Jakarta | Kejahatan timbul bukan hanya karena ada niat tapi juga terbukanya kesempatan. Untuk itu, salah satu bentuk proteksi yang dapat kita lakukan adalah menjaga pintu rumah maupun kamar yang berisi barang berharga selalu terkunci.
Namun, bagi tunanetra hal ini tidak mudah dilakukan. Sebab, mereka kesulitan untuk menggunakan kunci konvensional. Beruntung mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Kharrik Ngibad Mukhlashin menemukan solusi dengan menghadirkan "Alat Bantu Tunanetra Berbasis Micro Controller."
Kharrik berhasil mengembangkan alat bantu tunanetra dalam bentuk kunci pintu untuk mempermudah mereka membuka maupun menutup pintu. Pada alat tersebut terdapat pengendali mikro atau micro controller yang akan mengeluarkan suara.
Menurut Kharrik, sebenarnya kunci pintu ini sama dengan kunci pintu yang menggunakan micro controller lain yang sudah berkembang di tengah masyarakat. “Kami memang sengaja membuat inovasi baru dengan kunci pintu ini, karena memang tujuannya untuk para tunanetra, sehingga perbedaannya adalah alat ini akan mengeluarkan suara “membuka dan menutup” yang menandakan pintu itu sudah terbuka atau tertutup,” tutur Kharrik, seperti disitat dari situs UMY, Selasa (15/1/2013).
Selain itu, lanjutnya, alat ini dikembangkan dengan Radio Frekuensi ID (RFID). “Jadi dalam alat ini hanya terdapat satu ID yang telah tersistem dan akan dihubungkan dengan reader dari alat tersebut. Kemudian akan menuju sistem mikro, sistem mikro inilah yang nanti akan membaca perintah dan akan menghasilkan suara membuka atau menutup,” paparnya.
Kharrik menjelaskan, penggunaan dari alat ini pun begitu mudah dan sangat praktis. Alat tersebut cukup dipasang di dalam pintu. Kemudian pengguna hanya perlu mendekatkan ID dengan jarak 4 cm di depan atau di belakang pintu.
"Setelah keluar suara “pintu terbuka” maka tandanya pintu tersebut tidak terkunci. Sebaliknya jika keluar suara “pintu tertutup” otomatis pintu tersebut sudah terkunci,” urai Kharrik.
Selain itu, alat bantu tunanetra dalam bentuk kunci ini hanya akan cocok dengan satu ID yang telah disesmatisasi khusus dengan alat tersebut. “Kalau ID lain yang digunakan, maka sistem mikro dalam alat ini tidak akan dapat membaca perintah dan menghasilkan suara “pintu terbuka” atau “pintu tertutup”. Jadi alat ini bisa membantu pemilik rumah khususnya tunanetra dalam menjaga barang-barang berharga di dalam rumahnya,” imbuhnya.
Penelitian ini menghabiskan waktu sekira enam bulan dari penelitian awal. Mulai dari melakukan penelitian di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta sampai alat ini berhasil digunakan. "Memang butuh waktu yang lumayan lama karena kita juga harus mencoba kembali saat alat ini belum bekerja sesuai harapan,” jelasnya.
Dia berharap, alat inovasinya ini bisa dimanfaatkan oleh tunanetra seluruh Indonesia dan juga bisa disempurnakan lagi. “Inovasi alat bantu kunci pintu ini masih perlu disempurnakan lagi. Untuk bisa digunakan pada lima hingga enam pintu lain cukup dengan menggunakan satu ID yang telah tersistem,” kata Kharrik.(mrg)
• Okezone
0 comments:
Post a Comment