Sunday, 15 January 2012

Dahlan Iskan: Mobil Dalam Negeri Belum Bisa Jadi Industri

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengendarai mobil GEA dari pabrik PT Inka di Kota Madiun. TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Madiun - Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai produksi mobil dalam negeri yang dibuat BUMN seperti PT Industri Kereta Api (Inka) belum bisa disebut sebagai industri mobil nasional.

“Industri mobil itu maksudnya ya membuat, menjual, purnajual, sampai mencarikan solusi keuangannya. Kalau Inka masih sebatas memproduksi, itu pun tergantung pada order,” ujarnya saat diwawancarai di sebuah hotel di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu, 14 Januari 2012.

Namun, menurutnya, pada saat tertentu, PT Inka bisa menciptakan industri mobil selain tetap fokus ke industri kereta api. “Biarkan Inka fokus memajukan industri kereta api yang pasar di Asia cukup besar selain dalam negeri,” ujar menteri kelahiran Kabupaten Magetan, Jawa Timur, ini.

Dahlan menilai PT Inka sudah bisa memproduksi mobil dengan merek Gulirkan Energi Alternatif (GEA). “Inka bisa memanfaatkan production line di kereta api untuk memproduksi mobil meski tidak sempurna,” katanya. Apalagi sampai sekarang mobil GEA buatan Inka diproduksi sesuai dengan pesanan.

Ketika dikembangkan jadi industri mobil, menurutnya Inka tak perlu menggandeng BUMN lain yang memiliki kompetensi bidang engineering. “Nggak perlu. Cukup Inka yang membuat,” ujarnya. Apalagi produksi mobil GEA Inka sudah memiliki pasar meski masih kecil. “Jadi silakan siapa saja yang mau memesan,” katanya.

Dahlan sempat melihat pabrik pembuatan kereta Inka dan produksi mobil GEA. Menurutnya, Inka yang sempat dilanda krisis sudah mampu melewati masa sulit itu. “Inka sudah siap take off, tinggal bagaimana cara take off-nya,” ucapnya.

Sementara itu potensi keterampilan siswa SMK yang membuat mobil merek Esemka, menurut Dahlan, hanya sebatas proses pembelajaran, bukan proses produksi. Bahkan, baginya, pembelajaran itu bisa ditularkan ke generasi siswa selanjutnya. “Sebaiknya mobil Esemka itu dipereteli lagi untuk dirakit adik kelasnya, begitu seterusnya,” ujarnya.

Namun tak menutup kemungkinan potensi siswa itu bisa diakomodasi BUMN ataupun swasta untuk dijadikan teknisi dalam produksi otomotif. “Ini kita tangkap sebagai peluang ketika mereka nanti lulus dan pintar,” tutur mantan wartawan ini.

Direktur Utama PT Inka, Roos Diatmoko, mengatakan Inka sudah lama menjual GEA ke sejumlah pihak. “Mulai dari perusahaan swasta sampai instansi pemerintah,” katanya. Baru-baru ini Inka bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanudin Makassar dalam memodifikasi GEA menjadi mobil angkutan barang.(ISHOMUDDIN)


TEMPO.CO

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...