Showing posts with label Kendaraan Militer. Show all posts
Showing posts with label Kendaraan Militer. Show all posts
0

Marder, Lapis Baja One Stop Services

marder_tank-21.jpg  JAKARTA  Arah dijadikannya IFV Marder sebagai Tank Medium TNI AD, semakin mendekati kenyataan, setelah pemerintah Jerman memberikan blueprint Marder kepada Indonesia, satu paket dengan pembelian 100 MBT Leopard 2 dan 50 IFV Marder 1A3.

Dengan asistensi Rheinmetall Jerman, PT Pindad akan membuat line produksi dari tahap awal hingga jadi. PT Krakatau Steel diharapkan mampu membuat spesifikasi logam untuk memenuhi armor harness Marder buatan PT Pindad nantinya. Turret yang dipilih kemungkinan besar Hitfact 105- 120 mm Oto Melara.

Dengan bobot yang lebih ringan dan rendahnya recoil force, turet ini menghasilkan tenaga tembakan yang besar untuk menghancurkan main battle tank secara akurat. Turret Hitfact 105 – 120 mm memiliki sejumlah keunggulan karena meriam maupun senjata mesinnya telah terintegrasi.
Canon Oto Melara Hitfact 120 mm

Selain itu, awak dari Tank yang menggunakan turret Hitfact dapat melacak dan mendeteksi lawan secara independen, terlepas dari pergerakan turet. Dia juga dapat mengontrol pergerakan turret maupun senjata dan mampu melacak sasaran dengan remote control, yang dipandu Kamera TV infra merah.

Selain dilengkapi senjata mesin otomatis 7,62 mm, turret ini bisa dilengkapi senjata mesin pertahanan udara 12,7 mm. Turet Oto Melara fully-stabilized 105-mm high-velocity rifled gun buatan Italia ini memiliki efektif jarak tembak 3 km dengan amunisi sesuai dengan standar NATO 105 mm.

Tank rekayasa Rheinmetall ini diklaim mampu bertarung dengan main battle tank lainnya. Rheinmetall melihat Marder memiliki sejumlah kelebihan, sehingga mereka kembangkan menjadi tipe IFV Upgrade dan Tank Marder 105-120 mm.

Armor
Protection against small arms 20 mm armour-piercing and shell splinters
Weight
29,200 kg combat condition
Speed
75 km/h maximum road speed
Range
500 km
Dimensions
Length, 6.79 m; Width, 3.24 m; Height, 2.98 m turret

Banyak komponen yang bisa diupgrade ke IFV/ Tank Marder untuk meningkatkan performanya, seperti mengganti track-nya dengan TR30, atau mengganti fuel tank, hydraulic, air pressure tank dan seat structures, dengan alumunium SAG.

Marder Mengusung Anti Udara Roland

Untuk urusan anti-udara Merder juga bisa dilengkapi dengan Roland short range air defence missile system yang pensiun dari militer Jerman tahun 2005, digantikan LFK NG missile system, buatan MBDA dan Diehl. Perancis menggunakan Roland 3 untuk MBT AMX 30 mereka. Namun senjata anti-udara Roland terus dikembangkan Perancis.

Versi terbaru Roland Carol merupakan sistem senjata efektif untuk menghadapi ancaman udara dari extremely low hingga medium altitude. Roland Carol merupakan standalone weapon system yang bisa dipasang di Marder. Senjata ini diproduksi tahun 1995 dan digunakan oleh Perancis dan Jerman.

Marder menembakkan ATGM MIlan

Dengan demikian, Marder nantinya bisa difungsikan sebagai Infantry Fighting Vehicle (20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202 fully remote machine gun) dengan ATGM Milan, Medium MBT Canon 105-120mm Hitfact, maupun Lapis baja anti serangan udara jarak pendek dengan mengusung Roland Carol buatan EADS.

Jerman mendisain IFV Marder untuk pasukan Infanteri Mekanis mereka dengan konsep dasar harus bisa bertempur baik dari alam maupun luar kendaraan tempur dan kendaraan tersebut harus bisa memberikan perlindungan dari serangan nuklir, biologi dan kimia.

Perusahaan Saab Swedia juga telah membuat BT46 two-way simulator, yang bisa digunakan untuk berlatih perang menggunakan: Leopard, Marder, Luchs, Wiesel, Fennek dan Boxer. Jerman juga memesan simulator ini, karena Saab BT46 gun training simulator dapat mensimulasikan dengan secara recara akurat balistik dan kecepatan terbang amunisi yang secara simultan memberikan feedback kepada petembak dan target.

Teknologi IFV Marder dilepas oleh Jerman karena Marder akan dipensiunkan oleh AD Jerman, untuk diganti dengan IFV PUMA.

IFV Puma Jerman

Indonesia sebenarnya ingin juga membeli IFV Puma dari Jerman. Namun untuk barang produksi tahun 2010 itu, Ibu Angela Merkel belum bersedia menjualnya.

Dengan adanya transfer teknologi IFV Marder ke PT PIndad, diharapkan teknologi lapis baja Indonesia terus berkembang dan tank medium Pindad segera menjadi kenyataan.


   JKGR  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Pindad Kembangkan Tank Tempur Medium Kreasi Sendiri

IFV Marder 1A3
JakartaPT Pindad mengembangkan tank tempur medium (Medium Battle Tank) untuk kali pertama. Tapi dipastikan tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari mana. Pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI. Sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal. Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ujar Hery Mochtady, kepala divisi Kendaraan Khusus Pindad di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.


Sejauh ini, lanjut Hery, tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh. "Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," jelasnya.


Sementara itu, PT Pindad tidak keberatan mengikuti perintah Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk melepas anak dan cucu usaha yang produksinya tidak sejalan dengan bisnis inti induk perusahaan. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono mengatakan, melepas anak usaha dan cucu Pindad tidak akan membuat keuntungan perusahaan berubah secara drastis.

"Kalau pemerintah mengatakan begitu (menjual anak usaha dan cucu Pindad, Red), ya kami ikut ketentuan pemerintah saja. Saya yakin, kinerja Pindad akan tetap berjalan baik. Dengan melepas anak usaha maupun cucu usaha tidak serta merta membuat Pindad jomplang," ungkap Adik di Jakarta akhir pekan kemarin.

Perintah yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Adik, akan segera dilaksanakan Pindad dengan lebih fokus pada bisnis di bidang kemiliteran. Apalagi bisnis di luar militer, hanya sedikit nilai sahamnya. Menurutnya, penciptaan usaha di luar bisnis militer sebenarnya hanya sebagai upaya memeroleh pemasukan yang lebih besar.


"Rumah sakit, itu paling nilainya hanya 30 miliar atau 1,5 persen dari total penjualan Pindad. Begitu pun bahan peledak yang hanya bernilai 60 miliar atau 3 persen dari total penjualan Pindad. Waktu itu, kami melihat ada peluang usaha dan menghasilkan uang, tapi kalau ternyata diatur untuk lepas, ya kami akan lepas saja," ujarnya.
(ers)


JPNN
Abarky Indo 
0

★ SSE Pakci APC, Kembalinya si Anak Hilang



Dua kali penyelenggaraan IndoDefence tidak hadir, nama PT. SSE nyaris tenggelam digulung waktu. Penghasil rantis dari Karang Mulya - Tangerang ini sempat membuat gebrakan dengan mengekspor rantis P2 APC ke Srilangka pada tahun 2006. Namun setelah itu tak pernah ada berita lagi, termasuk situs resminya pun sudah tak dapat di akses.

Tak disangka dalam pameran ke-5 IndoDefence yang baru saja berlalu, PT. SSE kembali membuat kejutan dengan meluncurkan rantis baru Pakci APC. Yang unik, rantis baru ini menyandang nama seperti pendahulunya P1 Pakci yang dioperasikan oleh Satuan Gultor Kopassus. Dan bila dibandingkan dengan pendahulunya P2 versi APC maka rantis baru ini memiliki dimensi jauh lebih besar.


Desain Pakci APC tidak kalah dengan produk luar, tongkrongannya terlihat kokoh dan finishing pengerjaannya yang rapih. Hingga usai pameran, belum diketahui apakah rantis ini telah memperoleh pesanan pasti, namun yang pasti selama pameran berlangsung stand SSE selalu ramai dikunjungi. Selain Pakci APC, SSE juga menghadirkn truk taktis Acmat VLRA dengan payload 2,5 ton buatan Perancis.

Spesifikasi Pakci APC:
·    Awak                    : 2+8
·    Panjang                : 5.5 m
·    Lebar                   : 2.2 m
·    Tinggi                   : 2.2 m
·    Wheel Base          : 3.4 m
·    Berat kosong        : 5.5 ton
·    Berat Tempur       : 7 ton
·    Mesin                  : Diesel 180 Hp
·    Jarak Tempuh      : 800 km
·    Armor Protec.      : Level III
·    Air Transport        : C-130

© ARC
0

★ Evolusi Tank Pindad

Sebagai salah satu Fan boys kedirgantaraan dan militer, ARC kerap melakukan kunjungan ke berbagai instansi militer. Salah satu tujuan favorit kami adalah PT. Pindad.


Selain relatif dekat dari Jakarta, banyak perkembangan atau update membanggakan yang dapat kami peroleh disini. 

Nah, kali ini kita akan membahas salah satu topik mengenai ranpur beroda rantai dalam pengamatan ARC. Untuk memudahkan penulisan, dan menyesuaikan dengan kebiasaan di negeri ini, kita sebut saja ranpur beroda rantai ini sebagai Tank.

Saat ARC pertama kali mengunjungi PT. Pindad pada medio 2006, kami memergoki Tank yang familiar namun tidak seperti biasa. Itu ternyata adalah modifikasi dari Tank APC amfibi BTR-50. Modifikasi ini merupakan proyek penelitian untuk upgrade tank BTR-50 milik marinir. Akan tetapi, setelah prototipe-nya keluar, tidak diketahui lagi nasib tank ini.

 

Selanjutnya perhatian Pindad tersita oleh Panser Anoa. Maklum saja, tiba-tiba Pindad mendapat pesanan besar Anoa dari Jusuf Kalla, Wapres RI saat itu. Akan tetapi keinginan untuk merancang dan membuat Tank rupanya masih ada dalam benak sebagian kru Pindad.
Pada Maret 2011, tim kecil ARC mengunjungi Pindad. 


Kali ini kami menemukan banyak hal menarik. Beberapa tank scorpion dan AMX-13 tampak sedang dibongkar, entah sedang dipelajari atau untuk diservis. Namun, yang menarik adalah kami menemukan adanya Tank buatan FNSS turki disana. Konon, Turki memberikan produknya untuk dipelajari Pindad. Bahkan Tank FNSS ini telah diuji coba di waduk Jati Luhur.

 

Di sudut lain, kami menemukan "proyek" tank yang baru saja dimulai. Inilah yang nantinya menjadi cikal bakal prototipe Tank APC Pindad. Dalam spesifikasinya, Tank ini berkemampuan mengangkut 10 personel serta bobot tempur penuh seberat 13 ton.

 

Akan tetapi, kami juga menemukan proyek Tank Amfibi. Namun, Tank ini bukan murni "kerjaan" Pindad, melainkan hasil kerja bareng dengan Dislitbang AL. Sosoknya sedikit lebih besar dibanding Tank APC Pindad. Namun, spesifikasinya masih belum kami ketahui.

 

Berlanjut ke bulan Oktober 2011, semua proyek tank itu mulai terwujud. Tank APC konon sudah diuji, namun masih banyak ganjalan. Tak apa... semuanya butuh proses.  Yang terpenting adalah Pindad tetap belajar dan bersemangat mengembangkan Ranpur Tank.

 

Dan kini, sejak awal hingga menjelang akhir 2012, santer terdengar kabar adanya Medium Tank Pindad. Namun hingga kini, kabarnya Medium Tank itu belum juga terwujud. Hanya ada sedikit desain yang secara kasat mata terlihat sangat bagus. Ayo.. Maju terus Pindad!!

 


© ARC
0

★ SBY Beri Nama Komodo Buat Kendaraan Taktis Intai

Komodo APC Pindad (Foto ArmyRecognition)
Jakarta - Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono meninjau Pameran Indo Defence 2012 Expo & Forum di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (10/11/2012).

Tiba di lokasi pameran, SBY langsung meninjau kendaraan perang karya putera-puteri Indonesia, PT Pindad. Sambil meninjau Presiden dan rombongan diantaranya Menteri Perindustrian, Menteri Pertahanan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki (Ahok) menerima penjelasan mengenai alutsista yang dipamerkan.


Dalam kesempatan ini pula, Presiden SBY memberikan nama untuk kendaraan taktis perang yang baru diproduksi. Kendaraan Taktis Intai itu diberi nama Komodo oleh Presiden.


"Kendaraan taktis karya putera-putera bangsa Indonesian yang akan menjadi kendaraan taktis nasional. Saya beri nama Komodo," ujar Presiden, sembari menandatangani pemberian nama tersebut.


Harapannya, menurut SBY, kendaraan taktis ini bisa seperti hewan komodo yang perkasa, kendaraan ini pun menjadi kendaraan perang yang berdaya tempur tinggi untuk menjaga NKRI.


"Komodo binatang perkasa. Semoga kendaraan taktis ini bisa bertempur dan membuat daya bagi Indonesia," pesan SBY.




© Tribunnews
0

★ Anoa 2 Pindad RCWS

Anoa RCWS (Defense Studies)
Selain kepastian memproduksi 11 unit panser canon dari Korea Selatan sebagai bagian dari transfer of technology (TOT), ada kabar baik lainnya dari PT.Pindad (Persero).

Kepada itoday di Pameran Indo Defense 2012, Jum'at (9/11), Legal & Public Relation Manager PT. Pindad, Tuning Rudyati mengatakan bahwa versi terbaru panser Anoa versi 2, yang sudah menambahkan armoured dan RCWS sudah siap diproduksi.

"Kami sudah bekerjasama dengan ST Kinetics dan Selex untuk pengadaan RCWS Anoa 2," ungkapnya.

ST Kinetics sendiri mengiyakan informasi dari Pindad sendiri, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai apa-apa saja detil kerjasama dua perusahaan ini dan menyerahkan semuanya ke pihak Pindad.

Namun hal sedikit berbeda disampaikan oleh Selex Galileo, yang mengatakan bahwa belum ada kesepakatan antara Selex dengan Pindad. Namun Selex tetap menyatakan bahwa mereka saat ini sedang melakukan penawaran berbagai produknya ke Pindad, dan berharap bisa bekerjasama dengan BUMNIS asal Bandung ini.

"Saat ini kami sedang menawarkan produk Selex Galileo kepada Pindad, " ungkap Product Marketing Manager International, Lucarini Massimo.

Pindad sendiri mengakui sudah siap untuk memproduksi panser Anoa versi terbarunya jika pemerintah memesannya.


© Itoday
0

★ Pindad Produksi Tarantula

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqZXVoUnnFGFv1GMcV4LldJOCR-SAZyfCBsMFjj80E2-co30yJ_Zd6M8M8vRhabvhKegs-xpZdsyWo-u64YlZxwneFYWSkbsxUNXFGGcbIraU5MYJ04v4vl3RLJqnY-4Oeb7e5AbfnDXw/s1600/kbj08ts7.pngAkhirnya kepastian PT.Pindad memproduksi panser canon asal Korea Selatan yang dikenal dengan sebutan 'Tarantula'.

Kepastian tersebut diperoleh itoday, Jum'at (9/11) ketika berkunjung ke stand BUMN di Indo Defence 2012 yang diadakan di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat.

Legal & Public Relation Manager PT.Pindad, Tuning Rudyati mengatakan, memang betul bahwa Pindad akan memproduksi panser canon asal Korea Selatan, sebagai bagian dari perjanjian transfer of technology (ToT) yang dibuat Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan.

"Pemerintah membeli 22 panser canon Tarantula dari Korea Selatan, dimana 11 di antaranya langsung didatangkan dari Korea Selatan, dan sisanya akan diproduksi di Pindad, " ungkapnya.

Penjelasan Tuning juga menjelaskan mengapa pihak CMI Defense Belgia, mengklaim bahwa pihaknya akan memasok turret dan laras kaliber 90 mm untuk Tarantula Pindad. Padahal sebelumnya, turret dan laras ini digunakan Pindad dalam pengembangan panser canon yang didesain dari basis panser Anoa, namun pada akhirnya gagal dikembangkan karena pemerintah lebih memilih membeli barang dari Korea Selatan.


© Itoday
0

★ 4 Kendaraan Pindad terbaru

Variasi Komodo Pindad (Foto Formil Kaskus)
Jakarta - PT Pindad (persero) siap meluncurkan produk terbaru berupa kendaraan tempur. Empat kendaraan gagah ini rencananya akan segera diberi nama oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Nunggu Pak SBY untuk kasih nama 4 kendaraan tempur terbaru buatan Pindad," kata staf ahli PT Pindad (persero) Teguh saat ditemui detikFinance di JIE Kemayoran Jakarta, Jumat (8/11/2012).

Kendaraan semi tempur ini rencanya akan diberi nama oleh Presiden SBY besok dalam kunjungannya ke pameran Indo Defence 2012 di JIE Kemayoran. Selain 4 kendaraan semi tempur, Pindad juga mengeluarkan senjata SS2-V5.

"Kita juga akan keluarkan senjata SS2-V5," imbuhnya.

Senjata SS2-V5 adalah senjata yang diperuntukan bagi tentara. Senjata ini adalah seri ke lima dari yang pertama SS2-V1 yang diperdagangkan ke Australia.

"Ada SS2-V1, V2, V3, V4 dan terbaru itu SS2-V5," tuturnya.

Ada satu lagi produk baru yang disembunyikan PT Pindad (persero). Sebuah panser besar dengan dilengkapi teknologi canggih dan senjata besar juga siap diproduksi dan menunggu Presiden untuk melihat apakah ini bagus atau tidak.

"Yang ini jenis panser terbaru, semuanya serba canggih. Dari mulai teknologi hingga senjata. Nunggu Pak SBY untuk kasih nama dan bilang layak atau tidak," cetusnya.
0

★ Pindad Tangani Tank Leopard

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHu4nwvgKbrwHy9WdOFz9VkMJGEZaYvk0gZtl6xOVqlzCzqAXqln6prSwzHgbHLo4xoHiR4FczQMife0zyQ1K0lMw_vykjLgb5S4bN4BNv6xI7rFEu9K78YgJA2om5pXvgyrlZY2G2HYk/s1600/1.jpg
MBT Leopard 2 Revolution
(Foto MIK)
Jakarta - PT Pindad dipersiapkan untuk bisa memperbaiki dan mengimprovisasi tank-tank tempur yang dibeli pemerintah dari Jerman yakni tank tempur utama (MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dengan konten lokal (local content). Hal ini bagian dari kesepakatan alih teknologi dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

Poin itu masuk dalam nota kesepakatan yang ditanda-tangani Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang diwakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan produsen Leopard asal Jerman, Rheinmetall Landsysteme yang diwakili Managing Director Harald Westermann, di sela-sela Indo Defence 2012 Expoand Forum di Jakarta kemarin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, pemerintah sepakat untuk membeli tank jenis Leopard, Marder, dan sejumlah tank pendukung dari Rheinmetall. Pengadaan Leopard dan Marder tersebut lantaran selama ini Indonesia tidak memiliki tank tempur utama dan tank medium. “Kita baru punya tank ringan,” sebut dia. Dia menyebut, nota kesepakatan pembelian itu memasukan klausul mengenai alih teknologi.

Alih teknologi yang dimaksud adalah rencana perbaikan dan pemeliharaan Leopard yang dipercayakan ke PT Pindad, Bengkel Pusat TNI AD, dan Balitbang TNI AD. “Ini sebagai komitmen kita untuk melakukan alih teknologi bagi setiap alutsista yang dibeli dari luar negeri,” kata dia.

Sementara itu, Ediwan Prabowo mengatakan, ke depan PT Pindad akan mendapatkan workshop tentang bagaimana memperbaiki Leopard yang mengalami kerusakan ringan hingga paling berat. “Rheinmetall juga akan mempercayakan PT Pindad untuk improvisasi menggunakan konten lokal,” paparnya.

Beberapa konten lokal yang bisa dibuat di Indonesia, kata dia,memang masih sebatas untuk yang ringanringan. Di antaranya plat baja dan sepatu atau rantai tank.Namun, ini awal yang bagus bagi upaya penguasaan teknologi.[fefy dwi haryanto]


© Sindo
0

★ Lahir dari Modifikasi Truk Angkut Personel

Anoa n Piev Pindad
INDUSTRI pertahanan dalam negeri menunjukkan geliatnya lewat beberapa produk yang mulai mendunia. Diantara produk yang masih sedikit itu, nama Panser 6x6 Anoa menjadi salah satu produk alat utama sistem senjata (alutsista) lokal yang menjadi andalan. 

Kehandalan kendaraan lapis baja ini sudah diakui dunia. Bahkan, pasukan penjaga perdamaian PBB menggunakan kendaraan ini untuk misinya di beberapa negara konflik. Sejumlah negara juga mulai tertarik untuk membelinya. Sebut saja Malaysia, misalnya. Negeri Jiran itu memesan puluhan Anoa yang diproduksi PT Pindad. Di dalam negeri, TNI Angkatan Darat sudah memesan sekitar 200 unit Anoa dalam beberapa tahap. Sekarang ini produksi terus dikebut untuk memenuhi seluruh pesanan itu. 

Keberhasilan Anoa tidak dicapai dalam waktu yang singkat. PT Pindad mulai membuat prototype kendaraan anti peluru ini sejak darurat militer di Aceh. Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, mengatakan pada saat operasi militer di Aceh, ada peristiwa di mana truk pengangkut prajurit TNI kecelakaan yang menewaskan anggota. Dari peristiwa itu, salah seorang petinggi TNI menanyakan kesanggupan Pindad untuk membuat kendaraan angkut yang lebih aman. Tantangan itu dijawab dengan lahirnya prototype berupa kendaraan angkut hasil modifikasi truk pengangkut.

Truk biasa itu dibuatkan penutup di sisi-sisinya untuk lebih melindungi prajurit. Kendaraan itu terus dikembangkan hingga pada periode 2000-an lahirlah Panser 6x6 yang dinamai Anoa. “Saat itu varian APC (kendaraan angkut personel),” katanya, Selasa (16/10) lalu. PT Pindad terus mengembangkan Anoa. Kini telah ada beberapa varian Panser yang diproduksi. Diantaranya, angkut personel, ambulans, recovery, komando, dan angkut logistik. Panser itu dibuat menggunakan bahan lokal untuk lapisan baja. Sedangkan mesin masih harus mendatangkan dari luar negeri.

“Mesin kita beli sesuai pesanan, bisa Renault bisa Mercedes,” katanya. Pihaknya terpaksa membeli mesin dari luar negeri setelah kerja sama pengadaan mesin dari dalam negeri kandas. Saat itu, PT Pindad menjalin kerja sama dengan Texmaco untuk pemasok mesin. “Tapi berhubung Texmaco kolaps, kita beli dari luar negeri. Ke depan kalau ada industri di tanah air yang bisa menyediakan mesin sekelas yang kita gunakan, pasti kita gunakan dari dalam negeri,” sebut dia. 

PT Pindad membanderol harga per unit Panser Anoa dalam kisaran Rp 8 miliar, tergantung spesifikasi yang dipesan. Kerja keras PT Pindad membuahkan hasil sepadan. Anoa menjadi produk alutsista laris karena terbukti handal. Bahkan, Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi dalam negeri, selain senapan serbu yang juga dihasilkan PT Pindad. Dalam Indo Defence V 2012 Expo and Forum, 7-10 November nanti di Jakarta, Panser 6x6 Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi Indonesia yang dipamerkan. 

“Anoa sudah teruji di internasional dalam misi PBB,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Pada ajang itu, Anoa akan bersanding dengan berbagai alutsista yang diproduksi puluhan negara yang turut serta. Tercatat sekitar 50 negara dari lima benua akan turut serta dengan lebih dari 600 perusahaan. “Bahkan akan ada 25 paviliun negara dan akan hadir sebanyak tujuh menteri pertahanan dan panglima, wakil menteri pertahanan, serta pejabat-pejabat pertahanan dan militer dari lima benua,” lanjut Sjafrie. 

Penampilan sejumlah produk pertahanan andalan yang diproduksi perusahaan milik negara maupun swasta dengan ikon Anoa ini, menurut Sjafrie, merupakan wujud konkret era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri. Lewat pameran itu, diharapkan bakal memacu penjualan alutsista lokal di pasar internasional.[FEFY DWI HARYANTO]


0

★ Pindad Banjir Pesanan dari TNI

Mistral Komodo
(Foto Berita HanKaml
Jakarta - Direktur Utama Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) Adik Avianto Soedarsono mengungkapkan, pesanan peluru dari TNI tahun ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun lalu kebutuhan peluru TNI bisa 100, kalau tiga kali berarti 300 peluru," kata Adik mengumpamakan di Jakarta, Rabu (31/10). Kini, tambahnya, BUMN bidang senjata itu tengah mengerjakan pesanan peluru SS109.

Adik menambahkan, perseroan telah memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk senilai Rp 156 miliar untuk mesin amunisi kaliber 5,56 milimeter. Mesin tersebut baru dapat diperoleh dalam 18 bulan ke depan.

"Kita diberi tenor 10 tahun, sehingga masih banyak waktu bagi kami untuk menyelesaikan kewajiban kepada BRI," tuturnya.

Ia menggarisbawahi bahwa pinjaman tersebut dilakukan karena penyertaan modal negara senilai Rp 300 miliar dari Rp 700 miliar yang diajukan belum cair. Apabila suntikan dana dari pemerintah dapat digulirkan, maka perseroan akan segera melunasi fasilitas kredit tersebut.

"Kita tidak bisa selalu tergantung dan menunggu kapan cairnya PMN itu, makanya kita minta izin dari Menteri BUMN untuk dapat meminjam," tuturnya.

Selain itu, Pindad juga tengah mengerjakan enam unit Komodo, sebuah kendaraan tempur lapis baja yang memiliki kemampuan bermanuver sangat baik, pesanan Kopassus, TNI AD, dan Brimob.

Enam unit pesanan itu yakni, dua Komodo varian pendobrak untuk 10 personel pesanan Kopassus, tiga Komodo varian Armored (tahan peluru) Personnel Carrier (APC) atau pembawa pasukan untuk 10 personel dan satu versi rudal mistral (anti serangan udara) untuk TNI AD. Prototipe Komodo sudah diperkenalkan di RITech Expo di Bandung pada September 2012.

Komodo tersebut seberat empat ton dan berdaya jelajah 450 kilometer. Selain mesin, seluruh prototipe Pindad selesai sejak Maret 2012 dan bisa dipesan dan dimodifikasi sesuai keinginan.


© MetroTvnews
0

★ Mengintip Perakitan Panser Anoa

Bandung - PT Pindad telah memasok Panser Anoa untuk TNI angkatan darat. Panser ini diproduksi di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat.

Pekerja menyelesaikan perakitan kendaraan tempur lapis baja APC 6x6 Anoa 2 di Unit Produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memprioritaskan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) buatan dalam negeri.

Produk alutsista buatan dalam negeri tersebut tidak kalah dengan hasil pabrikan luar negeri.

Hingga saat ini Panser Anoa sendiri laris dibeli oleh TNI angkatan darat. Kesatuan yang dipimpin Letjen TNI Pramono Edhi Wibowo ini total telah membeli 226 unit dari PT Pindad.

Panser Anoa ini memiliki beberap` varian tipe tergantung kebutuhannya.

Kendaraan tempur jenis ini rata-rata memiliki bobot sekitar 14 ton dengan kecepatan melaju 80 km/jam di jalur on road dan 40 km/jam di jalur off road.

Panser ini juga dilengkapi persenjataan yang disesuaikan dengan tipe masing-masing. Transmisi otomatis juga melengkapi keunggulan kendaraan tempur ini.

PT Pindad telah memasok Panser Anoa untuk TNI angkatan darat. Panser ini diproduksi di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat.

Petugas menguji kendaraan tempur lapis baja yang sudah selesai di rakit seperti rintangan jalur kemiringan 30 derajat, turunan curam dan melintasi air.

PT Pindad telah memasok Panser Anoa untuk TNI angkatan darat. Panser ini diproduksi di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat.

© Detik
0

★ Malaysia dan Irak Tunggu Kesepakatan PT Pindad Untuk Boyong Panser Anoa

Produksi Anoa Pindad
Jakarta - Malaysia dan Irak sudah sejak lama berencana untuk memboyong Panser jenis Anoa buatan PT Pindad. Namun hingga kini belum ada kesepakatan yang terjalin dengan perusahaan persero penghasil senjata militer tersebut.

"Malaysia (memesan). Kemarin minta 31 unit. Dari Irak juga sudah ada yang datang waktu itu. Tapi ini masih tahap penjajakan dan negosiasi. Kalau nanti deal baru ada kontrak dan sebagainya," kata Kepala Sekretariat perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana.


Iwan mengatakan hal tersebut dalam acara Press Tour bersama wartawan Kementerian Politik Hukum dan Keamanan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/12).


Menurut Iwan, Panser Anoa ini memang merupakan produk unggulan PT Pindad. Penjualan perusahaan persero ini juga terdongkrak karenanya.


"Secara penjualan tidak terlalu banyak tapi omzetnya besar. Kita sampai 2008 saja, ada 1,13 triliun. Penjualan Pindad didongkrak oleh penjualan Anoa ini," lanjutnya.


Hingga saat ini Panser Anoa sendiri laris dibeli oleh TNI Angkatan Darat.
Kesatuan yang dipimpin Letjen TNI Pramono Edhi Wibowo ini total telah membeli 226 unit dari PT Pindad.

"TNI pertama pesan Anoa tahun 2008, 154 unit untuk berbagai tipe. 2011 pesan 11 unit tipe APC semua. Tahun ini pesen 61 unit. Itu sudah tersebar di berbagai Kodam. Biasanya digunakan untuk pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau saat kunjungan presiden keluar kota,"


Panser Anoa ini memiliki beberapa varian tipe tergantung kebutuhannya. Kendaraan tempur jenis ini rata-rata memiliki bobot sekitar 14 ton dengan kecepatan melaju 80 km/jam di jalur on road dan 40 km/jam di jalur off road.


Panser ini juga dilengkapi persenjataan yang disesuaikan dengan tipe masing-masing. Transmisi otomatis juga melengkapi keunggulan kendaraan tempur ini.
 
0

★ Pindad Berencana Kembangkan Tank Tempur Medium 20 Ton

Prototipe Tank Medium PT Pindad
(Foto Audreyliahepburn)

Bandung - Setelah sukses membuat kendaraan tempur jenis Anoa, PT Pindad berencana membuat tank tempur medium (Medium Battle Tank).

"Kami akan membuat tank tempur medium," ujar Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).

Iwan menjelaskan, tahapan yang akan dimulai pihaknya adalah berkonsentrasi membuat tank tempur medium dengan bobot sekitar 20 ton.

Meski rencana pembuatan tank tempur medium baru dilakukan, Iwan mengungkapkan pihaknya akan melakukan pengembangan tanpa transfer of technology (ToT) dengan produsen pembuat tank dari luar negeri.

"Kami tidak kerja sama dengan luar. Ini kami kembangkan sendiri," ucap Iwan.

Iwan optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pengembangan tank tempur medium dengan jangka waktu yang cepat. Targetnya, pada 2014 prototype tank ini sudah jadi. (*)

0

Mistral Komodo Akan Memperkuat Arhanud

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheMOf4jkq7xqmFqSbZlI3zATGH5bsac3OKHZECfphOzVIssAN7w49RQNuaiBRkMF6avadSujYXLuKouN_kVzwVtmOufP-VvlMXqxqS6wgnqHS5cofe3ZaDEAjbSf0QJS7AD2Z-3YAJy7zT/s1600/P1010967+%25282%2529.jpgRanpur Komodo dipersenjatai rudal Mistral akan diserahkan ke TNI AD pada 2014. (Foto Berita HanKam)

Jakarta - Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD akan dipersenjatai rudal Mistral buatan Perancis. Mistral telah digunakan TNI AL untuk melindungi kapal perang dari serangan udara.

Mistral dipasang di ranpur Komodo produksi PT. PINDAD. Sistem rudal Mistral yang dibeli oleh TNI AD dari tipe Atlas, dimana penembakan rudal dilakukan oleh seorang prajurit yang duduk di sistem peluncur dan dibantu tiga prajurit.


Sistem peluncur dapat dicopot dari ranpur, jika medan operasi tidak dapat dijangkau oleh ranpur pembawa sistem peluncur.


Peluncuran rudal dipandu oleh radar MCP, dimana mampu mendeteksi sasaran awal 30 km dan menangkap 20 sasaran pada waktu bersamaan. Radar dirancang berkemampuan anti-jamming, penindaan teman atau musuh dan dapat dioperasikan siang dan malam di segala medan serta cuaca. Radar MCP dioperasikan oleh tiga prajurit.


Sistem peluncur rudal Mistral (Foto Berita HanKam)

Rudal Mistral mempunyai jarak tembak effektif 6,2 km dan ketinggian 4 km. Kecepatan rudal mencapai 2,5 mach dan diklaim probabilitas melumat sasaran hingga 97%.

Arhanud juga akan dipersenjatai rudal Starstreak yang mempunyai jarak tembak effektifnya lebih jauh dari Mistral. Kedua jenis rudal ini akan menggantikan peran rudal RBS-70 dan Rapier dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Mistral Komodo (Foto Enongmu)

@ Berita Hankam
0

Kami Siap Rawat Tank Leopard

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZwnDxqOGMoT6tF_SXALe1k6d6oBvV9W_kE1NlekzAgl51V4TKAEut47ADlwlJyUsPvm42SVyOUXYUAphBjHms2spNd2RSRCNIVpPG29oxUbB-ta1UgWyzJBd5Wmy14VX7w7CjI3cc728/s1600/Leopard_MBT_Revolution_main_battle_tank_Rheinmetall_Defence_German_Germany_Defense_Industry_military_technology_001.jpg
MBT Leopard Revolution
Jakarta - PT Pindad menyambut baik disahkannya Undang-undang Industri Pertahanan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan UU itu, industri pertahanan semakin dubutuhkan oleh negara.

Demikian disampaikan oleh Direktur PT Pindad, Adik Afianto kepada VIVAnews, di Bandung, Jawa Barat, Kamis 4 Oktober 2012. "Kami sangat antusias jika UU ini benar disahkan, kami juga akan menyiapkan seluruh unsur serta komponen yang disesuaikan dengan amanat UU tersebut," kata Adik.

Menurut dia, ada beberapa poin dalam UU tersebut yang menyatakan industri pertahanan negara harus dilibatkan dalam proses pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) miliki negara yang dibeli dari luar negeri. "Jika melihat perkembangan sekarang, seperti rencana pembelian Tank Leopard, kami diminta mempersiapkan SDM untuk maintenance," katanya. PT Pindad, tambah Adik, siap menjalankan amanat UU tersebut, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menyatakan UU ini dibuat untuk menguatkan sistem pertahanan persenjataan negara. "Kita harus memiliki kekuatan bersenjata yang cukup kuat, maka kita membutuhkan alutsista, anggaran alutsista kita per tahun Rp 30 trilliun. Jika kita memanfaatkan industri yang ada di dalam negeri itu jauh lebih dari cukup," terang TB Hasannudin.

Dalam UU tersebut juga, kata dia, beberapa industri pertahanan di Indonesia akan dilakukan penyehatan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri militer. "Ada banyak nilai ekonomis jika UU ini berjalan dengan baik, jangan sampai ketergantungan ke pihak asing terus dilakukan negara kita," kata dia.

Dalam dua tahun ke depan, tambah Hasanuddin, Indonesia perlu merevitalisasi BUMN industri pertahanan. Lima tahun berikutnya, merupakan persiapan untuk produksi massal. "Dan sepuluh tahun ke depan kita tidak boleh membeli sebutir peluru pun dari luar negeri. Baik senjata , pesawat tempur, dan alutsista lainnya. Saya yakin negara kita bisa bangkit," ungkap dia.

© Vivanews
0

6 Oktober, TNI AD memamerkan Alutsista di Monas

Panser Anoa (Ryan Boedi)
Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat berencana memamerkan sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) terbaru pada Sabtu (6/10) hingga Senin (8/10) di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.

"Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI Ke-67 yang jatuh pada 5 Oktober 2012, kita akan memamerkan beberapa alutsista yang terbaru dari Artileri Medan (Armed), seperti roket 'Multiple Launch Rocket System' (MLRS)/Astros dari Brazil dan Meriam 155 mm/Caesar buatan Prancis," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Sisriadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, roket MLRS yang dibeli sebesar 405 juta dolar AS itu memiliki jarak tembak hingga 85 kilometer dan merupakan senjata yang sangat menakutkan.

"Senjata ini terbukti ampuh dalam perang teluk. Senjata ini telah digunakan oleh Irak dan Arab Saudi. Kita mendapat sekitar 2 1/3 batalyon, padahal direncanakan kita hanya mendapat satu batalyon," ucapnya.

Sementara Meriam 155 mm/Caesar yang dibeli dengan harga 170 juta dollar AS itu memiliki daya hancur, akurasi, dan daya geraknya yang mengagumkan.

"Senjata ini yang paling dibanggakan. Kita mendapat dua batalyon dari rencana semula hanya satu batalyon. Setiap senjata yang dibeli oleh TNI AD merupakan senjata yang unggul dikelasnya," ujar Sisriadi.

Selain dua senjata baru itu, TNI AD juga akan memamerkan senjata artileri lainnya, seperti Meriam 76/Trk buatan bekas negara Yugoslovakia, Meriam 155/FH 2000 buatan Singapura dan Meriam 105 AMX.

Untuk senjata kavaleri, TNI AD memamerkan Tank Scorpion, AMX-13 (paling banyak yang dimiliki Indonesia), Panser VAB NG buatan Pindad, Panser V 150 dan Panser Anoa.

Sedangkan "Main Battle Tank" (MBT) Leopard dari Jerman, kata dia, belum bisa dipamerkan saat ini karena tank seberat 60 ton baru tiba ke Indonesia pada November 2012.

Senjata Artileri pertahanan udara (Arhanud) yang dipamerkan di Monas itu, yakni Meriam 40 mm L-70 (yang memperkuat TNI AD sejak Tahun 1970), Meriam 23 mm/Giant Bow dari China, Meriam Grom Composite dari Polandia dan Meriam RBS 70 dari Swedia.

Untuk penerbangan angkatan darat sendiri, TNI AD akan memamerkan sejumlah heli serbu dan heli serang. Heli serbu yang akan dipamerkan Heli Bell 412 dan Heli MI-17 dari Jerman & Rusia, sementara Heli Serang yang akan dipamerkan, yakni Heli MI-35P dan Heli Bolcow buatan Jerman.

"Kesatuan Zeni juga akan ikut serta memamerkan alat-alat penjinak bahan peledak (jihandak)," paparnya.

Selain itu, tambah Kadispenad, sejumlah industri pertahanan dalam negeri, seperti PT DI dan PT Pindad juga akan membuka stand di pameran tersebut.(*)

0

Timor Leste Pesan Panser dari Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4pFC_ZxiEymBV4u_MLzLwhzhFxkibwnoNI8rvYenm98r-O1Zozm0DzBbpLy30tQ13hAomdJC2yIQLNjxbgDUOXn6sZESBVvPxyHsgxnRvPBibc02bCwdGaIqQ9uBllc__laS09xPefW2q/s280/PNTL.jpgPindad pernah memamerkan rancangan panser 4x4 untuk Kepolisian Timor Leste (Foto : elang-guntur)

Jakarta - Timor Leste akan memesan panser atau tank dari PT Pindad Persero pada tahun ini. "Saat ini masih proses negosiasi, tinggal penyelesaiannya," kata direktur utama Pindad, Adik Avianto, Sabtu 1 September 2012.

Ia akan berangkat ke Timor Leste pada 12 September 2012 mendatang bersama tim perusahaan untuk menandatangani surat perjanjian dengan delegasi Timor Lester. Menurut Adik, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan telah setuju dengan rencana ekspor panser.

Setelah penandatanganan, proses selanjutnya adalah membicarakan perjanjian pembayaran. Nantinya negara tersebut membayar secara kredit ke Bank Mandiri. Mengenai nilai pembelian, Adik belum bisa menjelaskan. Sebabnya, "Timor Leste belum memastikan jenis panser yang dipesan. Jadi tergantung kebutuhan," Adik berujar. Begitu juga dengan jumlah yang akan dipesan.

Harga panser dengan jenis 4x4 atau yang biasa digunakan pada medan ringan, seperti perkotaan, per unitnya senilai Rp 4 miliar. Namun harga akan naik jika ditambahkan dengan asesoris seperti senjata atau kamera pengintai. Sedangkan panser bagi medan berat, atau jenis 6x6 harga per unitnya Rp 8 miliar.

0

Roket dan Panser Indonesia Disukai Dunia

http://assets.kompas.com/data/photo/2010/01/15/1803441p.JPGIndonesia juga sudah mengembangkan industri pertahanan nasional. Panser Anoa buatan PT Pindad ini salah satu contohnya.(Foto: KOMPAS/DWI BAYU RADIUS)

Teknologi militer untuk pertahanan dan keamanan tidak lagi didominasi Amerika dan Eropa. Kini Indonesia pun sudah memproduksi sendiri persenjataan militer.

Penghujung Maret lalu, sebanyak 50 roket R-Han 122 diluncurkan di Pusat Latihan Tempur TNI Angkatan Darat Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan. Wakil Menteri Pertahanan dan Keamanan Sjafrie Sjamsoeddin, Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Riset Kementerian Ristek Iptek Teguh Rahardjo, Wakil Gubernur Sumatra Selatan Eddy Yusuf, Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal Nugroho Widyotomo, dan Komandan Kodiklat TNI-AD Letnan Jenderal Gatot Numantyo ikut hadir dalam peristiwa bersejarah itu karena untuk pertama kalinya diluncurkan roket militer buatan Indonesia.

Peluncuran roket berlangsung mulus. Roket R-Han 122 ini merupakan pengembangan roket sebelumnya D-230 tipe RX 1210 yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, yang memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach.

Perjalanan lahirnya roket militer R-Han 122 cukup panjang. Berawal pada 2007 saat Kementerian Riset dan Teknologi membentuk Tim D230 untuk mengembangkan roket berdiameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 kilometer. Prototipe roket D-230 ini dibeli Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk memperkuat program seribu roket. Pemerintah membentuk Konsorsium Roket Nasional dengan ketua konsorsium PT Dirgantara Indonesia (DI), sebagai wadah memasuki bisnis massal. Ketua Program Roket Nasional Sonny R Ibrahim menjelaskan rencana pembuatan roket secara massal sudah ada sejak 2005. Namun, baru dikembangkan roket D-230 pada 2007 hingga terbentuk konsorsium tersebut.

Konsorsium itu beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket. Sony menyebutkan, di dalam konsorsium terdapat PT Pindad yang mengembangkan launcher dan firing system dengan menggunakan platform GAZ, Nissan, dan Perkasa yang sudah dimodifikasi dengan laras 16/warhead dan mobil launcher (hulu ledak). Kemudian juga PT Dahana menyediakan propellant, PT Krakatau Steel mengembangkan material tabung dan struktur roket. PT Dirgantara Indonesia membuat desain dan menguji jarak terbang.

Pendukung lain dalam konsorsium adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut menyediakan alat penentu posisi jatuh roket. ITB menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket tiba di sasaran. Sejumlah perguruan tinggi lainnya, yakni UGM, ITS, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Suryadharma, ikut terlibat di dalam pengembangan roket tersebut. Nama D-230 kemudian diganti menjadi R-Han 122 karena sudah dibeli Kementerian Pertahanan.

Sistem isolasi termal untuk membuat roket militer tidaklah mudah. Para periset beberapa kali melakukan uji coba hingga menemukan kesempurnaan pada roket R-Han 122 itu.

Sonny menjelaskan, pada 2003 para periset menggunakan material kritis dengan ketebalan baja 1,2 mm, tetapi produk justru cepat jebol.

Kemudian para peneliti mulai memperbaiki sistem isolasi termal. Saat roket meluncur sempurna dibutuhkan suhu 3.000 derajat Celcius. Pembakaran dengan menghasilkan suhu tinggi bisa berakibat fatal apabila sistem isolasi termal tidak bekerja dengan baik. Karena itu, di ruang isolasi termal diberi karet atau polimer yang bisa menghambat panas. Untuk material roket, dipilih bahan yang ringan, yakni aluminium, karena bisa menghambat panas. Perubahan-perubahan itu ternyata menghasilkan roket yang tidak pernah rusak saat diujicobakan.

"Karena termalnya bekerja cukup baik, roket itu bisa terbang tepat sasaran dan tidak pernah rusak selama uji roket," imbuh Sonny yang mengatakan bahwa R-Han 122 berfungsi sebagai senjata berdaya ledak optimal dengan sasaran darat dan jarak tembak sampai 15 km.

Tidak hanya roket yang sudah dibuat di dalam negeri. Sebelumnya, PT Pindad telah memproduksi panser yang merupakan hasil pengembangan riset dari BPPT sejak 2003. PT Pindad meneruskan hasil riset BPPT khususnya untuk panser Angkut Personel Sedang (APS). PT Pindad dan BPPT akhirnya mengembangkan riset APS-1 sampai ke APS-3 yang punya kemampuan bermanuver di darat, perairan dangkal dan danau. Pengembangan riset tersebut akhirnya menghasilkan varian 4X4 dan disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya pada varian 6x6.

Ujicoba panser APS-3 ini dilakukan awal 2007 dan pada 10 Agustus 2008 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Kementerian Pertahanan memberi nama APS3-ANOA. Sejak itu Pindad memproduksi 10 panser pertama APS-3 ANOA. Dalam perkembangannya, Pindad terus mengeluarkan seri-seri terbaru APS-3 ANOA ini. Selain varian kombatan, ANOA juga memiliki varian lain seperti untuk angkut medis, logistik, armored recovery vehicle (penderek ranpur yang sedang mogok) dan varian mortir.

Saat ini Kementerian Pertahanan telah memesan 100 panser ANOA yang ternyata disukai negara-negara tetangga. Salah satunya Malaysia yang sudah berminat membeli sejumlah panser ANOA dari PT Pindad. Dan tak kalah penting, panser buatan Indonesia ini juga dipakai untuk kelengkapan persenjataan Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon.