Dahlan Iskan. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan berencana menggabungkan tiga BUMN produsen mesin dan alat berat (engineering). Ketiga perusahaan negara itu adalah PT Industri Kereta Api (Inka), PT Barata Indonesia, dan PT Boma Bisma Indra (BBI).
“Tiga BUMN ini belum bisa digabung sekarang, masih ada satu tahap lagi yang harus dilalui,” ujar dia menjelaskan saat wawancara di sebuah hotel di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu 14 Januari 2012.
Rencana merger ini diambil setelah Dahlan bertemu dengan sedikitnya 12 pimpinan BUMN di kantor PT Inka, Jumat malam, 13 Januari 2012.
PT Inka sudah berada pada tahap siap take off dan sudah melewati masa krisisnya. Namun PT Barata Indonesia masih taraf konsolidasi. “Bahkan Boma Bisma Indra masih taraf kristalisasi,” ujar dia menekankan.
Langkah awal sebelum menggabung ketiganya, Dahlan akan memproses akuisisi pada dua BUMN yang belum siap. “PT Boma Bisma Indra akan diakuisisi (diambil alih) PT Barata Indonesia,” katanya.
Setelah akuisisi keduanya dan siap digabung, baru dilakukan merger dengan PT Inka. “Setelah Barata dan Boma Bisma Indra digabung, akan dipikirkan untuk jadi satu dengan Inka. Bentuknya belum tahu,” ucap bekas wartawan Tempo dan CEO Jawa Pos ini.
Merger itu menurutnya akan semakin mempermudah dan meningkatkan kerja produksi ketiganya. “Kalau bersatu akan mudah bisa membuat apa saja,” ujarnya.
PT Inka, PT Barata Indonesia, dan PT Boma Bisma Indra sama-sama bergerak di bidang produksi alat berat, permesinan, dan instalasi, terutama untuk keperluan industri beberapa bidang seperti transportasi, pengolahan energi, pabrik gula, dan sebagainya.
Saat ini Dahlan menginginkan PT Inka tetap fokus ke industri kereta api. Sedangkan PT Barata Indonesia fokus dalam memproduksi permesinan dan alat berat untuk pabrik-pabrik gula, instalasi minigas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG), dan konstruksi baja.
Sementara PT Boma Bisma Indra diarahkan jadi BUMN spesialis pembangun instalasi pabrik kelapa sawit. “Jadi nanti Barata spesialis ke pabrik gula dan engineering energi. Sedangkan PT Boma Bisma Indra fokus dulu ke pabrik kelapa sawit,” ujarnya. (ISHOMUDDIN)
• TEMPO.CO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment