JAKARTA--MICOM: Dua siswa SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), Yusman Ahmad Nur, 15, dan Anisa Naziha, 15, berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Kedua siswa ini telah sukses memenangkan medali emas untuk kategori High School (SMA) di kompetisi desain bergengsi internasional, yaitu Dreamline 7th International Design Olympiad 2011.
Proses seleksi dan penyerahan penghargaan dilangsungkan di Ankara, Turki. Kedua siswa dengan karya inovatif berjudul Environmental Cycle itu berhasil menyingkirkan
6.150 peserta lainnya dari 43 negara.
Environmental Cycle adalah inovasi pada sepeda. Yusman dan Nisa memanfaatkan energi potensial pegas yang dapat menghemat tenaga pengendara sepeda hingga 680% atau hampir tujuh kali lebih hemat tenaga.
Bila menggunakan sepeda biasa, seorang pengendara sepeda harus mengayuh hingga 160 kali untuk menempuh jarak 1 km. Tapi, bila menggunakan Environmental Cycle, ia cukup mengayuh 23 kali saja.
"Ide Environmental Cycle berawal dari kekhawatiran kami akan semakin minimnya sumber mineral yang dikarenakan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor. Tingkat polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga semakin tinggi. Salah satu solusi atas permasalahan ini sesungguhnya adalah dengan mengajak masyarakat luas untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi harian," kata Yusman.
"Namun sering kali kami mendengar keluhan bahwa mengendarai sepeda terlalu melelahkan. Dari permasalahan inilah kami mendapatkan ide untuk menciptakan sepeda yang dapat meringankan upaya penggunanya melalui efisiensi kayuhan," tambahnya.
Dengan keterbatasan dana yang ada, Yusman dan Nisa, yang masih duduk di tingkat 10 (kelas 1) di SMAN 10 (Sampoerna Academy) Malang, Jawa Timur, memanfaatkan berbagai barang bekas yang mereka temukan di sekitar sekolah untuk membangun prototipe sepeda impian mereka. Prototipe sepeda yang akhirnya membawa mereka mengharumkan nama bangsa ini dibuat dari bekas alat mesin fotokopi, bekas mesin sepeda motor, serta pegas tua yang mereka temui di toko barang rongsokan.
Memenangkan hadiah uang sejumlah 3.500 Turki Lira atau senilai kurang lebih Rp20 juta, Yusman dan Nisa berencana menggunakan dana ini untuk membiayai penelitian mereka berikutnya. Mereka juga berencana untuk memperoleh hak paten atas hasil karya mereka ini.
"Keberhasilan dari Yusman dan Nisa ini membuktikan bahwa sesungguhnya anak-anak Indonesia memiliki potensi dan talenta yang besar serta kecerdasan yang tinggi. Yang dibutuhkan hanyalah akses terhadap pendidikan yang berkualitas agar dapat bersaing di kancah global. Keberhasilan siswa Sampoerna Academy sangat membanggakan. Ini juga mendorong kami untuk merangkul lebih banyak lagi pihak untuk mendukung penciptaan calon-calon pemimpin bangsa," kata Nenny Soemawinata selaku Managing Director Putera Sampoerna Foundation dalam rilis yang diterima mediaindonesia.com, Kamis (14/4).
Seperti halnya 300 siswa lainnya yang bersekolah di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), Yusman dan Nisa adalah dua anak bangsa yang memiliki prestasi akademik yang gemilang namun berasal dari keluarga prasejahtera. Sampoerna Academy merupakan bagian perwujudan visi Putera Sampoerna Foundation dalam rangka mencetak calon-calon pemimpin masa depan melalui pendidikan yang berkualitas guna menghadapi tantangan global.
Diluncurkan pada 2009, Sampoerna Academy merupakan jaringan sekolah bertaraf internasional berasrama setingkat SMA yang menerima di antara 5-10% teratas siswa berprestasi dan berkarakter dari SMP, khususnya yang berasal dari keluarga prasejahtera dan memiliki kualitas kepemimpinan di dalam dirinya. (OL-5)
• MediaIndonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment