SURABAYA � Mahasiswi Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Dewi Rahmawati merancang kalender edukasi yang dapat memotivasi pemilik kalender itu untuk menurunkan obesitas/kegemukan hingga 2-3 kilogram dalam tiga bulan.
"Ya, kalender meja yang saya sebut 'modul pocket activity' itu mendorong pemiliknya untuk tahu cara-cara mencegah obesitas dan selalu merancang agenda olahraga secara teratur," katanya di kampus setempat, Rabu.
Mahasiswi Farmasi Klinis itu menjelaskan kalender rancangannya itu memuat edukasi tentang upaya mengatasi obesitas melalui olahraga yang sederhana, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, dan mengurangi aktivitas tanpa gerak, seperti naik "lift".
Dalam kalender meja itu ada foto orang yang berolahraga jalan cepat dengan panduan tentang berapa lama dalam sehari sebaiknya jalan cepat itu. Tidak hanya itu, panduan itu juga memuat keuntungannya dan pentingnya olahraga itu dalam mencegah risiko obesitas.
"Tapi, saya tidak membuat jadwal olahraga dengan kalender itu, karena hal itu justru akan membebani, namun paling tidak kalender meja itu akan selalu mengingatkan pemiliknya, karena kalender itu ada di meja kerjanya," katanya.
Apalagi rekam jejak olahraga yang dilakukan dalam setiap bulan juga tercatat, karena kalender edukasi itu memuat daftar olahraga yang sudah dilakukan dalam setiap bulan itu, sehingga pemilik kalender itu dalam melakukan evaluasi sendiri.
"Saya juga melakukan penyuluhan kepada 23 karyawan Ubaya dalam ruang kelas untuk memberi motivasi, lalu mereka memakai kalender itu. Hasilnya, 23 karyawan itu ada tiga orang yang rajin menulis kegiatan olahraganya. Itu evaluasi saya dalam tiga bulan," katanya.
Namun, katanya, mayoritas responden mengaku dirinya terpacu untuk berolahraga dengan adanya motivasi dalam kalender itu. "Hanya 2-3 orang yang perilakunya tidak berubah atau tidak mau berolahraga setelah diberi motivasi dan kalender edukasi itu," katanya.
Ditanya perubahan yang diperoleh respondennya, ia mengatakan responden yang diamati mengalami perubahan perilaku. "Otomatis, risiko obesitas juga menurun, karena tekanan darah mereka menurun, bahkan berat badannya juga menurun 2-3 kilogram dalam tiga bulan," katanya.
Mengenai alasan penggunaan kalender sebagai modul pilihan dalam edukasi itu, ia mengatakan kalender itu merupakan media yang menarik, selalu terlihat dalam setiap hari, dan dapat menjadi catatan harian yang mampu mempengaruhi.
"Saya hanya memprovokasi bahwa teknologi internet dan makanan siap saja bila tidak diimbangi dengan olahraga atau gaya hidup yang benar tentu akan memunculkan risiko obesitas dan akhirnya timbul stroke, penyakit jantung, diabetes, kolesterol, dan sejenisnya," katanya
"Ya, kalender meja yang saya sebut 'modul pocket activity' itu mendorong pemiliknya untuk tahu cara-cara mencegah obesitas dan selalu merancang agenda olahraga secara teratur," katanya di kampus setempat, Rabu.
Mahasiswi Farmasi Klinis itu menjelaskan kalender rancangannya itu memuat edukasi tentang upaya mengatasi obesitas melalui olahraga yang sederhana, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, dan mengurangi aktivitas tanpa gerak, seperti naik "lift".
Dalam kalender meja itu ada foto orang yang berolahraga jalan cepat dengan panduan tentang berapa lama dalam sehari sebaiknya jalan cepat itu. Tidak hanya itu, panduan itu juga memuat keuntungannya dan pentingnya olahraga itu dalam mencegah risiko obesitas.
"Tapi, saya tidak membuat jadwal olahraga dengan kalender itu, karena hal itu justru akan membebani, namun paling tidak kalender meja itu akan selalu mengingatkan pemiliknya, karena kalender itu ada di meja kerjanya," katanya.
Apalagi rekam jejak olahraga yang dilakukan dalam setiap bulan juga tercatat, karena kalender edukasi itu memuat daftar olahraga yang sudah dilakukan dalam setiap bulan itu, sehingga pemilik kalender itu dalam melakukan evaluasi sendiri.
"Saya juga melakukan penyuluhan kepada 23 karyawan Ubaya dalam ruang kelas untuk memberi motivasi, lalu mereka memakai kalender itu. Hasilnya, 23 karyawan itu ada tiga orang yang rajin menulis kegiatan olahraganya. Itu evaluasi saya dalam tiga bulan," katanya.
Namun, katanya, mayoritas responden mengaku dirinya terpacu untuk berolahraga dengan adanya motivasi dalam kalender itu. "Hanya 2-3 orang yang perilakunya tidak berubah atau tidak mau berolahraga setelah diberi motivasi dan kalender edukasi itu," katanya.
Ditanya perubahan yang diperoleh respondennya, ia mengatakan responden yang diamati mengalami perubahan perilaku. "Otomatis, risiko obesitas juga menurun, karena tekanan darah mereka menurun, bahkan berat badannya juga menurun 2-3 kilogram dalam tiga bulan," katanya.
Mengenai alasan penggunaan kalender sebagai modul pilihan dalam edukasi itu, ia mengatakan kalender itu merupakan media yang menarik, selalu terlihat dalam setiap hari, dan dapat menjadi catatan harian yang mampu mempengaruhi.
"Saya hanya memprovokasi bahwa teknologi internet dan makanan siap saja bila tidak diimbangi dengan olahraga atau gaya hidup yang benar tentu akan memunculkan risiko obesitas dan akhirnya timbul stroke, penyakit jantung, diabetes, kolesterol, dan sejenisnya," katanya
0 comments:
Post a Comment