokasi di 7.25 LS-107.35 BT dengan kedalaman 163 kilometer. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Gempa bumi berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Kamis (1/11) malam, pukul 21.12 WIB.

Gempa berlokasi di 7.25 LS-107.35 BT dengan kedalaman 163 kilometer. Gempa tidak berpotensi tsunami.


Sementara itu menurut Lembaga Geologi AS (USGS), gempa berpusat di 16 km arah Baratlaut Bandung dengan kedalaman episentrum 138,8 km. Pusat gempa itu berada 96 km dari Jakarta.


Sejauh ini belum diketahui adanya kerusakan, ataupun korban akibat bencana itu. Namun, yang jelas, gempa dirasakan hingga ke Jakarta dan Bandung.


Sementara Santi (38) warga Kelapa Gading, Jakarta ikut merasakan getaran seperti gempa yang besar.


"Lampu-lampu di ruang tamu berayun keras. Saya sudah lama tidak merasakan gempa di Jakarta. Berapa besaran gempa tersebut," tanya Santi kepada
Beritasatu.com, Kamis (1/11).

0

Rangkaian Gempa Guncang Lembata, NTT

Dirasakan di Pulau Adonara, Larantuka, Flores Timur, dan Alor. 

Sebanyak empat kali gempa bumi berkekuatan 4,3 hingga 5,4 skala richter (SR), hari ini, mengguncang Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang Margiono mengakui adanya gempa bumi di Lembata yang berlangsung empat kali. Gempa pertama terjadi pada sekitar pukul 14.00 WITA.


Guncangan gempa yang cukup keras tersebut. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.


Hanya saja, belum ada laporan mengenai adanya kerusakan yang timbul akibat guncangan gempa tersebut.


"Pada gempa kedua dan ketiga, masyarakat dilaporkan berhamburan keluar rumah karena cukup keras. Barang-barang di meja juga pasti terjatuh," katanya.


Dia menambahkan, gempa pertama berada pada daerah dengan koordinat 8.13 derajat Lintang Selatan (LS), dan 123.46 derajat Bujur Timur (BT), berada 32 km barat laut Lembata, dengan kedalaman pusat gempa (episentrum) 10 km.


Gempa kedua terjadi pula di 34 km barat laut Lembata, berkekuatan 5,1 SR, pukul 13.34 WIB, berada pada lokasi dengan koordinat 8.11 derajat Lintang Selatan (LS) dan 123.48 derajat Bujur Timur (BT).


Gempa yang kedua ini di 34 km di barat laut Lembata, dengan kedalaman pusat gempa 10 km. Gempa terakhir tercatat terjadi pada posisi 40 km, barat laut Lembata, terjadi pada pukul 15.40 WITA.


Lokasinya gempa berada pada 8,06 Lintang Selatan (LS) dan 123.46 Bujur Timur (BT) atau 40 kilometer Barat Laut Lembata, dengan kedalaman 10 ribu km. Dia menambahkan, gempa bumi yang terjadi di Lembata tidak berkaitan dengan aktivitas di Gunung Ile Ape.


"Tidak ada kaitan dengan aktivitas di Gunung Ile Ape. Gempa itu terjadi di permukaan dan terasa di beberapa daerah tetangga," katanya.


Khusus untuk wilayah Lembata, gempa dirasakan 2-3 MMI. Anggota DPRD Lembata Ipi Bediona melalui telepon genggam mengatakan, guncangan gempa sangat keras terjadi di Lembata. Masyarakat berhamburan keluar rumah karena takut.


Saat ini kata dia, warga masih berada di luar rumah karena takut akan terjadi gempa susulan yang lebih kuat, kata Bediona.


0

Gempa 7 SR Goncang Tual Maluku

Ilustrasi grafik gempa bumi
Pusat gempat terjadi di 168 kilometer arah Timur Laut Tual dengan kedalaman 22 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura menginformasikan terjadi gempa berkekuatan 7 Skala Richter dengan pusat 168 kilometer timur laut Tual, Maluku.


Gempa yang terjadi Jumat pukul 09.31 WIT itu di kedalaman 22 kilometer dan berlokasi di 4,92 Lintang Selatan (LS)-134,07 Bujur Timur (BT).


Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan dari instansi berwenang terkait kerusakan atau korban.

0

Gempa 6,3 SR Guncang Maluku Tengah

 Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer.

Ilustrasi gempa

Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter sore ini mengguncang wilayah Maluku Tengah. Gempa berpusat di 145 kilometer tenggara Maluku Tengah.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa terjadi pukul 18.43 WIB, Senin 8 Oktober 2012. Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer.

Hingga kini belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Selain itu juga belum ada laporan apakah gempa ini akan diikuti gelombang tsunami atau tidak.
0

[HOT] KRI Klewang Terbakar !!!

http://i1111.photobucket.com/albums/h461/DragonTogerGate/kri-klewang--D.jpgBanyuwangi - KRI Klewang jenis Trimaran terbakar di Pangkalan AL Banyuwangi sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9/2012). Asap hitam mengepul hingga ketinggian 25 meter.

Warga yang mengetahui kebakaran itu berjubel di pinggir dermaga. KRI Klewang ini baru diresmikan sekitar 1 bulan lalu oleh pejabat AL.

Dari pantauan detiksurabaya.com, terlihat api masih membumbung tinggi. Sesekali terdengar suara ledakan kecil. 1 Unit kapal PMK dan perahu karet milik TNI AL serta mobil PMK berupaya memadamkan api.

"Api diketahui usai salat ashar. Taoi belum diketahui di titik mana," kata seorang anggota TNI AL yang enggan disebut namanya kepada detiksurabaya.com di lokasi.


 Berikut foto dari Formil kaskus diposkan brahmana.tnt, kenyot10:


http://cdn-u.kaskus.co.id/86/3wpoysbg.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/86/bdtujmnz.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/86/hqjctpxw.jpg
.

 Bodi KRI Klewang Terbelah Saat Terbakar

http://us.images.detik.com/content/2012/09/28/475/mstory-kri-klewang--285.jpgBanyuwangi - Api yang membakar KRI Klewang sulit dijinakkan. Upaya petugas memadamkan api seperti sulit dilakukan. Selain api terlanjur membakar semua bagian Kapal, hembusan angin laut yang kencang juga membuat api makin membesar.

Dari pantauan detiksurabaya.com, api melumat semua bodi kapal perang siluman tersebut. Bahkan kapal terbelah menjadi dua bagian. Ledakan kecil sesekali terdengar dari kobaran api. Meski petugas sudah berupaya untuk memadamkan si jago merah, namun upaya itu seolah sia-sia belaka.

Sejumlah petugas AL hanya bisa mengamankan lokasi. Warga dilarang mendekat sekitar radius 100 meter. Hingga pukul 16.00 WIB, api masih terus berkobar.


Asap hitam pekat membumbung tinggi. Belum ada pernyataan resmi dari pihak AL terkait kejadian ini. Sementara ratusan warga masih memadati lokasi untuk melihat.




 Penyebab Kebakaran KRI Klewang Masih Diselidiki

fotoBanyuwangi - Kepala Pusat Penerangan Umum TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan penyebab terbakarnya KRI Klewang 625 di galangan TNI AL Banyuwangi masih diselidiki. "Saya baru terima informasi, semua masih diselidiki," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Menurut Untung, kapal yang baru selesai 30 Agustus lalu itu belum diserahterimakan ke TNI AL sehingga masih menjadi tanggung jawab PT Lundin, perusahaan yang memproduksi kapal itu.

Direktur PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin mengatakan terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia saat dihubungi pada kesempatan terpisah.

Namun, Lizza enggan menjelaskan secara terperinci penyebab kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," kata dia.

Menurut Lizza, PT Lundin siap bertanggung jawab dengan membuat kapal dengan jenis yang sama. "Ya, namanya saja kecelakaan," katanya.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00.

Kapal ini pesanan TNI AL yang dibuat dengan anggaran Rp 114 miliar dan baru saja diluncurkan pada 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar.
 Suara Ledakan dari KRI Klewang, Pemadam Menyerah

fotoJakarta - Dua mobil pemadam kebakaran yang berupaya menjinakkan api menyerah. KRI Klewang yang terbakar nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Pemadam tak mampu menghentikan amukan api meski sudah berupaya maksimal.

Beberapa saat kemudian, suara ledakan terdengar dari dalam kapal. Personel TNI Angkatan Laut yang berjaga di lokasi meminta warga yang menonton memadati lokasi menyingkir. Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

Menurut Remon, saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00. Dia melihat, sebelum api membesar, ada banyak pegawai yang bekerja di dalam kapal. "Tapi tidak tahu ada korban atau tidak," kata dia.

Kapal milik TNI AL yang dibuat dengan anggaran Rp 114 miliar ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar. 

 Pemicu Kebakaran KRI Klewang Versi Produsen

foto
KRI Klewang 625 waktu peluncuran
Banyuwangi - Direktur PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat KRI Klewang, Lizza Lundin, menduga terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Namun Lizza enggan menjelaskan rinci penyebab pasti kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," katanya.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi. Menurut Remon saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00 WIB setelah itu api cepat membesar dan membakar habis kapal yang baru dibeli TNI itu.

Kapal perang TNI AL dibuat dengan anggaran Negara Rp 114 miliar ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar.

Dua mobil pemadam kebakaran yang dikirim ke galangan TNI AL tak mampu memadamkan api yang membakar KRI Klewang 625. Badan kapal buatan PT Lundin Industry Invest itu nyaris hancur dilalap jago merah.

Dua mobil pemadam kebakaran akhirnya menghentikan menyemprotkan air karena tak mampu meredam api. Kerangka kapal pun nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Sempat terdengar ledakan dari dalam kapal. Personel TNI AL yang berjaga di lokasi meminta warga yang memadati lokasi menyingkir. 


 KRI Klewang Belum Dimiliki TNI AL

Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Untung Suropati membenarkan adanya insiden terbakarnya Kapal Perang RI Klewang di Selat Bali, Jumat (28/9/2012) pukul 15.00. PT Lundin Industry Invest, kata Laksamana Untung, belum menyerahkan KRI senilai Rp 114 miliar ke TNI AL.

"Kapal tersebut masih full control PT Lundin," kata Laksamana Untung ketika dihubungi Kompas.com, Jumat sore.

Kapal ini diluncurkan dari galangan kapal di PT Lundin pada 31 Agustus 2012. Selanjutnya akan diselesaikan oleh TNI. Kapal Cepat Rudal Trimaran ini rencananya akan ditempatkan di Armada Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur.

Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari TNI AL terkait peristiwa itu.

© Kompas 

 Sebelum Terbakar, KRI Klewang Mau Diuji Coba

Jakarta - Menurut Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, KRI Klewang sedianya akan menjalani uji coba di perairan Selat Bali. "TNI AL meminta (Jumat) hari ini kapal diuji coba," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Untuk mempersiapkan uji coba, ada 70 karyawan PT Lundin Industry Invest di dalam kapal seharga Rp 114 miliar itu. Menurut salah satu karyawan PT Lundin yang ikut di dalam kapal, kebakaran itu didahului dengan padamnya listrik. Kemudian, muncul percikan api di tengah kapal.

Api menjalar dengan cepat. Semua karyawan langsung berhamburan dan tiga orang lainnya berusaha memadamkan api. Namun, karena api membesar, ketiga karyawan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. "Satu orang dibawa ke rumah sakit karena kram," kata lelaki yang tidak mau menyebutkan nama ini.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00 WIB. Kapal ini merupakan pesanan TNI AL yang dibuat dengan anggaran Rp 114 miliar dari APBN 2009-2011. Kapal dengan kecepatan 30 knot ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak dapat terdeteksi radar.

© Tempo.Co 

 Panglima Armatim Pimpin Investigasi KRI Klewang

http://imageshack.us/a/img593/2917/al1r2504copy.jpg
(Audrey)
Surabaya - Panglima Armada TNI AL Kawasan Timur, Laksamada Madya TNI Agung Pramono, memimpin langsung investigasi kasus terbakarnya salah satu kapal perang teranyar yang dimiliki TNI AL, KRI Klewang 625. Begitu mendengar peristiwa itu, sore tadi, Panglima segera meluncur langsung ke galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

"Sore ini, Panglima langsung meluncur untuk melihat sendiri kebakaran kapal," kata Kepala Dinas Penerangan Armatim, Letnan Kolonel Laut Yayan Sugiana, kepada tempo, Jumat 28 September 2012.

Menurut Yayan, kebakaran yang menimpa KRI Klewang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran, Armatim bersama PT Lundin Industry Invest saat ini membentuk tim investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran.

Untuk mempercepat proses penyelidikan, Panglima Armatim, kata Yayan, ke banyuwangi dengan menggunakan kendaraan darat sehingga lebih cepat tiba di Banyuwangi dari pada mengendarai kendaraan laut.

Sekedar diketahui, kapal seharga Rp 114 miliar ini baru saja selesai dikerjakan oleh PT Lindan dan diluncurkan pada 30 Agustus 2012 silam. Kapal sendiri diklaim berteknologi tinggi dengan bahan dasar komposit karbon sehingga tak terdeteksi radar.

TNI AL menyatakan KRI Klewang belum diserah terimakan kepada pihak TNI AL. Sehingga, tanggung jawab kapal sepenuhnya masih di tangan PT Lundin Industry Invest sebagai produsennya. Saat kejadian, kata Yayan, juga tak ada satupun personel TNI AL yang ada di atas kapal tersebut.

© Tempo.Co
0

Gunung Gamalama Meletus, Ternate Tertutup Abu

"Jarak pandang 50 meter di Ternate," kata Humas BNPB, Sutopo Purwo.

Gunung Gamalama meletus
Gunung Gamalama di Maluku Utara meletus Minggu 16 September 2012 pukul 13.22 WIT. Asap abu vulkanik dari letusan ini mencapai 1.000 meter.

Kepala Pusat Data, informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan letusan kembali terjadi pada pukul 14.15 WIT. "Letusan disertai suara gemuruh sedang," kata dia dalam rilisnya, hari ini.

Adapun ketinggian abu dari letusan mencapai 1.000 meter ke arah tenggara - selatan. Debu sudah turun di Selatan Kota Ternate. "Jarak pandang 50 meter di Ternate," kata Sutopo.

Tim BPBD Provinsi Maluku Utara saat ini sudah berada di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk penyediaan masker. Sejauh ini, kata Sutopo, belum ada warga yang mengungsi. "Masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah karena debu sudah menutup seluruh Kota Ternate," ujarnya.

Terhitung sejak pukul 14.30 WIT, Gunung Gamalama dinaikkan statusnya dari "Waspada" atau Level II ke status "Siaga" atau Level III.

Pada Sabtu malam pukul 20.27 WIT Gunungapi Gamalama meletus. Hujan abu terjadi semalam di bagian timur-selatan Kota Ternate.

© VIVA.co.id
0

Gunung Lokon Meletus, Warga Diminta Waspada

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/08052012153324.jpg
Gunung Lokon, Tomohon, Sulut .(ANTARA)
Diharapkan tidak ada aktivitas warga dalam radius 1,5 km.

Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara meletus pada Sabtu (15/9) pukul 18.53 WITA dan mengeluarkan asap setinggi 1.500 meter.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari PVMBG Badan Geologi, letusan Gunung Lokon diawali letusan dari Kawah Tompaluan dengan ketinggian asap 1.500 meter.

"Letusan ini menggetarkan kaca-kaca Pos Gunung Lokon, yang berjarak sekitar lima km dari Kawah Tompaluan dan disusul letusan lontaran material pijar dengan ketinggian sekitar 600 m dari kawah," ujar Sutopo.


Ditambahkannya bahwa PVMBG Badan Geologi sebelumnya juga sudah menyampaikan peringatan dini bahwa sejak Sabtu (15/9) pagi telah terjadi peningkatan intensitas gempa.



PVMBG mencatat sampai pukul 12.00 WITA ada 56 kali gempa vulkanik dalam, 91 kali gempa vulkanik dangkal, dan 11 kali gempa embusan asap, dan jika peningkatan kegempaan kegempaan Gunung Lokon terus berlangsung dengan ritme yang sama, maka dapat diikuti letusan.

"Rekomendasinya adalah agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 1,5 km dari Kawah Tompaluan," ujar Sutopo.

Meskipun Gunung Lokon meletus, status tetap Siaga atau di level 3, Sutopo mengatakan bahwa masyarakat setempat belum perlu mengungsi, namun masyarakat diminta tetap tenang dan waspada.

Sejak ditetapkan status Siaga pada 24 Juli 2011 oleh PVMBG, Gunung Lokon telah beberapa kali meletus dan tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang besar.

Sutopo mengatakan bahwa sudah menjadi tipikal Gunung Lokon dengan adanya peningkatan aktivitas yang cepat dan diikuti meletus namun akan menurun hingga periode tertentu dan pola ini sudah dikenali oleh masyarakat setempat.

"BNPB telah meminta BPBD Sulawesi Utara dan BPBD Kota Tomohon untuk mengambil langkah-langkah antisipasinya," tutup Sutopo.

(Berita Satu)
0

Gempa 8,9 SR Landa Aceh

Gempa ini berpotensi menimbulkan tsunami.

VIVAnews - Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter melanda Semeuleu, Aceh. Gempa ini terjadi pada 15.38 WIB.

Informasi yang dikumpulkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa ini berpotensi menimbulkan tsunami. Kedalaman pusat gempa ada di 10 kilometer.

Gempa ini terasa di Bengkulu, Lampung,  Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. (umi)


VIVAnews