Tiga fase gerhana bulan total yaitu bulan saat mulai masuk umbra atau bayang-bayang bumi (kiri), gerhana total (tengah) dan akhir gerhana (kanan), di Gianyar, Bali, Kamis (16/6). Gerhana yang terjadi mulai pukul 02.23 WITA - 06.02 WITA tersebut merupakan fenomena langka yaitu gerhana bulan dengan fase total lebih dari 100 menit. (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Kupang (ANTARA News) - Gerhana bulan total yang diperkirakan terjadi Sabtu malam pukul 21.30 WIB, bakal mempengaruhi pergerakan ombak (gelombang) di sejumlah perairan Indonesia, meskipun dampak yang ditimbulkan masih dalam tataran normal.
Gerhana bulan total itu dapat diamati dari wilayah Australia, Asia, Eropa, sebagian besar Afrika, dan Amerika Utara, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Saiful Hadi.
"Sementara pengamat di Amerika Selatan tidak dapat menyaksikannya. Gerhana bulan total ini dapat diamati dari Indonesia pada awal malam tanggal 10 Desember 2011," kata Saiful di Kupang, Sabtu.
Menurut Saiful, fenomena alam itu tidak perlu dikhawatirkan karena hasil deteksi petugas Geofisika melalui foto satelit, dampak yang ditimbulkan masih dalam tataran normal, dimana pergerakan gelombang di sejumlah perairan di Indonesia rata-rata antara 1 hingga 1,5 meter.
Beberapa kondisi perairan yang akan terpengaruh gerhana bulan itu di antaranya perairan Laut Timor, Laut Sawu, Laut Flores, Selat Rote, Selat Ombay, Selat Sape, hingga Selat Arafuru. "Sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh para pelaut, nahkoda kapal, dan jenis pelayaran lainnya."
Menurut dia, gerhana bulan merupakan peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan itu, katanya, hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Ia menyebut, pada 2011 telah diprediksi terjadi empat kali Gerhana Matahari Sebagian (GMS) yaitu 4 Januari 2011, 1 Juni 2011, 1 Juli 2011, dan 25 November 2011.
"Keempatnya tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia," katanya.
Gerhana Bulan Total diprediksi terjadi pada 15 Juni 2011 dan 10 Desember 2011. Kedua gerhana itu dapat disaksikan dari wilayah Indonesia berupa GBT pada 16 Juni 2011 dini hari dan GBT 10 Desember 2011 malam hari.
BMKG sebagai institusi pemerintah yang salah satu tugas pokok dan fungsinya dalam hal pengamatan posisi bulan dan matahari, penentuan tanda waktu, dan pelayanan informasi tanda waktu, berkepentingan dengan pelayanan informasi GBT 10 Desember 2011 tersebut.
Gerhana Penumbra mulai (P1) 11:33:36 UT (18:33:36 WIB), Gerhana Sebagian mulai (U1) 12:45:43 UT (19:45:43 WIB), Gerhana Total mulai (U2) 14:06:16 UT (21:06:16 WIB), Puncak Gerhana Total 14:31:49 UT (21:31:49 WIB).
Gerhana Total berakhir (U3) 14:57:24 UT (21:57:24 WIB), Gerhana Sebagian berakhir (U4) 16:17:58 UT (23:17:58 WIB), Gerhana Penumbra berakhir (P4) 17:29:57 UT (00:29:57 WIB) atau pada 11 Desember 2011.
Berdasarkan data itu, katanya, dapat diketahui bahwa durasi gerhana dari fase Gerhana Penumbra mulai (P1) ke Gerhana Penumbra berakhir (P4) selama lima jam 56 menit 21 detik.
Fase Gerhana Sebagian mulai (U1) hingga Gerhana Sebagian berakhir (U4) berlangsung selama tiga jam 32 menit 15 detik.
Durasi fase total yaitu dari Gerhana Total mulai (U2) hingga Gerhana Total berakhir (U3), berlangsung selama 51 menit 8 detik.
"Setiap gerhana dapat diprediksi. Hal ini terkait dengan suatu siklus gerhana yang disebut seri Saros. Dalam seri Saros ini, GBT 10 Desember merupakan anggota ke-23 dari seri Saros 135 yang jumlah anggotanya 71 buah gerhana bulan," katanya.
Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GBT 10 Desember 2011 adalah GBT 29 November 1993, sedangkan gerhana yang berasosiasi sesudahnya adalah GBT 20 Desember 2029.
(ANT-084/M029)
• Antaranews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment