Masih menempati urutan tiga teratas di antara negara-negara yang paling optimis di dunia.
Jakarta � Lembaga survei Nielsen memaparkan, indeks kepercayaan konsumen di kuartal IV-2012 turun 2 poin menjadi 117 dibandingkan kuartal III-2012 sebesar 119 poin.
Meski turun, kepercayaan konsumen di Indonesia tetap stabil, bahkan masih tercatat paling optimistis di Asia Pasifik.
Demikian berdasarkan hasil temuan Global Consumer Confidence Index Nielsen yang dipaparkan di Jakarta, Rabu (6/2).
"Meski indeks kepercayaan konsumen Indonesia turun, tapi masih menempati urutan tiga teratas di antara negara-negara yang paling optimis di dunia. Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah, yakni dengan porsi kelas menengah terbesar ketiga di dunia, peluang perkembangan bisnis di Indonesia masih sangat besar," kata Managing Director Nielsen Catherine Eddy di Jakarta, Rabu (6/2).
Eddy mengatakan, empat dari lima (78 persen) konsumen online di Indonesia percaya keadaan keuangan mereka akan sangat baik dalam 12 bulan ke depan. Level kepercayaan ini menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik. Diikuti, konsumen di Filipina (77 persen), India (76 [persen), dan China (66 persen).
Di sisi lain, pandangan konsumen Indonesia atas prospek lapangan kerja terus menurun dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal II-2012, responden yang menyatakan prospek lapangan kerja akan membaik mencapai 71 persen lalu turun menjadi 70 persen pada kuartal III-2012, dan menjadi 64 persen pada kuartal IV-2012.
Dia menambahkan, dari survei tersebut, terjadi penurunan jumlah responden dari kuartal III-2012 ke kuartal IV-2012 terkait kondisi ekonomi Indonesia. Yakni, dari 55 persen menjadi 52 persen konsumen yang percaya ekonomi Indonesia mengalami resesi.
"Lingkungan politik dan ekonomi negara yang stabil memberikan kontribusi pada optismisme konsumen Indonesia. Meski, ekonomi global berada dalam ketidakpastian. Belanja konsumen akan tetap kuat karena mereka semakin makmur. Peluang terbuka sangat luas bagi penyedia jasa keuangan, produsen barang konsumsi dan jasa, serta perusahaan teknologi. Yang penting, produsen bisa mengenali kebutuhan konsumen," ujar Eddy.
Sementara itu, dia menambahkan, 74 persen konsumen cenderung memilih menabung dana cadangan. Angka itu, naik satu poin dibandingkan kuartal III-2012 dan 20 poin lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata di Asia Pasifik yang 58 persen.
Jakarta � Lembaga survei Nielsen memaparkan, indeks kepercayaan konsumen di kuartal IV-2012 turun 2 poin menjadi 117 dibandingkan kuartal III-2012 sebesar 119 poin.
Meski turun, kepercayaan konsumen di Indonesia tetap stabil, bahkan masih tercatat paling optimistis di Asia Pasifik.
Demikian berdasarkan hasil temuan Global Consumer Confidence Index Nielsen yang dipaparkan di Jakarta, Rabu (6/2).
"Meski indeks kepercayaan konsumen Indonesia turun, tapi masih menempati urutan tiga teratas di antara negara-negara yang paling optimis di dunia. Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah, yakni dengan porsi kelas menengah terbesar ketiga di dunia, peluang perkembangan bisnis di Indonesia masih sangat besar," kata Managing Director Nielsen Catherine Eddy di Jakarta, Rabu (6/2).
Eddy mengatakan, empat dari lima (78 persen) konsumen online di Indonesia percaya keadaan keuangan mereka akan sangat baik dalam 12 bulan ke depan. Level kepercayaan ini menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik. Diikuti, konsumen di Filipina (77 persen), India (76 [persen), dan China (66 persen).
Di sisi lain, pandangan konsumen Indonesia atas prospek lapangan kerja terus menurun dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal II-2012, responden yang menyatakan prospek lapangan kerja akan membaik mencapai 71 persen lalu turun menjadi 70 persen pada kuartal III-2012, dan menjadi 64 persen pada kuartal IV-2012.
Dia menambahkan, dari survei tersebut, terjadi penurunan jumlah responden dari kuartal III-2012 ke kuartal IV-2012 terkait kondisi ekonomi Indonesia. Yakni, dari 55 persen menjadi 52 persen konsumen yang percaya ekonomi Indonesia mengalami resesi.
"Lingkungan politik dan ekonomi negara yang stabil memberikan kontribusi pada optismisme konsumen Indonesia. Meski, ekonomi global berada dalam ketidakpastian. Belanja konsumen akan tetap kuat karena mereka semakin makmur. Peluang terbuka sangat luas bagi penyedia jasa keuangan, produsen barang konsumsi dan jasa, serta perusahaan teknologi. Yang penting, produsen bisa mengenali kebutuhan konsumen," ujar Eddy.
Sementara itu, dia menambahkan, 74 persen konsumen cenderung memilih menabung dana cadangan. Angka itu, naik satu poin dibandingkan kuartal III-2012 dan 20 poin lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata di Asia Pasifik yang 58 persen.
0 comments:
Post a Comment