Gabriel del Castillo/sxc.hu
JAKARTA, KOMPAS.com — Mengembangkan aplikasi di tengah tren perangkat mobile saat ini tentu menjadi bisnis yang menjanjikan. Tak heran jika banyak bermunculan pengembang aplikasi baru.
Tren ini membawa efek positif untuk perkembangan teknologi di Indonesia. Namun di sisi lain, ada sebagian pengembang yang seakan membuat aplikasi dengan konsep yang kurang matang.
Hal ini diungkapkan Risman Adnan, Director Developer & Platform Microsoft Indonesia, saat menghadiri acara Kompas Tekno Idea di XXI Plaza Senayan Jakarta, Kamis (23/2/2012). "Agar bisa membawa aplikasi asal Indonesia ke tingkat dunia, pengembang aplikasi harus lebih menghargai detail," ujarnya.
Detail itu bisa berupa fungsi ataupun grafis. Untuk game, misalnya, sebenarnya ada beberapa fungsi yang bisa lebih dikembangkan untuk memperkaya sensasi game yang diberikan.
Jika dirasa belum siap, atau belum memberi sensasi gaming yang berbeda, Risman mengatakan, maka ada baiknya jangan dimasukkan dulu ke toko aplikasi karena menurutnya aplikasi yang dibuat pengembang Indonesia juga akan diunduh dan diperhatikan oleh pengembang dari luar negeri. "Harus ada inovasi yang dibawa dalam aplikasi," ucap Risman.
Untuk mengoreksi aplikasi yang dibuatnya, para pengembang bisa memerhatikan respons dari konsumennya. Misalnya, dengan memerhatikan dari negara mana aplikasinya paling banyak diunduh, jumlah aktivasi, hingga komentar atau jumlah review tentang aplikasinya.
"Jangan hanya melihat apa yang telah dilakukan oleh lingkungan sekitar. Pelajari dari sesuatu yang ada di luar lingkungan," tambah Risman.
Dengan ini, seorang pengembang aplikasi tidak hanya mendapat masukan dari orang sekitar atau kerabat dekat yang hanya memberi saran positif, tetapi juga bisa mendapat kritik yang membangun.
"Kita butuh masukan dari orang yang bisa menilai kekurangan atau bahkan menjelek-jelekkan aplikasi yang kita buat. Ini akan menjadi motivasi untuk kita semua," tutup Risman.
• KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment