Dua mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar berhasil merakit mesin kendaraan yang memadukan tenaga surya dengan mesin bensin. Mereka menyebut karyanya Gokart Hybrid.
Kedua mahasiswa Jurusan Teknik Mesin FT Unhas Makassar tersebut yakni Nasdi Elwan (24) dan Sastian Kiston (24). Mahasiswa FT Unhas angkatan 2006 ini berhasil mengembangkan bentuk teknologi baru di dunia otomotif Tanah Air, sekaligus meyakinkan dunia bahwa mahasiswa asal Makassar juga bisa bersaing dalam bidang pendidikan.
Rangkaian mesin Gokart Hybrid roda empat ini memang belum dibenamkan ke dalam bodi kendaraan mobil pada umumnya. Saat ini, masih menggunakan rangka sangat sederhana yang memiliki panjang 194 cm dan lebar 85 cm, belum sampai pada tahap penyempurnaan desain dan sistem aerodinamis.
"Gokart hybrid ini baru sebatas konsep dasar untuk melihat cara kerja perpaduan antara mesin bensin dan mesin bertenaga surya. Tentu saja bisa dikembangkan," kata Nasdi Elwan.
Namun, jika dikembangkan, pria kelahiran Soppeng 23 September 1988 ini meyakini bahwa, hasil karyanya tersebut mampu bersaing dengan kendaraan mobil yang telah ada. Bahkan, jika lebih dikembangkan wujudnya bisa disandingkan dengan mobil mewah yang banyak digunakan oleh konglomerat.
"Nantinya akan memakai tenaga angin. Tentu namanya akan berubah, bukan lagi hybrid tapi super hybrid karena memadukan tiga sumber energi," katanya.
Dia memiliki alasan tersendiri mengembangkan teknologi otomotif ini. Menurutnya, salah satu persoalan di negeri ini adalah ketersediaan bahan bakar yang tidak sebanding dengan konsumsi bahan bakar yang lebih besar. Sehingga butuh teknologi yang bisa menghemat bahan bakar, terutama pada kendaraan. Salah satunya yang berkembang adalah energi terbarukan yang bisa mengantikan bahan bakar, yakni energi surya.
Konsep energi surya sangat sederhana yakni mengubah energi surya menjadi energi listrik dengan alat yang disebut sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.
"Bahan bakar hemat sampai 50 persen dibandingkan dengan kendaraan mobil yang lain, karena kita menggunakan sumber daya listrik lainnya yakni tenaga surya," ujarnya.
Warga Jalan Bung, Perumahan Bung Permai A7 Nomor 4 Makassar ini menjelaskan cara kerja sederhana mesin mobil ini. Energi listik dari matahari diperoleh dari panel surya yang dipasang pada bagian atap gokart ini. Panel selebar 0,8x0,9 meter yang dibeli seharga Rp3 juta dari Surabaya tersebut bisa menghasilkan daya listrik sampai 80 watt.
"Saya pernah uji coba di Makassar panel surya ini menyerap panas matahari selama dua jam. Hasilnya cukup mengagetkan karena rupanya panas yang dihasilkan bisa sampai 100 watt atau lebih besar dibandingkan pada yang ada di katalog yang hanya 80 watt. Mungkin karena Makassar memang panas," kata pria asal Kabupaten Soppeng ini.
Dia menjelaskan, energi listrik yang dihasilkan panel surya ini kemudian dialirkan ke aki dan selanjutnya motor listrik DC 12 volt yang ditaruh pada bagian lain di gokart ini. Rangkaian listrik ini yang kemudian menggerakkan roda gokart berbobot sekitar 100 kilogram tersebut.
Sebagai bahan percobaan, dia menggunakan panel surya selebar 0,8x0,9 meter dan satu aki. Hasilnya, mobil ini hanya bisa bergerak dengan kecepatan 50 kilometer per jam.
Nasdi mengakui, daya dorong mesin masih rendah sebab menggunakan panel surya yang hanya menghasilkan engeri listrik 80 watt. Namun, kata dia jika ingin laju kendaraan lebih kencang cukup menambah lebar panel surya sehingga daya listrik yang dihasilkan akan lebih besar pula.
"Rencana awal sebenarnya kami menggunakan panel surya yang lebih lebar sehingga bisa menghasilkan sampai 2.000 watt dan tiga aki. Tapi, sayangnya anggaran kami sebagai mahasiswa sangat terbatas," ujar dia.
Jika mesin bertenaga surya hanya bisa menghasilkan kecepatan 50 kilometer per jam, berbeda jika dialihkan menggunakan mesin bensin. Gokart ini menggunakan mesin sepeda motor 125 cc. "Kalau kita matikan mesin tenaga surya lalu mesin bensin yang kita gunakan, kecepatannya bisa 100 meter per jam," kata dia.
Karya ini, Nasdi menjelaskan, sebenarnya bukanlah sebuah proyek besar seperti yang dilakukan oleh siswa SMK di Solo Jawa Tengah. Dia juga tak ingin produk ini disejajarkan dengan hasil karya siswa yang rencananya akan diproduksi massal.
Sebab, kata dia, gokart miliknya dirakit sebelum mobil Esemka ramai diperbincangkan oleh publik nasional. Gokart Hybrid ini adalah tugas akhir sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana teknik di FT Unhas. Karya ini adalah wujud dari skripsi berjudul "Pengaruh Sel Surya Terhadap Kinerja Mobil Hybrid Sederhana Motor Bensin dan Motor Listrik" yang ditulis bersama rekannya ini.
Dia mengakui, kendaraan ini masih banyak kekurangannya, seperti pada bentuk aerodinamis, massa kendaraan, dan masih kurangnya energi surya yang dipakai.
Namun, dia optimistis rangkaian mesin ini bakal dilirik oleh kalangan industri, setidaknya untuk dimanfaatkan di sektor pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian. (kampus.okezone.com/ humasristek)
• ristek.go.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment