Monday, 27 December 2010

Inovasi Muncul Karena Kebutuhan Dan tantangan

Lahan rawa pasang surut, sistem pengelolaan air, teknologi pasca panen dan pemasaran hasil pertanian merupakan permasalahan yang kerap dihadapi oleh para petani di Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi petani di Telang. Ditengah keterbatasan yang ada, petani yang sebagian besar merupakan transmigran dari pulau Jawa itu tidak mau tinggal diam, mereka terus berusaha untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian mereka. ”Saya bisa panen lebih dari 2 kali dalam setahun dan Alhamdulillah saya sudah bisa menunaikan ibadah haji dari hasil panen saya”, demikian diungkapkan Soepir, salah seorang figur petani sukses di Desa Telang Karya pada saat kunjungan lapangan petani di daerah reklamasi rawa pasang surut, Telang.

Keunggulan Soepir tersebut diperoleh dari upaya pengelolaan air di persawahan pasang surut dengan membuat pintu-pintu air dan gorong-gorong. Pengelolaan air yang baik membuat kebutuhan air di persawahan tersebut menjadi teratur sesuai dengan kebutuhan. Inovasi ini merupakan salah satu hasil litbang dari Universitas Sriwijaya yang di implementasikan di Desa Telang Karya.

Bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya, Pemkab Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan dan Kementerian Riset dan Teknologi pada tanggal 22 -23 Desember 2010 diadakan Pelatihan dan Bimbingan Teknis mengenai ”Pengendalian Muka Air di Petak Tersier di Daerah Rawa Pasang Surut” dengan narasumber yang berasal dari Universitas Sriwijaya, Dinas Pertanian dan Dinas Pengairan Pemkab Banyuasin. Diawali dengan kunjungan ke persawahan yang telah berhasil melakukan panen 2 kali dalam setahun, dilanjutkan esok harinya dengan pelatihan. Acara tersebut diikuti oleh para petani yang berasal dari kelompok tani di Desa Mulya Sari, Kabupaten Banyuasin. Hadir dalam kesempatan itu, Masrizal, Staf Ahli Menteri Bidang Pangan dan Pertanian bersama dengan Purwandoko-Kabid Analisis, Irmawati-Kasubbid Badan Usaha dan Lembaga Penunjang, dan Aswin Firmansyah-staf Asdep Kompetensi Kelembagaan, serta Sentot Setiono dari Direktorat Jenderal Anggaran. Dalam pelatihan dan bimbingan teknis tersebut diungkapkan akan pentingnya sistem pengelolaan air dalam rangka mengendalian muka air melalui pembangunan pintu air.

Kegiatan diatas dilakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil kunjungan pada tanggal 25 November 2010 lalu (link). Selain itu juga sebagai upaya menghilirkan hasil-hasil litbang agar dapat diimplementasikan di masyarakat yang mebutuhkannya. Lebih khusus lagi, tujuan akhir dari kegiatan ini adalah peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan dukungan kebijakan teknologi dalam rangka penguatan sistem inovasi nasional. Untuk menjawab tantangan yang dihadapi khususnya oleh petani di daerah reklamasi lahan pasang surut tersebut tentunya diperlukan peran aktif dan kerjasama serta sinergi antar berbagai institusi, baik pemerintah pusat, daerah, perguruan tinggi, dan pelaku industri/dunia usaha dengan melakukan berbagai inovasi yang sesuai dengan pemanfaatan potensi daerah. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi (KRT), maka dukungan yang dapat diberikan berupa kebijakan dan pengkoordinasian kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi untuk mempertajam prioritas penelitian, memperkuat kapasitas kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk sumber daya manusia yang handal dalam penelitian dan pengembangan sumberdaya alam dalam rangka mendukung ketahanan pangan. (ir/adkk/ humasristek)


Ristek

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...