Kompas.com/Didik Purwanto |
Founder Wujudkan.com Dondi Hananto dan Mandy Marahimin memperkenalkan situs Wujudkan.com. Situs ini merupakan situs crowdfunding yang berpartisipasi dalam mengembangkan industri kreatif Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kini memiliki sebuah situs crowdfunding untuk industri kreatif di Indonesia, yaitu Wujudkan.com. Situs tersebut ingin mendorong partisipasi publik dalam mengembangkan karya kreatif di tanah air.
Pendiri Wujudkan.com Mandy Marahimin menjelaskan situs ini dibuat atas kekhawatiran industri kreatif di tanah air yang tidak didukung oleh publik sendiri. Konsumen hanya dijejali karya-karya yang cenderung bernilai bisnis.
"Melalui situs ini, semua orang bisa memilih untuk memberikan dukungan kepada karya-karya yang mereka inginkan terwujud. Semua orang bisa terlibat aktif dan bukan hanya menjadi konsumen pasif," kata Mandy di Restoran Tjikini Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Awalnya, Mandy selalu melakukan donasi ke sebuah situs crowdfunding di Amerika Serikat. Keinginan untuk memberikan pendanaan tersebut disebabkan karena Mandy adalah seorang pembuat film yang juga ingin membantu orang lain bisa membuat film sepertinya.
Sejak awal 2010, Mandy selalu mendonasikan sekitar 20 dollar AS per bulan kepada situs crowdfunding tersebut. Tapi, lama-lama, Mandy berpikir kenapa tidak membuat situs serupa di tanah air.
"Apalagi banyak calon sineas muda yang ingin membuat film, tapi terkendala dana," jelasnya.
Keinginan tersebut baru bisa terwujud pada Februari 2011. Untuk membuat situs crowdfunding Wujudkan.com, Mandy yang sudah 11 tahun malang melintang di dunia film harus rela merogoh uang tabungannya sendiri. Untungnya, masih ada bantuan dari temannya yang sekaligus menjadi pendiri situs tersebut.
Mereka adalah Dondy Hananto di bidang finansial, Zaki Jaihutan sebagai praktisi legal dan Wicak Soegijoko sebagai seorang pengembang teknologi.
Namun situs tersebut tidak bisa langsung dirilis karena kesibukan dari masing-masing pendiri. Selain itu, mereka juga harus menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan situs itu.
"Pada 21 Februari 2012 lalu, situs ini resmi diluncurkan secara soft launching, baik lewat Facebook, Twitter dan lewat perbincangan antar teman saja," katanya.
Tidak hanya film
Di situs Wujudkan.com, tidak hanya dunia perfilman yang bisa didukung untuk didanai. Namun hingga saat ini, Wujudkan.com baru menampilkan dua proyek kreatif yaitu sebuah album musik untuk anak-anak dari Popzzle dengan judul Tribute to Ibu Soed dan sebuah film layar lebar terbaru Riri Riza dan Mira Lesmana berjudul Atambua 39 derajat celcius.
Bulan April nanti, akan dimasukkan sekitar 5-6 proyek lagi. Berupa film dokumenter, konser, fotografi, fashion hingga desain arsitektur rumah.
"Nanti akan terus berkembang sesuai proyek dari masyarakat. Masyarakat pun bisa bebas memilih mana proyek yang layak dibantu," jelasnya.
Mekanisme donasi
Crowdfunding adalah sebuah konsep pendanaan bersama. Di sini, pendanaan tidak didapatkan hanya dari segelintir dana, tapi justru dari banyak orang.
Konsep crowdfunding ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena di luar negeri situs seperti ini telah berkembang pesat, khususnya dalam tiga tahun terakhir.
Di seluruh dunia telah ada sekitar 460 situs crowdfunding. Salah satu yang terpopuler saat ini adalah Kickstarter.com yang dibuat pada 2009.
Untuk memberikan donasi pada proyek-proyek yang ada, masyarakat bisa melakukan transfer pada bank yang ditunjuk. Sejak dibuka pada Februari lalu, proyek Popzzle Tribute to Ibu Soed telah meraih dukungan sebanyak 36 donatur dengan jumlah dana sebesar Rp 3 juta.
Sementara film Atambua 39 derajat Celcius telah mendapat donasi dari 87 donatur dengan jumlah sekitar Rp 84 juta. Kedua proyek ini masih akan terus berlanjut hingga akhir Mei 2012.
"Tapi bila sampai pada batas yang telah ditentukan, ternyata dana yang dikumpulkan kurang dari target, maka dana akan kami kembalikan kepada donatur," tambahnya.
Alasannya, situs Wujudkan.com memiliki tanggung jawab sosial sebagai penerima donasi dan harus menyampaikan donasi tersebut ke pembuat proyek. Sebenarnya ada dua opsi jika donasi yang terkumpul tidak mencapai target semula.
Pertama, Wujudkan.com akan mengembalikan dana donasi secara penuh ke donatur. Kedua, membuat pengumuman kembali proyek tersebut. Dengan syarat, donasi yang telah diterima Wujudkan.com akan ditawarkan kembali ke donatur, apakah akan diikutkan ke dalam proyek selanjutnya atau dikembalikan.
"Kami tidak ingin membuat film atau proyek yang didanai oleh masyarakat ini dibuat seadanya (dengan dana seadanya). Jika kurang, maka kami akan buka pengumuman lagi. Harapannya akan banyak yang membantu," jelasnya.
Kendala payment gateway
Salah satu kendala terbesar Wujudkan.com adalah mencari sistem pembayaran yang lebih aman dan nyaman bagi komunitas Wujudkan.com. Saat ini Wujudkan.com masih bergantung kepada sistem transfer bank untuk penerimaan donasi, sama seperti kebanyakan situs e-commerce di Indonesia.
Wujudkan.com belum bisa menerima donasi melalui akun Paypal. Hal ini disebabkan Wujudkan.com tidak ingin membebani donatur saat memberikan donasi.
"Saat transfer ke Paypal menggunakan kartu kredit, tentunya ada pajak sekitar 3,5 persen dari jumlah yang ditransfer. Nilai itu cukup memberatkan bagi donatur nantinya," katanya.
Sehingga Mandy menginginkan ada sistem pembayaran online yang memudahkan donatur memberikan donasinya secara cepat dan mudah.
Bisa kirim proposal proyek
Tidak hanya meminta dukungan donasi terhadap proyek-proyek yang ada, Wujudkan.com ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mau mengirimkan proposal proyek ke Wujudkan.com.
"Harapannya makin banyak pilihan proyek yang disukai oleh masyarakat dan yang bisa didanai oleh masyarakat sendiri. Kalau mengandalkan iklan atau sponsor besar, perlu waktu dan rekam jejak (track record) yang lama," katanya.
Saat ini Wujudkan.com telah menerima sekitar 20 proposal proyek baik berupa film, musik, fashion, fotografi, pameran, konser, penulisan buku, film dokumenter dan lain-lain. Sekitar 50 persen dari total proposal proyek yang ada dianggap layak untuk ditampilkan di Wujudkan.com.
"Banyaknya proposal yang masuk membuktikan bahwa Indonesia tidak kekurangan kreativitas. Tapi yang kurang adalah dukungan terhadap orang-orang kreatif untuk terus berkarya," jelasnya.
• KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment