Monday, 26 March 2012

Di Bandung, Gas Melon Bisa Jadi BBM Sepeda Motor

Pengendara sepeda motor bisa menghindari kenaikan harga bahan bakar minyak, caranya dengan memakai gas tabung melon ukuran 3 kilogram. Tempo/ ANWAR SISWADI

TEMPO.CO, Bandung- Pengendara sepeda motor bisa menghindari kenaikan harga bahan bakar minyak yang rencananya akan diberlakukan 1 April nanti. Caranya dengan memakai gas tabung melon ukuran 3 kilogram. Hasil penelitian seorang peneliti teknologi tepat guna dari Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB, Zuhdi A. Kasim, itu dibagikan untuk ditiru siapa saja yang berminat.

Zuhdi mengikat si melon di jok belakang. Regulator gas pada tabung disambungkan selang kompresor ukuran 1/3 inci ke tabung pengumpan. Posisi tabung berada di sela kemudi dan jok. Tabung yang dibuat dari bekas kaleng cat berbahan plastik ukuran 5 kilogram itu berfungsi sebagai penampung atau pengumpul gas elpiji.

Tabung pengumpan itu dilubangi masing-masing lima titik pada bagian dasar dan penutup kaleng. Fungsinya untuk mengeluarkan udara di dalam tabung saat kantong plastik keresek mengembang karena terisi gas elpiji. Dari tabung itu, selang kembali dipasang dengan klep untuk diteruskan ke karburator. Klep dipakai untuk membuka dan menutup total aliran gas.

Perombakan sistem motor hanya pemotongan selang bahan bakar ke karburator. Sisanya yang menempel di mesin sekitar 15 sentimeter atau sejengkal tangan orang dewasa. Selang sisa itu sebagai penyambung selang elpiji atau selang bensin yang telah terpotong agar masuk ke karburator. "Ini jadi motor bahan bakar hibrida, bensin, atau gas," katanya kepada Tempo, Minggu, 25 Maret 2012. Salah satu selang hanya tinggal ditekuk lalu diikat karet saat menganggur tak terpakai.

Zuhdi memberi tambahan klep pada selang ke karburator itu pada sepeda motornya yang tak punya pengatur aliran bensin. Jika sudah ada dari pabrikan, katupnya tinggal dibuka penuh agar pasokan gas mengalir ke mesin.

Saat motor akan dijalankan, regulator gas pada tabung elpiji hanya perlu diputar sepertiga bukaan. Selanjutnya bukaan regulator diperbesar ketika motor mulai melaju sesuai kecepatan kendaraan yang diinginkan. Ketika berhenti, bukaan dikecilkan lagi. Selama pasokan gas elpiji mengalir, mesin motor tidak akan mati.

Menurut Zuhdi, motor berbahan bakar hibrida itu lebih cocok di wilayah pedesaan atau pinggiran kota yang bebas macet. "Di pusat kota seperti Bandung dan Jakarta kurang cocok karena motor sering berhenti," ujarnya.(ANWAR SISWADI)


0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...