Raksasa teknologi Korea Selatan Samsung mengeluhkan peraturan yang membatasi impor telepon seluler hanya melalui beberapa pelabuhan tertentu. Keluhan itu disampaikan pada Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan pemerintah akan mencari solusi asalkan pihak Samsung mau membangun pabrik perakitan ponsel di Tanah Air. Selama beroperasi di Indonesia, Samsung baru membangun pabrik perakitan televisi di daerah Jababeka.
"Saya bilang kepada mereka coba tunjukkan sikap, bantu anak muda, lakukan alih teknologi, jangan berdagang saja, kalau ada roadmap menuju ke situ (pabrik perakitan), tentu akan kita pertimbangkan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (1/3).
Gita melanjutkan perwakilan Samsung yang menemui keduanya mengaku permintaan pemerintah sulit dipenuhi karena mereka terlanjur berinvestasi pabrik di Vietnam. Mendag menilai alasan itu kurang kuat, karena permintaan ponsel di Indonesia sangat besar.
Terbukti untuk memenuhi kebutuhan ponsel Tanah Air, tahun lalu Samsung menghabiskan USD 1,2 miliar untuk mendatangkan ponsel-ponsel mereka yang terbaru. "Saya bilang Indonesia ini bisa untuk Asia Tenggara dan beyond, saya lihat Indonesia pertumbuhannya double digit terus, ini akan menjadi pasar yang besar," tuturnya.
Seperti diketahui, kunjungan Samsung ke dua kementerian teknis tiga hari lalu untuk mengeluhkan Peraturan Menteri Perdagangan (permendag) nomor 82 dan 83 tahun 2012. Dulu produsen ponsel-ponsel android kelas wahid ini mendapat kemudahan memasukkan ponsel ke Indonesia lewat jalur importasi prioritas bea cukai. Beleid anyar sektor perdagangan yang membatasi masuknya ponsel asing ini lantas menghilangkan hak istimewa raksasa Korsel itu.
Sebelumnya, Menperin M.S Hidayat mewanti-wanti agar Samsung tidak terlalu lama memikirkan pola investasi di Indonesia. Sebab, salah satu pemain besar dunia berencana pula membangun pabrik perakitan di Tanah Air.
"Saya sudah bilang, kalau you tahun ini enggak masuk, tahun depan sudah ada investor besar yang akan menjadi kompetitor anda," kata Hidayat.(mdk/arr)
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan pemerintah akan mencari solusi asalkan pihak Samsung mau membangun pabrik perakitan ponsel di Tanah Air. Selama beroperasi di Indonesia, Samsung baru membangun pabrik perakitan televisi di daerah Jababeka.
"Saya bilang kepada mereka coba tunjukkan sikap, bantu anak muda, lakukan alih teknologi, jangan berdagang saja, kalau ada roadmap menuju ke situ (pabrik perakitan), tentu akan kita pertimbangkan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (1/3).
Terbukti untuk memenuhi kebutuhan ponsel Tanah Air, tahun lalu Samsung menghabiskan USD 1,2 miliar untuk mendatangkan ponsel-ponsel mereka yang terbaru. "Saya bilang Indonesia ini bisa untuk Asia Tenggara dan beyond, saya lihat Indonesia pertumbuhannya double digit terus, ini akan menjadi pasar yang besar," tuturnya.
Seperti diketahui, kunjungan Samsung ke dua kementerian teknis tiga hari lalu untuk mengeluhkan Peraturan Menteri Perdagangan (permendag) nomor 82 dan 83 tahun 2012. Dulu produsen ponsel-ponsel android kelas wahid ini mendapat kemudahan memasukkan ponsel ke Indonesia lewat jalur importasi prioritas bea cukai. Beleid anyar sektor perdagangan yang membatasi masuknya ponsel asing ini lantas menghilangkan hak istimewa raksasa Korsel itu.
Sebelumnya, Menperin M.S Hidayat mewanti-wanti agar Samsung tidak terlalu lama memikirkan pola investasi di Indonesia. Sebab, salah satu pemain besar dunia berencana pula membangun pabrik perakitan di Tanah Air.
"Saya sudah bilang, kalau you tahun ini enggak masuk, tahun depan sudah ada investor besar yang akan menjadi kompetitor anda," kata Hidayat.(mdk/arr)
0 comments:
Post a Comment