Indonesia berpotensi menjadi bagian dari sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2025, karena memiliki modal sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) besar.
"Peluang kita besar, dari studi McKinsey dan potensi-potensi yang ada menunjukkan bahwa Indonesia pada 2025 berpeluang jadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia," katanya dalam Rakornas DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Denpasar, Bali, Sabtu.
Hatta mengatakan bahwa Indonesia mempunyai modal SDA dan SDM besar yang harus diolah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Kuncinya, berhentilah menjual bahan mentah," katanya seperti dikutip Antara.
Menko Perekonomian juga mengatakan potensi menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia itu beralasan karena pendapatan per kapita Indonesia saat ini sudah mencapai US$ 3.800 dan Indonesia menduduki peringkat 17 dalam daftar negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Di samping itu, lanjut Hatta, pada tahun 2025 mendatang diperkirakan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia akan mencapai 135 juta jiwa dengan pendapatan per kapita tinggi dan tingkat konsumsi US$ 1,8 triliun.(*/gor)
"Peluang kita besar, dari studi McKinsey dan potensi-potensi yang ada menunjukkan bahwa Indonesia pada 2025 berpeluang jadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia," katanya dalam Rakornas DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Denpasar, Bali, Sabtu.
Hatta mengatakan bahwa Indonesia mempunyai modal SDA dan SDM besar yang harus diolah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Kuncinya, berhentilah menjual bahan mentah," katanya seperti dikutip Antara.
Menko Perekonomian juga mengatakan potensi menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia itu beralasan karena pendapatan per kapita Indonesia saat ini sudah mencapai US$ 3.800 dan Indonesia menduduki peringkat 17 dalam daftar negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Di samping itu, lanjut Hatta, pada tahun 2025 mendatang diperkirakan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia akan mencapai 135 juta jiwa dengan pendapatan per kapita tinggi dan tingkat konsumsi US$ 1,8 triliun.(*/gor)
0 comments:
Post a Comment